Sabtu, 20 Oktober 2018

DETIK DETIK MENENTUKAN HABIBIE PRABOWO

*_DETIK DETIK YG MENENTUKAN ; dialog_ HABIBIE dg PRABOWO*

Semua Pelaku dan Saksi masih hidup hingga sekarang...., bisa dicrosscheck.

*Habibie :* Terjadi dialog antara saya dan Pangkostrad, dan sebagaimana biasanya jika kami bertemu, ia berbicara dalam bahasa Inggris.

*Prabowo :* "Ini suatu penghinaan bagi keluarga saya dan keluarga mertua saya Presiden Soeharto, Anda telah memecat saya sebagai Pangkostrad."

*Saya (Habibie) menjawab,* "Anda tidak dipecat tetapi jabatan Anda diganti."

*Prabowo :* "Mengapa?"

*Habibie :* “Saya menyampaikan bahwa saya mendapat laporan dari Pangab bahwa gerakan pasukan Kostrad menuju Jakarta, Kuningan dan Istana Merdeka.”

*Prabowo :* "Saya bermaksud mengamankan presiden,"

*Habibie :* "Itu adalah tugas Pasukan Pengamanan Presiden yang bertanggungjawab langsung kepada Pangab dan bukan tugas Anda."

*Prabowo :* "Presiden apa Anda? Anda naif!" jawab Prabowo dengan nada marah.

*Habibie :* "Masa bodoh, saya Presiden dan harus membereskan keadaan bangsa dan negara yg sangat memprihatinkan," jawab Habibie.

*Prabowo :* "Atas nama ayah saya Prof. Soemitro Djojohadikusumo dan ayah mertua saya Presiden Soeharto, saya minta Anda memberikan saya tiga bulan untuk tetap menguasai pasukan Kostrad," mohon Prabowo.

Habibie jawab dengan nada tegas, "Tidak! Sampai matahari terbenam Anda sudah harus menyerahkan semua pasukan kepada Pangkostrad yang baru!"

"Berikan saya tiga minggu atau tiga hari saja untuk masih dapat menguasai pasukan saya!" Mohon Prabowo kpd Presiden Habibie.

Habibie langsung menjawab, *"Tidak! Sebelum matahari terbenam semua pasukan sudah harus diserahkan kepada Pangkostrad yang baru! Saya bersedia mengangkat Anda menjadi duta besar di mana saja."*

"Yang saya kehendaki adalah pasukan saya," jawab Prabowo.

Habibie menegaskan : "Ini tidak mungkin, Prabowo!"

Sementara itu pintu terbuka dan Sintong Panjaitan masuk dan mengatakan, "Jenderal, Bapak Presiden tidak punya waktu banyak dan harap segera meninggalkan ruangan."

Habibie mengatakan, "Sebentar,"

Sintong Panjaitan meninggalkan ruangan. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Prabowo untuk meminta agar ia dapat berbicara melalui telepon dengan Pangab. Habibie tugaskan kepada salah satu ADC Presiden yang berada di ruangan untuk segera menghubungi Pangab.

Setelah menelpon ke Markas Besar ABRI, ADC Presiden menyampaikan bahwa Pangab tidak dapat dihubungi.

Untuk kedua kalinya pintu terbuka dan Sintong Panjaitan mempersilahkan Prabowo meninggalkan ruangan karena tamu Presiden yaitu Gubernur BI sudah tiba dgn staf, bersama Menko Ekuin Ginandjar Kartasasmita.
_______________

Sumber :
_[Bacharuddin Jusuf Habibie, "Detik-Detik yang Menentukan: Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi, THC Mandiri, 2006]_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar