Senin, 03 Desember 2018

SEKOLAH KONGLOMERAT

Setelah Ikut Sekolah Konglomerat Anda Akan Bisa..


Berpikir, mengambil keputusan, dan memanage resiko seperti para konglomerat


Scale-up bisnis Anda 100x lipat dengan menggabungkan strategi

- Gerilya Modern,
- Viral Marketing,
- Growth Hacking, dan
- Digital Marketing


Menemukan "A-Class People" atau Orang terbaik untuk Bisnis Anda


Membangun tim Sales dan Customer Service sehebat yang dimiliki Unilever. Belajar langsung dengan studi kasus milik Unilever yang berhasil menjual 50 brand (menjiwai brand, bangga)


Mengelola keuangan dengan cara simpel dan menyenang menggunakan Digital Finance


Menentukan strategi bisnis model yang tepat sesuai dengan keadaan kebijakan ekonomi makro yang selama ini tidak terlihat oleh para pebisnis UKM


Di Sekolah Konglomerat Bootcamp, Anda secara detail dan teknis akan belajar tentang :

BRANDING
4 Strategi Cerdas bagaimana UKM sebagai “David” lokal menundukkan raksasa “Goliath” asing dilengkapi dengan 30 kasus merek-merek hebat asli Indonesia

SDM/TEAM
Framework “A-Class Talent System for UKM”. Langkah-langkah UKM merekrut dan membina tim kelas A yang loyal dan 100% agresif berjuang membesarkan bisns Anda

STRATEGI
Menerapkan “Pokok-pokok Gerilya” karya Jendral Besar Dr. A.H. Nasution yang jadi rujukan militer dunia ke dalam bisnis Anda, bergerak menuju kemenangan.

MARKETING
Low Cost, High Impact Marketing Strategies. Bagaimana meledakkan penjualan dengan cara yang murah tapi ultra-efektif. Kombinasi Viral Marketing, Growth Hacking, dan Digital Marketing. Tingkatkan performa sales bisnis Anda

MAKRO EKONOMI
Cara mudah UKM memahami ekonomi makro hingga mampu memilih strategi dan model bisnis yang tepat. Memahami makro ekonomi dunia, memahami makro ekonomi negara dan kebijakan pemerintah sangat penting bagi UKM dan U corp.
Gagalnya bisnis menengah dan kecil karena tergerus kebijakan makro yang tidak terlihat para pengusaha. Anda seperti Nabi Nuh yang tahu “banjir” akan datang saat kompetitor Anda hanya bisa tertawa (terutama di tahun politik 2019)… lalu tewas tenggelam.

FINANCE
Advanced Finance Strategies for UKM. UKM dianggap lemah di finance. Di SKBC, Finance terlihat menyenangkan dan justru jadi bagian penting agar bisa segera scale up.
Dan, di Sekolah Konglomerat ini Bapak Mardigu mengajak 2 rekan bisnisnya untuk berbagi ilmu :

Para Pengajar adalah pribadi-pribadi yang memahami persoalan dan memiliki metode yang teruji di bisnis skala multinasional


Pertama: Andi Kartiko - Pakar Digital Finance




Beliau adalah ahli dan master di dunia Fintech. Senior Country Manager di Western Union dan Vice president dari Telkomsel Cash, fintech terbesar se Indonesia. Digital payment terbesar se Indonesia.
Bapak Andi Kartiko akan memberi Anda:
– Cara untuk bagaimana UKM memanfaatkan digital banking, digital funding dan digital investasi untuk mengalahkan the Giant (Bisnis Raksasa)

Kedua : James Gwee - Service & Sales Expert




Salah satu tantangan terbesar dalam penjualan adalah meyakinkan pelanggan yang belum siap untuk melakukan pembelian.
Mungkin mereka sedang mempertimbangkan tawaran pesaing atau mengalami masalah internal yang menunda pengambilan keputusan mereka.
Apapun kasus untuk keraguan mereka, tujuan Anda adalah untuk meyakinkan calon pelanggan ini hingga akhirnya membeli dari Anda.
Untuk menyelesaikan tugas yang sulit ini, Anda harus cerdas memilih cara Anda dalam follow-up calon pelanggan.
Temukan jawaban selengkapnya, bagaimana mendapatkan cara dan teknik praktis untuk menutup transaksi penjualan dalam waktu yang singkat, agar mendapatkan penjualan yang lebih banyak dari seorang James Gwee

Telah Diliput Oleh Media Nasional




https://marketing.co.id/inilah-6-pebisnis-yang-akan-mengajar-di-sekolah-konglomerat/




http://www.beritasatu.com/nasional/523711-sekolah-konglomerat-bantu-tingkatkan-daya-saing-umkm.html




https://ekbis.sindonews.com/read/1356698/34/sekolah-konglomerat-bisa-jadi-jalan-umkm-capai-kesuksesan-1542872503




https://www.liputan6.com/citizen6/read/3722031/tips-sukses-jadi-konglomerat-versi-mardigu-wowiek




http://m.bisnis.com/industri/read/20181122/87/862280/sekolah-konglomerat-sasar-pelaku-umkm




http://www.tribunnews.com/bisnis/2018/11/23/enam-pebisnis-yang-akan-mengajar-di-sekolah-konglomerat


Detail Acara Sekolah Konglomerat Bootcamp:




Diselenggarakan tanggal 7 - 9 Desember 2018


Di Mercure Convention Centre Ancol, Jakarta


Jadwal Materi Sekolah Konglomerat:


Jumat


7 Desember 2018


Marketing Trend 2019


Manajemen Sistem UKM


Sales & Service Excellent for UKM


Sabtu


8 Desember 2018


Digital Finance for UKM


Minggu


9 Desember 2018


Geo Ekonomi



Apa Saja Materi Sekolah Konglomerat?

Jumat


7 Desember 2018


Marketing Trend 2019


Manajemen Sistem UKM


Sales & Service Excellent for UKM


Sabtu


8 Desember 2018


Digital Finance for UKM


Minggu


9 Desember 2018


Geo Ekonomi


Jumat, 30 November 2018

PIALA BERGILIR BISNIS KULINER

PIALA BERGILIR BISNIS KULINER
Yuyun Anwar, praktisi kuliner dan olahan pangan

UKM berbisnis kuliner dengan level entry barrier rendah. Era 4.1 ditandai dengan kreatifitas yg luar biasa. Kreatif membuat model bisnis, lalu di besar kan dengan traffic, setelah itu disajikan makanannya. Yang memiliki kemampuan mendatangkan massa dengan menggunakan tehnologi IT, tentu saja akan menjadi pemenangnya.

Duplikasi lebih cepat karena value bisnis bisa dijadikan modal. Tidak perlu mengundang bank dengan aturan njelimetnya atau masuk bursa saham dengan rigid standar nya. Kerja sama, bagi hasil, kemitraan, crowd funding, ala ala franchise dan seterusnya tetiba jadi begitu populer di kalangan mereka.

Berlari cepat, meniup balon, bergantung di gelembung udara bisnis yg disebut traffic atau ramai alias byk penggemar, menjadi kan bisnis kuliner mereka ibarat jamur. Tumbuh dengan cepat dan membesar. Taraaa, muncul lah jawara pebisnis kuliner dengan piala berderet di tangan nya. Semua seolah melihat this is best resto. Model bisnis nya layak di contoh. Latah semua ikutan. Dengan claim kekinian, milenial atau leasure experience yg kebanyakan not talking about food. Bahkan ada yg bilang, makanan cuma media, yg penting model bisnis dan traffic nya.

PIALA BERGILIR, Fenomena yg sama hampir mirip dengan bisnis exportir yg tukang jahit yg tdk punya brand. Hanya tukang jahit. Buyer akan meninggalkan saat bertemu yg lebih efisien. Tidak ada loyalist.
Bedanya, di bisnis kuliner, konsumen akan pelan pelan meninggalkan jika tidak menemukan makanan yg dicari. Lidah dan traffic dua hal yg berbeda, traffic bisa ditiup kapan pun, lidah tidak bisa bohong.

Traffic bisa didatangkan dalam semenit, sementara konsistensi kwalitas makanan tidak bisa disulap dalam semenit. Membentuk team work yg peduli food quality butuh waktu, tidak secepat meniup balon traffic.

Kita akan melihat piala itu BERGILIR dari satu pemain ke pemain lainnya jika tidak mampu menjaga lidah konsumen.
Bikin model bisnis yang unik agar mudah mendatangkan konsumen, sajikan good kwalitas food yg di janji kan, pelan dan pasti tumbuhnya, maka piala tetap di tangan, meski butuh waktu lama.
Jangan terburu meniup balon gede karena napsu.

Rabu, 28 November 2018

PWMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MANUSIA INDONESIA

Peter Gontha di FB:

Seperti yang saya janjikan ini tulisan saya mengenai apa yang saya tangkap dari pembicaraan saya dengan pak Luhut Binsar Panjaitan, Menko Maritim.

Petang lalu (27/11/2018) saya berkesempatan berbincang dengan LBP, panggilan akrab Menteri Koordinator Maritim Luhut Binsar Panjaitan. Perbicangan yang berlangsung dalam perjalanan singkat dari kantornya menuju stasiun TvOne untuk sebuah acara talkshow. Namun perbincangan itu begitu menggetarkan nurani saya, sehingga perlu saya sampaikan segera kepada Anda semua.

Presiden Jokowi segera menerapkan “Shifting Strategy”, menggunakan terminologi pakar manajemen tersohor Rhenald Kasali,   pergeseran kebijakan pembangunan Indonesia.

Perbincangan bermula ketika kami mengungkap ekspor Indonesia yang tak kunjung mendukung neraca perdagangan ke angka neraca pembayaran yang positip.

Ia pun mengakui industri pariwisata kita belum dapat memberi pendapatan devisa memadai. Padahal itu diperlukan untuk menutup neraca pembayaran yang makin membengkak.

Yang memprihatinkan, ekspor barang Indonesia kini tak dapat diandalkan, karena mayoritas barang ekspor Indonesia adalah hasil kekayaan alam seperti tembaga, minyak bumi dan gas alam, maupun hasil pertanian seperti kelapa sawit, karet, dan kopi harganya yaterus menurun di pasar internasional.

Alih-alih terus meningkatnya impor BBM, lifting (produksi) minyak mentah kita terus menurun. Pada waktu yang sama, kebutuhan bahan pangan seperti beras dan  gandum belum dapat dicukupi sepenuhnya dari dalam negeri alias masih harus diimpor dalam jumlah yang semakin menggila. Ditambah nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar AS cenderung menurun drastis. Lengkap sudah kesulitan yang dihadapi bangsa ini.

“Apa yang dilakukan Pemerintah mengatasi kesulitan berlipat-lipat ini?” saya bertanya.

LBP bercerita  bahwa  praktis produk Indonesia tidak mempunyai nilai yang dapat diandalkan dan diharapkan konsumen pasar dunia. Bagaimana Indonesia dapat bersaing dengan barang dari Cina, Korea, dan Jepang, kalau yang diekspor hanya produk seperti INDOMIE, TOLAK ANGIN atau bahkan KOPIKO? Mengapa barang produksi Indonesia tidak mempunyai muatan teknologi sama sekali di pasaran dunia?

Alih-alih kita mendapat bonus demografi malah yang didapat petaka demografi ! “ ujarnya.

Saya tanya lebih jauh. Mengapa?

“Karena SISTEM PENDIDIKAN kita selama dua generasi (2 X 25 tahun) itu MISKIN akan pendidikan SCIENCE dan TECHNOLOGY menghasilkan lebih banyak ahli di bidang ilmu sosial yang justru terus-menerus menabrak hukum kita.”

Terus saya tanya lagi; “siapa yang salah?”
“Semua yang tidak memperhatikan pembangunan Infrastruktur manusia Indonesia selama 50 tahun ini!” Jawab LBP geram.

Saya tertegun. Saya teringat kisah bagaimana bangsa Korea bisa maju seperti ini. Pada tahun 1969 orang Korea masih saling bertanya: “Apakah anda sudah makan nasi hari ini?” Namun pada tahun tersebut Presiden Park Chung Hee membuat ikrar bersama rakyatnya. Tekadnya bahwa segenap elemen bangsa Korea akan bekerja sekuat tenaga mendidik dan mempersiapkan generasi mendatang yang mampu memenangi perubahan jaman. Hasilnya?  Sekarang kita melihat bahwa IKRAR tersebut membuahkan hasil.

“Setelah pemerintah selama 4 tahun jor-jor-an membangun Infrastruktur fisik yang sangat diperlukan di negeri kita,” ucapan LBP mengalihkan ingatan saya,” pada tahun-tahun mendatang Presiden Joko Widodo, apa bila terpilih kembali, akan mengenjot pembangunan INFRASTRUKTUR  MANUSIA Indonesia.” Lebih lanjut dijelaskan LBP bahwa Presiden Jokowi bertekad mengirim sebanyak mungkin kaum muda Indonesia ke luar negeri untuk mengikuti pendidikan di bidang sains dan teknologi.

Presiden telah menginstruksikan menteri keuangan untuk mempersiapkan semua itu. Bukan mengirim ribuan atau puluhan ribu tapi ratusan ribu bahkan jutaan anak muda yang mau dikirim keluar negeri.

Yang menarik, Presiden Jokowi juga menghendaki agar mereka yang dikirim sekolah bukan hanya yang pintar-pintar tetapi juga yang kurang pintar. “Masa anak yang kurang pintar tidak boleh mendapat beasiswa, kapan pintarnya?” kata Presiden dengan kesal, seperti dituturkan LBP.

Masa kita cuman bisa bangun gedung, jembatan dan jalan, Bikin jalanan kereta api atau MRT saja harus dibangun orang asing. Teknologi farmasi dan kedokteran saja kita impor semua, Terus saya tanya siapa yang salah. LBP dengan geram menjawab: “Semua yang tidak memperhatikan pembangunan Infrastruktur manusia Indonesia selama 50 tahun ini!”

Pendek kata, ke depan penggunaan mayoritas anggaran negara akan dipindahkan dari pembangunan infrastruktur fisik kepada pembangunan infrastruktur manusia Indonesia yang berkualitas! Meski ini akan memakan waktu hingga 2 generasi, seperti Korea, kita tidak lagi dapat menunggu. Siapa pun Presiden RI untuk 50 tahun mendatang harus fokus membangun Infrastruktur Manusia Indonesia. Inilah Shifting Strategy yang akan mengantarkan bangsa Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan yang dicita-citakan para pendiri bangsanya.

Kita tidak mau mengumbar janji2 yang Tidak masuk akal tapi hanya yang rieel yang bisa dicapai kata LBP.

SEMOGA INFRASTUKTUR MANUSIA INDONESIA DAPAT DIBANGUN 50 TAHUN MENDATANG INI!!!

Meski saya, yang sudah usur, tidak akan mengalami nya! 😩😥.

KADIN INDONESIA: DUKUNG UMKM

https://asatunews.co.id/bamsoet-apresiasi-jokowi-yang-cabut-relaksasi-umkm/

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi ketegasan presiden yang langsung mencabut ketentuan relaksasi UMKM dari Paket Kebijakan Ekonomi XVI yang mengancam sektor UMKM.

“Kita patut memberikan acungan jempol kepada Presiden yang telah menunjukan keberpihakannya kepada sektor UMKM.” ujar Bamsoet saat penutupan Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia di Solo, Rabu (28/11/2018).

Bamsoet yang juga Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, menegaskan salah satu cara mendorong terciptanya pembangunan ekonomi yang berkeadilan adalah dengan memperkuat UMKM serta mendorong ekspor nasional dan mendorong pembangunan industri yang berdaya saing. Meningkatnya ekspor khususnya dari sektor UMKM akan menjadikan neraca perdagangan Indonesia surplus dan dalam waktu bersamaan akan memperkuat cadangan devisa negara.

Pemerintah harus bisa mendorong UMKM berorientasi ekspor dan menjadikan ekspor lebih atraktif, sehingga pelaku industri tertarik memasarkan produknya di luar negeri. Pemerintah bisa memberikan insentif yang menarik kepada para pelaku industri untuk meningkatkan ekspor,” ujar Bamsoet usai Presiden menyampaikan sambutannya kepada seluruh peserta Rapimnas Kadin yang mayoritas berasal dari UMKM.

Penutupan Rapimnas KADIN Indonesia ini dilakukan oleh Presiden Joko Widodo. Hadir pula antara lain Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Akbar Tandjung, Ketua Umum KADIN Indonesia Rosan P Roeslani, serta Ketua KADIN Indonesia Provinsi se-Indonesia.

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menuturkan, salah satu insentif yang bisa diberikan adalah insentif fiskal. Insentif ini berupa pemotongan atau penghilangan pajak untuk produk barang dan jasa yang diekspor.

“Sesuai rekomendasi Rapimnas KADIN Indonesia, diharapkan dengan pemberian insentif fiskal maka ekspor menjadi lebih menarik bagi para pelaku industri. Sehingga, memacu mereka menghasilkan produk unggulan agar bisa bersaing di pasar dunia,” kata Bamsoet.

Tak hanya itu, Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menambahkan, insentif berupa pemotongan bea masuk untuk produk yang sifatnya bahan baku, bahan penolong atau mesin-mesin untuk mendukung industri yang berorientasi ekspor perlu pula dilakukan. Insentif ini akan menarik minat pelaku industri yang awalnya berorientasi pasar dalam negeri menjadi pelaku industri yang berorientasi ekspor.

Masih tingginya bea masuk untuk barang-barang impor yang menjadi bahan baku dan bahan penolong industri, mengakibatkan biaya produksi dalam negeri meningkat. Ini membuat produk-produk yang berasal dari Indonesia menjadi lebih mahal dan sukar bersaing dengan produk negara lain,” urai Bamsoet.

Lebih lanjut politisi Partai Golkar ini berharap, pemerintah dan KADIN Indonesia juga mampu mendorong UMKM agar dapat bersaing di pasar global. Karenanya, para pelaku UMKM dan industri kreatif di daerah perlu didorong untuk lebih memanfaatkan kemajuan teknologi melalui e-commerce.

“Pemerintah perlu mendorong perusahaan-perusahaan telekomunikasi untuk membangun infrastruktur e-commerce di daerah. Untuk mempercepat program digitalisasi daerah tersebut, pemerintah bisa melibatkan KADIN Indonesia sehingga tercipta sistem e-commerce yang baik dan murah,” urai Bamsoet.

Langkah lain yang perlu dilakukan, lanjut mantan Ketua Komisi III DPR RI ini, pemerintah diminta mengambil kebijakan afirmatif dalam rangka memecahkan masalah kurangnya akses UMKM terhadap pasar keuangan, teknologi dan inovasi serta sumber daya manusia yang berkompeten. Pemerintah diharapkan dapat mendorong lembaga keuangan, baik bank maupun non bank, untuk membuka dan memberi akses keuangan kepada UMKM.

“Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan juga perlu didukung dengan kualitas dan kompetensi SDM kompeten dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh dunia industri.

Dalam hubungan ini, pemerintah bersama KADIN Indonesia dapat mengembangkan program-program pendidikan dan pelatihan VOKASIONAL untuk menciptakan tenaga kerja yang dibutuhkan dunia industri,” papar Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI yang juga Ketua Umum ARDIN Indonesia ini menegaskan DPR RI mendukung penuh langkah Presiden Jokowi mengenai 16 Paket Kebijakan Ekonomi guna meningkatkan upaya reformasi struktural, daya saing perekonomian serta menarik investasi dalam dan luar negeri. Sejak diluncurkan pada bulan September 2015 lalu, hasil dari 16 Paket Kebijakan Ekonomi tersebut dirasa cukup signifikan.

Data dari World Economic Forum menyebutkan daya saing Indonesia di level internasional pada tahun 2017, naik 5 peringkat dari peringkat 41 ke peringkat 36. ‘Easy of doing business’ di Indonesia juga mengalami peningkatan ke posisi 72 dari peringkat ke 91. Di tahun 2017, Indonesia mendapatkan peringkat layak investasi dari lembaga pemeringkat dunia Standard & Poor’s. Sebelumnya, Indonesia juga mendapat peringkat layak investasi dari dua lembaga pemeringkat dunia lainnya, Moody’s Investor dan Fitch Ratings.

“Capaian yang diraih pemerintahan Jokowi tersebut harus ditingkatkan lagi. DPR RI bersama pemerintah dan KADIN Indonesia akan terus berusaha meningkatkan ekspor dalam rangka menciptakan surplus neraca perdagangan yang berkesinambungan. Selain terus mendorong pembangunan industri yang berdaya saing, sehingga mampu mendukung peningkatan ekspor di pasar regional dan global,” pungkas Bamsoet. (*)

Minggu, 18 November 2018

PEMBANGUNAN INKLUSIF EKONOMI DIGITAL

*Presiden Tegaskan Pentingnya Bersikap Inklusif pada Era Digital dalam Forum ABAC*

Dalam pertemuan ABAC Dialog with Leaders dengan tema _Inclusion in the Age of Disruption: Charting a Common Future,_ Presiden Joko Widodo bersama Perdana Menteri Australia Scott Morrison, Perdana Menteri Vietnam Nguyễn Xuân Phúc, dan Utusan Khusus Cina Taipei Morris Chang membahas isu perdagangan, ekonomi global dan digital ekonomi.

Pertemuan yang dihelat di APEC Haus pada Sabtu, 17 November 2018 dihadiri pula oleh perwakilan ABAC dari keempat negara dan dimoderasi oleh Richard Cantor dari Amerika Serikat. Dari Indonesia hadir Ketua ABAC Indonesia Anindya Bakrie.

Dalam dialog tersebut, sebagaimana disampaikan Direktur Kerja Sama Intra Kawasan dan Antar Kawasan Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Andre Omer Siregar yang turut mendampingi Presiden Jokowi mengatakan bahwa Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa pembangunan ekonomi yang inklusif dengan menggunakan platform digital adalah prioritas Pemerintah Indonesia sejak tahun 2014 dan Indonesia diperkirakan menjadi ekonomi DIGITAL terbesar di Asia Tenggara tahun 2020.

Sebagai gambaran, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa di Indonesia pada tahun 2017 tercatat 132,7 juta pengguna internet dan 92 juta pengguna _smart phone_, sehingga pemerintah harus terus menyelesaikan pembangunan infrastruktur digital dengan penambahan serat optik Palapa Ring dan penataan spektrum frekuensi untuk menyediakan akses digital yang terjangkau bagi masyarakat.

Selain itu, Indonesia akan terus mengimplementasikan Peta Jalan Kebijakan E-Commerce untuk mendukung pengembangan e-commerce sebanyak 17 persen dan mencetak 1000 technopreneurs pada tahun 2020.

Lebih lanjut Presiden Jokowi menjelaskan bahwa Indonesia memberikan perhatian besar terhadap generasi muda untuk Revolusi 4.0 melalui pendidikan VOKASI, POLITEKNIK, dan BALAI LATIHAN KERJA. Oleh karena itu, pemerintah mendukung pemanfaatan teknologi di semua sektor misalnya Ruangguru di bidang pendidikan, atau GoJek di bidang transportasi. “Semua ini dilakukan untuk mendorong ekonomi yang inklusif,” kata Presiden Jokowi.

Untuk memastikan pembangunan yang inklusif di era digital, Presiden Jokowi mengingatkan agar ketimpangan digital harus diatasi melalui penyusunan peta jalan pengembangan _internet of things_, penyediaan _platform_ pemasaran digital bagi UMKM misalnya Tokopedia, Qlapa, serta pemanfaatan digital bagi daerah tertinggal melalui kerjasama dengan _marketplace_ dalam mengembangkan _platform e-commerce_ berbasis potensi daerah seperti pertanian dan perikanan, dan perbaikan kurikulum sekolah agar lebih siap menyambut era digital atau _digital-ready_.

“Di era digital ini, jangan sampai dilupakan aspek inklusifitas dimana manfaat pembangunan melibatkan dan dapat dinikmati semua orang. Dikhawatirkan bahwa mengabaikan inklusifitas dapat memperburuk kesenjangan. Dan kesenjangan akan menciptakan masalah sosial dan bahkan konflik,” ucap Presiden Jokowi.

Di akhir dialog tersebut, Presiden Jokowi secara tegas mengingatkan bahwa ketegangan antar negara besar dalam perdagangan dunia hanya akan merugikan masyarakat. “Dan ini pula yang juga dapat mendorong konflik sosial,” ujar Presiden Jokowi.

Port Moresby, 17 November 2018
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden

Bey Machmudin

Jumat, 16 November 2018

54 Bisnis Investasi Asing Boleh Masuk

https://www.viva.co.id/berita/bisnis/1095059-dni-direlaksasi-asing-boleh-masuk-di-54-bidang-usaha-ini

Jumat, 16 November 2018 | 20:03 WIB

DNI Direlaksasi, Asing Boleh Masuk di 54 Bidang Usaha Ini

VIVA – Pemerintah memutuskan untuk membuka 54 bidang usaha agar bisa berkembang dengan diberikan kebebasan 100 persen mendapat investasi asing. Kebijakan itu terkandung dalam pembaruan paket kebijakan ekonomi ke-16 yang merelaksasi aturan daftar negatif investasi atau DNI.

Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Edy Putra Irawady mengatakan, 54 bidang usaha tersebut dilepaskan dari daftar negatif investasi lantaran sudah empat tahun tidak mendapat ketertarikan untuk dikembangkan pelaku usaha domestik dalam konsep kemitraan.

"Yang dikeluarkan tidak ada permintaannya sejak 2016. Sudah empat tahun tidak ada yang minat," kata dia di Gedung Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat 16 November 2018.

Kebijakan ini nantinya akan dipayungi oleh aturan hukum baru berbentuk peraturan presiden, yang merevisi revisi Perpres No 44 Tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Daftar Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal. Revisi tersebut ditargetkan akan keluar pada pekan depan sejak diumumkan pada hari ini.
Dengan semakin banyaknya jenis bidang usaha yang dilepaskan dari daftar negatif investasi, Edy mengungkapkan, pemerintah berharap investasi dalam negeri akan semakin terdorong, sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.


"Sebenarnya kebijakan DNI itu sejalan dengan keinginan untuk meningkatkan investasi. Kalau ingin tingkatkan investasi mestinya yang dibatasi jumlahnya berkurang, daftar negatifnya itu berkurang supaya ada perluasan," katanya.
Adapun 54 bidang usaha yang dilepas dari daftar negatif investasi tersebut dimulai dari bidang usaha perdagangan eceran, warung internet, hingga industri rokok kretek, filter maupun rokok putih.
1. Industri pengupasan dan pembersihan umbi umbian
2. Industri percetakan kain
3. Industri kain rajut khususnya renda
4. Perdagangan eceran melalui pemesanan pos dan internet
5. Warung internet
6. Industri kayu gergajian dengan kapasitas produksi di atas 2.000 m3/tahun
7. Industri kayu veneer
8. Industri kayu lapis
9. Industri kayu laminated veneer lumber (LVL)
10. Industri kayu industri serpih kayu (wood chip)
11. Industri pelet kayu (wood pellet)
12. Pengusahaan pariwisata alam berupa pengusahaan sarana, kegiatan, dan jasa ekowisata di dalam kawasan hutan
13. Budidaya koral/karang hias
14. Jasa konstruksi migas: Platform
15. Jasa survei panas bumi
16. Jasa pemboran migas di laut
17. Jasa pemboran panas bumi
18. Jasa pengoperasian dan pemeliharaan panas bumi
19. Pembangkit listrik di atas 10 MW
20. Pemeriksaan dan pengujian instalasi tenaga listrik atau pemanfaatan tenaga listrik tegangan tinggi/ekstra tinggi
21. Industri rokok kretek
22. Industri rokok putih
23. Industri rokok lainnya
24. Industri bubur kertas pulp
25. Industri siklamat dan sakarin
26. Industri crumb rubber 
27. Jasa survei terhadap objek-objek pembiayaan atau pengawasan persediaan barang dan pergudangan
28. Jasa survei dengan atau tanpa merusak objek 
29. Jasa survei kuantitas
30. Jasa survei kualitas
31. Jasa survei pengawasan atas suatu proses kegiatan sesuai standar yang berlaku atau yang disepakati 
32. Jasa survei/jajak pendapat masyarakat dan penelitian pasar
33. Persewaan mesin konstruksi dan teknik sipil dan peralatannya
34. Persewaan mesin lainnya dan peralatannya yang tidak diklasifikasikan di tempat lain (pembangkit tenaga listrik, tekstil, pengolahan/pengerjaan logam/kayu, percetakan dan las listrik
35. Galeri seni
36. Gedung pertunjukan seni
37. Angkutan orang dengan moda darat tidak dalam trayek: angkutan pariwisata dan angkutan tujuan tertentu
38. Angkutan moda laut luar negeri untuk penumpang
39. Jasa sistem komunikasi data
40. Penyelenggaraan jaringan telekomunikasi tetap
41. Penyelenggaraan jaringan telekomunikasi bergerak
42. Penyelenggaraan jaringan telekomunikasi layanan konten (ringtone, sms premium, dsb)
43. Pusat layanan informasi dan jasa nilai tambah telepon lainnya
44. Jasa akses internet 
45. Jasa internet telepon untuk keperluan publik
46. Jasa interkoneki internet (NAP) dan jasa multimedia lainnya
47. Pelatihan kerja 
48. Industri farmasi obat jadi
49. Fasilitas pelayanan akupuntur
50. Pelayanan pest control atau fumigasi
51. Industri alat kesehatan: kelas B
52. Industri alat kesehatan: kelas C
53. Industri alat kesehatan: kelas D
54. Bank dan laboratorium jaringan dan sel
 

A Man Called Ahok by Ridwan Kamil

*Ridwal Kamil Gubernur Jawa Barat Bersama Istri Dan Anak2nya Nonton Film " A Man Called Ahok ".Inilah Pendapat Ridwal Kamil.*

Ketika anak dan istriku kuajak nonton bioskop A Man Called Ahok, istriku bergumam," Pa, yg nonton banyak orang Kristen kayaknya". Anakku menimpali," Banyak orang Cina juga Pa". Dgn santai kujawab," Ya wajar Ahok kan orang Cina dan juga beragama Kristen. Liat dibangku tengah dan belakang banyak juga yg pakai jilbab termasuk mama. Artinya banyak juga orang Islam yg nonton. Tp Papa yakin mereka datang ke Bioskop ini bukan krn Ahok orang Cina dan beragama Kristen, tp krn Ahok adalah tokoh bangsa yg sangat mencintai negerinya, sangat tegas dan berani melawan korupsi dan ketidakadilan. Beliau tokoh bangsa yg penuh inspirasi dan sangat dicintai pendukungnya"

Setelah nonton Bioskop, sambil menyeka air matanya, istriku berkata," Sangat dermawan ya Pa ayahnya Ahok, tetap menolong walau dlm keterbatasan, makanya sifat itu menurun pada anaknya".

Sambil mengusap air mataku, aku menjawab," Yang dia tolong itu mayoritas orang Islam di kampungnya. Makanya Ahok dan keluarganya sangat dihormati di kampungnya yg mayoritas beragama Islam. Ahok menjadi bupati non muslim di daerah yg 99% penduduknya muslim.
*Ini memberi pelajaran buat kita bahwa menilai orang jangan dilihat dari sukunya apa, agamanya apa dan perbedaan apapun, menilai orang lihatlah dari kebaikannya, kejujurannya dan rasa belas kasih pada orang lain."*

Anakku hanya mendengar perkataanku sambil tersenyum entah mengerti atau tidak. Dalam hati aku berkata," inilah tugas berat yg harus aku tanamkan kepadamu Nak, yaitu menanamkan jiwa toleransi dan menjauhkan dari rasa iri dengki pd orang yg berbeda dan lebih beruntung dari kita"

*Tugas maha besar generasi kita adalah mewariskan toleransi bukan kekerasan.*
(Ridwan Kamil /Gubernur Jawa Barat.)

Kamis, 15 November 2018

PROSPEK INDUSTRI KULINER INDONESIA

*Prospek Industri Kuliner di Indonesia Makin Moncer*

Industri berbasis kuliner di Indonesia diproyeksi semakin bagus tahun ini, ditopang oleh konsumsi masyarakat kelas menengah dan atas yang kian menguat.

Presiden Direktur Boga Group Kusnadi Rahardja mengatakan, perusahaannya menargetkan 15 pembukaan gerai pada 2018. Target tersebut sudah direalisasi dan ditetapkan target baru, yakni pembukaan 11 gerai tambahan. Pada awal 2018 Boga Group telah memiliki 154 unit gerai dan 13 merek. Beberapa di antaranya a.l. Bakerzin, Onokabe, Pepper Lunch, dan Kimakatsu.

Industri berbasis kuliner mendapat tekanan signifikan dari depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang mencapai lebih dari 7% sepanjang tahun berjalan. Pasalnya, hampir 25% bahan baku yang digunakan oleh industri berasal dari luar negeri, seperti daging sapi dan ikan salmon.

Pemain lain, Cita Rasa Prima (CRP) Group juga telah mencapai target pembukaan 200 gerai baru tahun ini. Sebagai informasi, CRP memiliki 9 merek bisnis kuliner, beberapa di antaranya Nasi Goreng Rempah, Warung Up Normal, dan Bakso Boedjangan.

Berdasarkan data Badan Ekonomi Kreatif, kontribusi ekonomi kreatif terhadap produk domestik bruto (PDB) selalu meningkat, yakni Rp 708,27 triliun pada 2013, Rp 784,87 triliun pada 2014, Rp 852,56 triliun pada 2016, dan Rp 922,59 triliun pada 2017.

Peningkatan tersebut didorong dari bisnis kuliner yang memberikan kontribusi sebesar 41,40% dengan penyerapan tenaga kerja 34% dari total penyerapan 16,91 juta pada tahun lalu.

Sumber: http://industri.bisnis.com/read/20180828/12/832411/prospek-industri-kuliner-di-indonesia-makin-moncer

Selasa, 13 November 2018

MILLENIALS KILL EVERYTHING

*How Millennials Kill Everything*

Judul tulisan ini adalah bakal judul buku yang kini idenya terus bergentanyangan di otak saya, yang membikin tiap malam saya kesulitan tidur. Mudah-mudah buku ini bisa keluar dalam 2-3 bulan ke depan. Kalau tidak, saya akan terus tersiksa insomnia hebat.

Coba googling dengan kata kunci “millennials kill”, maka Anda akan mendapati betapa milenial adalah “pembunuh berdarah dingin” yang membunuh apapun.

Di halaman pertama hasil pencarian Google saya menemui judul-judul menyeramkan seperti ini:
“RIP: Here Are 70 Things Millennials Have Killed”
“Things Millennials Are Killing in 2018”
“Millennials Kill Again. The Latest Victim? American Cheese”
“Millennials Are Killing the Beer Industry”
“How Millennials Will Kill 9 to 5 Job?”

Bahkan ada situs yang menulis:
“The Official Ranking of Everything Millennials Have Killed.”

Di dalamnya peringkat produk dan layanan yang paling cepat “dibunuh” oleh milenial. Ada dalam urutan peringkat itu produk-produk seperti: berlian di urutan 29; golf di urutan 23; department store di urutan 20; sabun batang di urutan 15; kartu kredit di urutan 10; dan bir di urutan 5.

Millennials Kill Everything New

Kenapa milenial bisa menjadi “pembunuh berdarah dingin” bagi begitu banyak produk dan layanan? Karena perilaku dan preferensi mereka berubah begitu drastis sehingga produk dan layanan tersebut menjadi tidak relevan lagi, alias punah ditelan zaman.

Contohnya golf. Tren dunia menunjukkan, sepuluh tahun terakhir viewership ajang-ajang turnamen golf bergengsi turun drastis setelah mencapai puncaknya di tahun 2015. Tahun lalu bahkan turun drastis 75%. Porsi kalangan milenial yang menekuni olahraga ini juga sangat kecil hanya 5%.

Olahraga elit ini memang digemari kalangan Baby Boomers dan Gen-X, namun tidak demikian halnya dengan milenial. Celakanya, semakin surut populasi Baby Boomers dan Gen-X, maka semakin tidak populer pula olahraga yang lahir sejak abad 15 ini. Dan bisa jadi suatu saat akan puhah.

Yang sudah kejadian sekarang adalah departement store. Tahun lalu kita menyaksikan departement store di seluruh dunia termasuk di Indonesia (Matahari, Ramayana, Lotus) pelan tapi pasti mulai berguguran.

Sumber penyebabnya adalah milenial yang bergeser perilaku dan preferensinya. Pertama karena mereka mulai berbelanja via online. Kedua, milenial kini tak lagi heboh berbelanja barang (goods), mereka mulai banyak mengonsumsi pengalaman (experience/leisure). Mereka ke mal bukan untuk berbelanja barang, tapi cuci mata, nongkrong dan dine-out mencari pengalaman penghilang stress.

Pasar properti beberapa tahun terakhir seperti diam di tempat. Alih-alih semua pelaku berharap ini hanya siklus “bullish-bearish” biasa yang nanti akan naik dengan sendirinya, saya curiga ini adalah kondisi “bearish berkelanjutan” sebagai dampak terbentuknya “new normal” perekonomian kita yang melesu dalam jangka panjang.

Mungkin biangnya bisa berasal dari pergeseran perilaku dan preferensi milenial. Beberapa kemungkinannya: Milenial mulai menunda nikah, menunda punya rumah, dan menunda punya anak. Belum lagi minimalist lifestyle yang kini banyak diadopsi milenial mendorong mereka memilih rumah ukuran mini.

Program KB yang sukses membuat late Baby Boomers dan Gen-X membentuk keluarga kecil dengan dua anak. Dengan jumlah anggota keluarga yang kecil, maka anak-anak mereka (milenial) cenderung menempati rumah orang tua dan sharing dengan sesama saudara. So, tak perlu beli rumah baru lagi. Ini yang menjadi biang kenapa market size properti cenderung mandek.

Tak hanya itu, tempat kerja pun nantinya pelan tapi pasti bisa “dibunuh” oleh milenial. Bagi Baby Boomers dan Gen-X bekerja rutin tiap hari masuk kantor dari jam 8 pagi sampai 5 sore (“8-to-5”) adalah sesuatu yang lumrah. Namun tak demikian halnya dengan milenial.

Milenial mulai menuntut fleksibilitas dalam bekerja. Bekerja di manapun dan kapanpun bisa asal kinerja yang dikehendaki tetap tercapai. Kini mereka mulai menuntut pola kerja: “remote working”, “flexible working schedule”, atau “flexi job”. Survei Deloitte menunjukkan, 92% milenial menempatkan fleksibilitas kerja sebagai prioritas utama.

Tren ke arah “freelancer”, “digital nomad” atau “gig economy” kini kian menguat. Kerja bisa berpindah-pindah: tiga bulan di Ubud, empat bulan di Raja Ampat, tiga bulan berikutnya lagi di Chiang May. Istilah kerennya: workcation (kerja sambil liburan).

Apa dampak dari millennial shifting tersebut terhadap kantor-kantor yang masih menerapkan working style ala Baby Boomers dan Gen-X? So pasti kantor-kantor jadul itu akan ditinggalkan angkatan kerja yang nantinya bakal didominasi milenial. Kantor itu akan punah dan melapuk.

Millennials will kill everything!!! So, hati-hati jangan sampai Anda sasarannya.

Minggu, 11 November 2018

TREND SHIFTING KONSUMSI

Membaca Trend konsumsi (Bisnis).*

Ketika Pendapatan per kapita di China tembus USD 5000 per tahun, sahabat saya yang juga pemimpin Venture Capital di China mengatakan bahwa akan terjadi perubahan gaya hidup orang china.

Ketika pendapatan dibawah USD 1000 , orang cenderung mengutamakan konsumsi makanan. Produksi pangan menjadi primadona. Makan tujuannya kenyang biar bisa kerja keras.

Ketika Pendapatan per kapita naik jadi USD 3000, orang sudah mulai memperhatikan penampilan pakaian. Kalau tadi beli baju baru dan aksesori pakaian setahun sekali berubah jadi sebulan sekali.

Dan ketika Pendapatan per kapita tembus USD 5000 per tahun, maka orang tidak lagi mikirkan pakain bermerek dan sesuai trend model. Yang di utamakan nyaman dipakai. Tidak lagi mikirkan makan asal kenyang tapi makan untuk sehat sambil menikmati waktu santai.

Apa yang terjadi di China juga terjadi di negara manapun. Karena trend gaya hidup sesuai dengan penghasilan. Kini terjadi di Indonesia.

Dimana bisnis retail yang menjual pakaian, mainan anak , eletronic sudah kehilangan daya beli. Itu bukan karena orang tidak ada uang untuk belanja. Tapi meningkatnya kelompok menengah di era Jokowi telah mengubah trend belanja. Orang hanya datang ke Mall dengan tujuan utama menikmati waktu santainya. Makan di Pujasera dulu terasa mewah walau berdesak ramai tapi kini orang lebih memilih restoran yang menawarkan kenyaman sambil bersantap. Harga, engga penting.

Apa yang terjadi ?
Orang tidak mau makan kenyang karena takut gemuk. Akibatnya konsumsi beras turun. Orang males beli baju bermerek karena di era sosial media, orang tidak harus ketemu tiap hari. Dengan fake show lewat sosmed orang sudah merasa seperti atis tenar. Dan lagi Mark Zuckerberg dan Priscilla Chan yang dikenal the best couple on the world selalu tampil sederhana, tapi kayanya ampun.

Sekarang anak usia 3 tahun sudah mahir gunakan smartphone untuk main game, akibatnya penjualan mainan anak anak juga turun. Orang juga sudah engga tertarik untuk beli kebutuhan hari hari datang ke Supermarket. Itu urusan ART, akibatnya buy by order tanpa ada kemampuan menjebak belanja lebih. Dengan adanya smartphone , udah pasti memangkas konsumsi tape recorder, video game, video, radio, kamera, dan buku serta majalah.

Lantas kemana uang berlebih dari adanya peningkatkan income masyarakat ?

uang itu lebih banyak mengalir ke sektor personal investasi seperti reksadana dan cicilan Property. Kalaupun ada uang sisa maka konsumsi untuk kebutuhan leisure time. Dulu orang suka datang ke dunia hiburan malam karena alasan prostitusi tapi kini orang lebih suka ke cafe berkelas sambil melakukan networking siapa tau mendapat kesempatan usaha baru. Bukan lagi orientasi dugem tapi touching friendship saling berdiskusi dalam satu visi dan minat. Makanya Orientasi berubah menjadi lebih kepada sikap terbuka dan modern yang gemar piknik didalam maupun luar negeri. Jangan kaget ditengah daya beli menurun malah Pariwisata menyumbang pendapatan nomor dua terbesar di Negeri ini, mengalahkan migas.

Bagaimana kita menyikapi ini ?

kalau anda tetap ingin berbisnis tradisional maka jangan tinggal dikota besar yang middle class nya terus tumbuh tapi pindah kedaerah lain yang middle class nya masih rendah.

Kalau anda ingin sukses mendapatkan potensi pasar dari tumbuhnya middle class di kota besar di Indonesia maka ciptakanlah “business model “ yang sesuai dengan trend konsumsi mereka.

Hanya itu. Pilihan ada pada anda. Ingat perubahan terjadi dengan sendirinya. Tidak ada gunanya mengeluh karena itu semakin mununjukan anda lemah dan mudah tersingkir.

Apalagi menyalahkan pemerintah dengan berkembangnya business digital/online.

Mari bersikap kritis & hidup cerdas and jangan main politik politikan.

Sabtu, 10 November 2018

INDUSTRI 4.0 INDONESIA JANGAN HANYA JARGON

MAJALAH TEMPO-OPINI
*GEGAP-GEMPITA REVOLUSI KEEMPAT*

Edisi : 11 November 2018

Mustahil negara kita mampu memanfaatkan revolusi industri gelombang keempat hanya dengan berbekal slogan.

Kita mesti MENYESUAIKAN cara berpikir dan bertindak untuk menangkap berbagai peluang kemajuan supercepat teknologi ini. Jika tidak, Indonesia akan makin kedodoran: hanya menanggung dampak buruk atau sekadar menjadi pemandu sorak perubahan zaman.

Revolusi industri gelombang keempat—juga disebut Industry 4.0—secara fundamental mengubah peradaban manusia.

Kemajuan teknologi ini memungkinkan OTOMATISASI di hampir semua bidang.

Penjualan produk dan jasa menjadi jauh lebih cepat dan efisien. Perkembangan ini setara dengan revolusi industri sebelumnya: penemuan mesin uap, penggunaan listrik untuk produksi massal, serta kekuatan elektronik dan teknologi informasi dalam otomatisasi proses produksi.

Perubahan besar itu berpotensi menaikkan pendapatan per kapita dunia, memperbaiki kualitas hidup, dan pada gilirannya memperpanjang harapan hidup manusia.

Sebagian besar hal itu ditopang meluasnya penyebaran gawai—terutama telepon pintar—ke berbagai belahan bumi. Dengan peranti ini, teknologi menyentuh ranah personal: menjelma menjadi
- SEKRETARIS pribadi,
- pengatur kesehatan,
- penasihat keuangan dan investasi,
- asisten pembeli makanan,
- serta banyak urusan lain.

Semua bisa dilakukan dalam satu gawai karena pelbagai data sudah tersimpan di dalam “awan” yang bisa diakses dari mana pun.

Di dunia industri, Internet of things juga mengubah total proses produksi.

- Penerimaan pesanan,
- pembuatan desain,
- perkiraan tren dan permintaan,
- pembuatan barang,
- pengemasan,
- pengiriman ke konsumen

bisa dilakukan robot. Kecerdasan buatan ini menjadi kunci efisiensi. Teorinya, harga berbagai produk menjadi jauh lebih murah. Konsumen pun diuntungkan.

Sayangnya, setiap revolusi menyimpan jebakan yang tak kalah dahsyat. Hasil riset McKinsey & Company memperkirakan 47 persen pekerjaan akan menghilang dalam seperempat abad ke depan. Robot dan kecerdasan buatan bahkan menyingkirkan pekerjaan 800 juta tenaga kerja di seluruh dunia pada 2030.

Berbagai profesi juga akan menghilang, digantikan oleh kegesitan mesin. Teknologi canggih ini juga bisa menyebabkan marginalisasi bagi sejumlah kelompok, memperbesar kesenjangan ekonomi, memunculkan risiko keamanan, dan merusak hubungan antarmanusia. Tanpa persiapan matang, efek negatif itu bisa sangat merusak optimisme Indonesia yang akan mendapat “bonus demografi”.
Perkembangan ini tentu saja memerlukan respons yang tepat dari berbagai pihak.

Sejauh ini, pemerintah baru mengeluarkan peta jalan yang dinamai Making Indonesia 4.0. Konsep ini menyebutkan lima sektor utama yang pada tahap awal akan menggunakan teknologi, yaitu
- MAKANAN MINUMAN OTOMATISASI
- tekstil dan pakaian,
- otomotif,
- kimia, dan
- elektronik.

Dalam cetak biru yang disusun Kementerian Perindustrian juga disebutkan sepuluh prioritas nasional, di antaranya
- desain ulang ZONA INDUSTRI,
- pembangunan INFRASTRUKTUR DIGITAL,
- peningkatan KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA ADVANCE TEKNOLOGI, dan
- insentif untuk investasi teknologi.

Cetak biru tersebut terkesan belum menunjukkan tingkat kegentingan menghadapi sisi negatif revolusi industri keempat. Apalagi industri Indonesia pun tertinggal dari sejumlah negara tetangga, terutama Vietnam. Kontribusi industri manufaktur terhadap produk domestik bruto Indonesia terus menurun dalam beberapa tahun terakhir: dari 26 persen pada 2001 menjadi 22 persen pada 2016.

Ekspor pun kembali mengandalkan komoditas.
:((

Sebagai jargon, Making Indonesia 4.0 memang gagah. Namun jauh lebih penting memulai pembenahan agar industri manufaktur kita segera membaik. Pemerintah mesti berfokus menyelesaikan masalah yang menyebabkan manufaktur tak berkembang. Tak salah kalau kita belajar dari Vietnam, yang pertumbuhan industri manufakturnya maju pesat. Pemerintah negara itu menciptakan berbagai INVESTASI berteknologi tinggi. Hasilnya, pertumbuhan sektor manufaktur memberikan kontribusi besar bagi perkembangan ekonomi negara itu.

Pemerintah sudah selayaknya melanjutkan perbaikan iklim investasi, yang telah dimulai pada September 2015, ketika Paket Kebijakan Ekonomi dikeluarkan. Upaya deregulasi, penegakan hukum, dan kepastian usaha demi mendorong daya saing industri nasional harus dijalankan dengan konsisten. Tak boleh ada lagi kontrak bisnis internasional yang diubah-ubah demi mengejar kepentingan politik jangka pendek.

Making Indonesia 4.0 tak boleh berhenti menjadi jargon—apalagi alat kampanye—agar kita tidak menjadi sekadar pemberi sorak perkembangan kilat teknologi.

Kamis, 08 November 2018

HASIL KONFERENSI EKONOMI KREATIF

https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-4292832/ini-hasil-konferensi-ekonomi-kreatif-dunia-pertama-di-bali


Kamis, 08 Nov 2018 12:56 WIB


Ini Hasil Konferensi Ekonomi Kreatif Dunia Pertama di Bali

Eduardo Simorangkir - detikFinance

Foto: Eduardo Simorangkir

Nusa Dua - Konferensi Ekonomi Kreatif Dunia atau World Conference on Creative Economy (WCCE) pertama telah selesai digelar di Bali pada Kamis (8/11/2018). Dari berbagai pertemuan tingkat menteri dan Friends of Creative Economy (FCC), telah dirumuskan 21 poin yang disepakati oleh para delegasi dari 36 negara.

Setidaknya ada empat faktor yang melandasi 21 poin tersebut.

Pertama, KOLABORASI dan kolektifitas dari forum Friend on Creative Economy.

Kedua, mendukung pembangunan EKOSISTEM ekonomi kreatif. 

Ketiga, EVENT PERAYAAN, PROMOSI, pemberdayaan pembangunan berkelanjutan, warisan Kebudayaan, dan keberagaman dan juga menangani pertemuan WCCE berikutnya.

Direncanakan 21 poin yang dirangkum dalam Bali Agenda for Creative Economy ini akan dibawa ke rapat Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun depan.

"Ini akan jadi guide ke depan dalam berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam pengembangan ekonomi kreatif dunia," kata Wakil Kepala Bekraf Ricky Pesik dalam konferensi pers di Nusa Dua, Bali, Kamis (8/11/2018).

Berikut 21 poin Bali Agenda for Creative Economy:

Mempromosikan komitmen politik internasional yang lebih kuat untuk mengatasi tantangan dan merebut peluang ekonomi kreatif.


Mempromosikan keterlibatan organisasi internasional yang relevan termasuk tetapi tidak terbatas pada PBB, WIPO, WTO, IDB, ASEAN serta organisasi internasional dan regional lainnya untuk mengatasi tantangan ekonomi kreatif.


Mendukung dan mengembangkan lingkungan yang mendukung dan memudahkan untuk mengakomodasi pertumbuhan pasar lokal dan internasional dan merek lokal di sektor kreatif.


Berkomitmen untuk memperkuat peran pemerintah, sektor swasta, media, masyarakat sipil, business council, dan akademisi dalam ekonomi kreatif.


Memperhatikan hasil Preparatoy Meeting pertama dan kedua World Conference on Creative Economy sebagaimana terlampir.


Menyambut inisiatif Indonesia untuk menetapkan, pada saat yang tepat, pusat virtual dan/atau fisik yang mempromosikan pertukaran, kolaborasi, dan kerja sama internasional dalam bidang Ekonomi Kreatif di Indonesia yang akan membantu kemajuan tujuan ekonomi kreatif di tingkat global dan pencapaian Sustainable Development Goals.


Melakukan berbagai kegiatan untuk memfasilitasi usaha dan proyek baru, seperti studi kelayakan, untuk mendorong kolaborasi start-up di tingkat nasional dan internasional.


Mempromosikan partisipasi penuh dari sektor swasta dalam semua aspek perencanaan dan implementasi ekonomi kreatif, dengan kesadaran bahwa kemitraan publik-swasta adalah unsur penting dalam mencapai nilai sosial dan manfaat penuh dari ekonomi kreatif.


Meningkatkan kolaborasi di antara berbagai pemangku kepentingan termasuk sektor swasta, pencipta, lembaga pemerintahan dan pendidikan, tidak hanya untuk manfaat ekonomi tetapi juga untuk meningkatkan ketahanan budaya dan membangun identitas nasional.


Melanjutkan promosi diskusi dan pertukaran di antara berbagai pemangku kepentingan di berbagai forum dan level, seperti dalam forum Friends of the Creative Economy, mendukung pengembangan ekosistem.


Membina perkembangan e-commerce dan kekayaan intelektual sebagai alat untuk mendorong pertumbuhan, untuk mengurangi kesenjangan digital dan menghasilkan solusi digital untuk negara berkembang dan kurang berkembang.


Mempromosikan peran perempuan dan pemuda dalam ekonomi kreatif dan partisipasi mereka dalam pengembangan, antara lain, UKM, start-up, dan industri hiburan, yang membantu meningkatkan kohesi sosial dan dampak sosial.


Mendukung peraturan yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan, aman dan terlindungi untuk ekonomi kreatif, terutama untuk menjamin inklusifitas ekonomi kreatif dan untuk mendukung UKM.


Mendukung lingkungan yang memudahkan yang mempromosikan inovasi, komersialisasi dan perlindungan kekayaan intelektual serta program untuk meningkatkan kesadaran publik dalam konteks ekonomi kreatif.


Mendorong regulasi di sektor kreatif untuk menyediakan data yang tanpa batas sekaligus menangani masalah privasi data. Regulasi tersebut juga harus mempertimbangkan kepentingan nasional tanpa mengabaikan kebutuhan untuk menstimulasi ekonomi kreatif.


Mendukung dan mengembangkan kebijakan untuk meningkatkan pendidikan dan pelatihan kejuruan, akses terhadap informasi, teknologi, pembiayaan, dan lingkungan yang memudahkan jalannya usaha dalam sektor UKM bidang ekonomi kreatif untuk menciptakan nilai tambah dalam produk dan layanan.


Mendukung Ekonomi Kreatif sebagai sarana penting untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) dan Agenda 2030.


Melakukan kegiatan untuk memperkuat akar budaya warga melalui keterlibatan dan kerja sama pemerintah dan organisasi internasional untuk menyediakan bantuan teknis dan pembangunan kapasitas.


Mempromosikan kreativitas sebagai 'mata uang baru', sekaligus mengakui pentingnya peran budaya bagi kreativitas seniman dalam mengembangkan ekonomi lokal dan pedesaan dan memanfaatkan warisan dan keragamannya yang kaya.


Memanfaatkan keberadaan ruang pasar global, termasuk munculnya pasar jejaring sosial, untuk mempromosikan pemasaran produk dan layanan kreatif.


Didorong oleh hasil WCCE Pertama, setuju untuk merencanakan dan mendukung pelaksanaan WCCE berikutnya pada tahun 2020 di Uni Emirat Arab.


Sabtu, 03 November 2018

FOUR GLOBAL FORCES Breaking All Trends

https://www.mckinsey.com/business-functions/strategy-and-corporate-finance/our-insights/the-four-global-forces-breaking-all-the-trends

The four global forces breaking all the trends


By Richard Dobbs, James Manyika, and Jonathan Woetzel


The world economy’s operating system is being rewritten. In this exclusive excerpt from the new book No Ordinary Disruption, its authors explain the trends reshaping the world and why leaders must adjust to a new reality.

In the Industrial Revolution of the late 18th and early 19th centuries, one new force changed everything. Today our world is undergoing an even more dramatic transition due to the confluence of four fundamental disruptive forces—any of which would rank among the greatest changes the global economy has ever seen. Compared with the Industrial Revolution, we estimate that this change is happening ten times faster and at 300 times the scale, or roughly 3,000 times the impact. Although we all know that these disruptions are happening, most of us fail to comprehend their full magnitude and the second- and third-order effects that will result. Much as waves can amplify one another, these trends are gaining strength, magnitude, and influence as they interact with, coincide with, and feed upon one another. Together, these four fundamental disruptive trends are producing monumental change.

1. Beyond Shanghai: The age of urbanization

The first trend is the shifting of the locus of economic activity and dynamism to emerging markets like China and to cities within those markets. These emerging markets are going through simultaneous industrial and urban revolutions, shifting the center of the world economy east and south at a speed never before witnessed. As recently as 2000, 95 percent of the Fortune Global 500—the world’s largest international companies including Airbus, IBM, Nestlé, Shell, and The Coca-Cola Company, to name a few—were headquartered in developed economies.

By 2025, when China will be home to more large companies than either the United States or Europe, we expect nearly half of the world’s large companies—defined as those with revenue of $1 billion or more—to be headquartered in emerging markets. “Over the years, people in our headquarters, in Frankfurt, started complaining to me, ‘We don’t see you much around here anymore,’” said Josef Ackermann, the former chief executive officer of Deutsche Bank. “Well, there was a reason why: growth has moved elsewhere—to Asia, Latin America, the Middle East.”

Perhaps equally important, the locus of economic activity is shifting within these markets. The global urban population has been rising by an average of 65 million people annually during the past three decades, the equivalent of adding seven Chicagos a year, every year.

Nearly half of global GDP growth between 2010 and 2025 will come from 440 cities in emerging markets—95 percent of them small- and medium-size cities that many Western executives may not even have heard of and couldn’t point to on a map.

Yes, Mumbai, Dubai, and Shanghai are familiar. But what about Hsinchu, in northern Taiwan? Brazil’s Santa Catarina state, halfway between São Paulo and the Uruguayan border? Or Tianjin, a city that lies around 120 kilometers southeast of Beijing? In 2010, we estimated that the GDP of Tianjin was around $130 billion, making it around the same size as Stockholm, the capital of Sweden. By 2025, we estimate that the GDP of Tianjin will be around $625 billion—approximately that of all of Sweden.

2. The tip of the iceberg: Accelerating technological change

The second disruptive force is the acceleration in the scope, scale, and economic impact of technology. Technology—from the printing press to the steam engine and the Internet—has always been a great force in overturning the status quo. The difference today is the sheer ubiquity of technology in our lives and the speed of change. It took more than 50 years after the telephone was invented until half of American homes had one. It took radio 38 years to attract 50 million listeners. But Facebook attracted 6 million users in its first year and that number multiplied 100 times over the next five years. China’s mobile text- and voice-messaging service WeChat has 300 million users, more than the entire adult population of the United States. Accelerated adoption invites accelerated innovation. In 2009, two years after the iPhone’s launch, developers had created around 150,000 applications. By 2014, that number had hit 1.2 million, and users had downloaded more than 75 billion total apps, more than ten for every person on the planet. As fast as innovation has multiplied and spread in recent years, it is poised to change and grow at an exponential speed beyond the power of human intuition to anticipate.
Processing power and connectivity are only part of the story. Their impact is multiplied by the concomitant data revolution, which places unprecedented amounts of information in the hands of consumers and businesses alike, and the proliferation of technology-enabled business models, from online retail platforms like Alibaba to car-hailing apps like Uber. Thanks to these mutually amplifying forces, more and more people will enjoy a golden age of gadgetry, of instant communication, and of apparently boundless information. Technology offers the promise of economic progress for billions in emerging economies at a speed that would have been unimaginable without the mobile Internet. Twenty years ago, less than 3 percent of the world’s population had a mobile phone; now two-thirds of the world’s population has one, and one-third of all humans are able to communicate on the Internet.2Technology allows businesses such as WhatsApp to start and gain scale with stunning speed while using little capital. Entrepreneurs and start-ups now frequently enjoy advantages over large, established businesses. The furious pace of technological adoption and innovation is shortening the life cycle of companies and forcing executives to make decisions and commit resources much more quickly.

3. Getting old isn’t what it used to be: Responding to the challenges of an aging world

The human population is getting older. Fertility is falling, and the world’s population is graying dramatically. While aging has been evident in developed economies for some time—Japan and Russia have seen their populations decline over the past few years—the demographic deficit is now spreading to China and soon will reach Latin America. For the first time in human history, aging could mean that the planet’s population will plateau in most of the world. Thirty years ago, only a small share of the global population lived in the few countries with fertility rates substantially below those needed to replace each generation—2.1 children per woman. But by 2013, about 60 percent of the world’s population lived in countries with fertility rates below the replacement rate. This is a sea change. The European Commission expects that by 2060, Germany’s population will shrink by one-fifth, and the number of people of working age will fall from 54 million in 2010 to 36 million in 2060, a level that is forecast to be less than France’s. China’s labor force peaked in 2012, due to income-driven demographic trends. In Thailand, the fertility rate has fallen from 5 in the 1970s to 1.4 today. A smaller workforce will place a greater onus on productivity for driving growth and may cause us to rethink the economy’s potential. Caring for large numbers of elderly people will put severe pressure on government finances.

Have you explored our latest insights on the nine global forces business leaders must be aware of today?

Read “The global forces inspiring a new narrative of progress” (April 2017)

4. Trade, people, finance, and data: Greater global connections

The final disruptive force is the degree to which the world is much more connected through trade and through movements in capital, people, and information (data and communication)—what we call “flows.” Trade and finance have long been part of the globalization story but, in recent decades, there’s been a significant shift. Instead of a series of lines connecting major trading hubs in Europe and North America, the global trading system has expanded into a complex, intricate, sprawling web. Asia is becoming the world’s largest trading region. “South–south” flows between emerging markets have doubled their share of global trade over the past decade. The volume of trade between China and Africa rose from $9 billion in 2000 to $211 billion in 2012. Global capital flows expanded 25 times between 1980 and 2007. More than one billion people crossed borders in 2009, over five times the number in 1980. These three types of connections all paused during the global recession of 2008 and have recovered only slowly since. But the links forged by technology have marched on uninterrupted and with increasing speed, ushering in a dynamic new phase of globalization, creating unmatched opportunities, and fomenting unexpected volatility.

Resetting intuition

These four disruptions gathered pace, grew in scale, and started collectively to have a material impact on the world economy around the turn of the 21st century. Today, they are disrupting long-established patterns in virtually every market and every sector of the world economy—indeed, in every aspect of our lives. Everywhere we look, they are causing trends to break down, to break up, or simply to break. The fact that all four are happening at the same time means that our world is changing radically from the one in which many of us grew up, prospered, and formed the intuitions that are so vital to our decision making.
This can play havoc with forecasts and pro forma plans that were made simply by extrapolating recent experience into the near and distant future. Many of the assumptions, tendencies, and habits that had long proved so reliable have suddenly lost much of their resonance. We’ve never had more data and advice at our fingertips—literally. The iPhone or the Samsung Galaxy contains far more information and processing power than the original supercomputer. Yet we work in a world in which even, perhaps especially, professional forecasters are routinely caught unawares. That’s partly because intuition still underpins much of our decision making.
Our intuition has been formed by a set of experiences and ideas about how things worked during a time when changes were incremental and somewhat predictable. Globalization benefited the well established and well connected, opening up new markets with relative ease. Labor markets functioned quite reliably. Resource prices fell. But that’s not how things are working now—and it’s not how they are likely to work in the future. If we look at the world through a rearview mirror and make decisions on the basis of the intuition built on our experience, we could well be wrong. In the new world, executives, policy makers, and individuals all need to scrutinize their intuitions from first principles and boldly reset them if necessary. This is especially true for organizations that have enjoyed great success.
While it is full of opportunities, this era is deeply unsettling. And there is a great deal of work to be done. We need to realize that much of what we think we know about how the world works is wrong; to get a handle on the disruptive forces transforming the global economy; to identify the long-standing trends that are breaking; to develop the courage and foresight to clear the intellectual decks and prepare to respond. These lessons apply as much to policy makers as to business executives, and the process of resetting your internal navigation system can’t begin soon enough.
There is an urgent imperative to adjust to these new realities. Yet, for all the ingenuity, inventiveness, and imagination of the human race, we tend to be slow to adapt to change. There is a powerful human tendency to want the future to look much like the recent past. On these shoals, huge corporate vessels have repeatedly foundered. Revisiting our assumptions about the world we live in—and doing nothing—will leave many of us highly vulnerable. Gaining a clear-eyed perspective on how to negotiate the changing landscape will help us prepare to succeed.
This article is an edited excerpt from No Ordinary Disruption: The Four Global Forces Breaking All the Trends, (Public Affairs, May 2015). To learn more about it and order copies, please visit AmazonBarnes & Noble, or other leading bookstores.

About the author(s)

Kamis, 25 Oktober 2018

COCO FIBER

https://produkkelapa.wordpress.com/tag/cocofiber/
Cara Menjual dan Memasarkan Produk Sabut Kelapa Cocofiber

JUNI 7, 20128 KOMENTAR

Dari Pertanyaan di Blog ataupun via Facebook, banyak teman bingung menjual potensi sabut kelapa, sy mau sdikit share ya, dalam rangkuman kultweet (Kuliah Twitter) @PakarKelapa #Cocofiber smoga manfaat 


Sejak lama, Indonesia dikenal sbg penghasil kelapa TERBESAR di Dunia


Produsen Terbesar kelapa, tetapi masih minim pemanfaatan produknya, Justru masih kalah dg negara spt Srilangka, apalagi produ


Olahan sabut kelapa dikenal dg #Cocofiber, adalah bahan material produk-produk canggi


#Cocofiber dikenal sejak lama sebagai bahan baku Jok pesawat, Jok mobil mewah teknologi Jerman


Lantas siapa yang menjadi pionir dalam industri #Cocofiber? Negara Miskin di Asia Selatan Srilangka justru pionirnya


Peluang pasar cocofiber yang sangat besar, skrng diambil alih oleh China, mereka produsen terbesar produk turunan tsb


Sementara Indonesia, baru sebatas suplayer bahan baku #Cocofiber untuk China


Industri olahan #Cocofiber Indonesia, sebenarnya sudah mulai ada, tetapi baru sebatas asal ada


Tercatat bbrapa produsen olahan #Cocofiber tanah air yg sudah brjalan ada di daerah Lido Jawa Barat & sbagian di daerah Kebumen Jateng


Namun sayang, produk mereka belum bisa competitif bersaing dg produk China. Kualitas dan pemasaran, masalah klasik pengusaha kita


Ada rekan bisnis yg cukup bagus produknya, sayang manajemennya belum bs menembus pasar yg lebih besar


Akhirnya, Kita masih rela dianggap sebagai Negara pengekspor Raw Material Saja


Cap Negara Pengekspor terbesar #Cocofiber masih lebih bagus, dibanding jika Cocofiber dibakar sebagai sampah saja


Fakta ironis memang, sebagai besar Sabut kelapa di Luar Jawa belum diolah sama sekali, #Cocofiber sekalipun


Banyak rekan luar jawa yg sudah berniat mengolah Sabut Kelapa spy tidak dibiarkan atau dibakar saja


Dan atau ada sebagian yg sudah tahu diolah jadi cocofiber, tetapi banyak tidak tahu cara pemasarannya


Kalaupun sudah tahu cara pemasarannya, sering terkendala persoalan infrastruktur akses produk keluar


Pasar #Cocofiber saat ini, sangat besar kebutuhannya, info dr beberapa rekan pengusaha, kebutuhan hampir lebih besar dr suplai


Peluang pasar Terbuka #Cocofiber ini sebenarnya peluang, sekaligus tantangan, khusus bagi kawan-kawan diluar Jawa


Bagi Luar Jawa, bahan baku cocofiber sama sekali bukan masalah, Justru melimpah


Sementara di Jawa, dg segala kemudahan infrastruktur untuk ekspor, sering kendala bahan baku jadi masalah


Tercatat daerah seperti Ciamis, Jogja, Kebumen, Banyuwangi atau daerah pantai selatan Jawa banyak Industr


Nah, Lalu bagaimana dg Luar Jawa…? saya kira dr uraian sy awal, masih ada beberapa peluang untuk memecahkan masalah pasa


Kalau untuk masalah pasar, diluar persoalan infrastruktur, skrng pasar relativ terbuka, Apalagi skrng Media Sosial sangat MUDAH membantu


Penggunaan media Internet untuk pemasaran #Cocofiber wajib dipakai untuk memperbesar pemanfaatan cocofiber


Jika media Internet sudah dikuasai, selanjutnya kesiapan infrastruktur yang harus diperhatikan


Saat ini, pelabuhan ekspor baru tersedia di beberapa tempat, belum merata. Mau Usaha #Cocofiber, Catat ini harus jadi Perhatia


Diluar Jawa, pelabuhan ekpor yang memadai baru di Belawan Medan, Panjang Lampung, dan di Bitung Manado


Sementara di Jawa, ada Pelabuhan Tj Priuk Jakarta, Tj Emas Semarang dan Tj Perak Surabaya


Bagi kawan-kawan dilaur Jawa, perhatikanlah apakah sebegitu dekatkah dg pelabuhan ekspor impor tsb…?


Kalau dekat atau relativ terjangkau khususnya biaya transportasinya, maka siap-siaplah menjadi pengusaha


Tetapi kalau jauh, maka perlu dihitung ulang, apakah ongkos kirim masih sesuai dg margin yg akan didapat


Contoh kasus, jika lokasi di NTB. Pelabuhan terdekat adalah Tanjung perak surabaya


NTB merupakan salah satu penghasil kelapa terbesar jg, namun pemanfaatan baru sebatas Kopra. Ini PELUANG….. 


Ambil daerah seperti lombok barat. Sumber kelapa, bahan sabut kelapa melimpah, blm ada persaingan usaha #Cocofiber. Peluaaaaang….


kemudian langkah selanjutnya adalah Lihat transportasinya…, info dr kawan katanya Fuso ke Surabaya, cuma 2,5jt ini PELUAAANG….


Kenapa…? karena di Jawa Saja, contoh Ciamis, kalau mau kirim ke Tanjung Priok ya harganya berkisar 2-3jt per Fuso…


Nah Ini saya maksud sebagai studi kasus untuk melihat bagaimana suatu daerah Cocok untuk usaha #Cocofiber atau tidak..


Rekan-rekan… kenapa sih usaha cocofiber menjanjikan… ? sya berikan ilustrasi sederhana yah…


Begini… harga jual cocofiber diangka Rp 2400 per kg, ongkos produksi di Jawa Rp 1600-1800 per kg, kondisi bahan baku beli


Berarti marginnya adalah minimal Rp 600 per kg, hebat bukan? pdahal sekali kirim per kontainer 18 ton,sekali kirim margin sampai 10jt an


satu kontainer 18 ton hanya perlu dicapai 10 hari saja lho…, biasanya proses produksi rata-rata 2 ton per hari


Sekarang kalau bahan baku gak beli, dg kondisi sama, margin kemungkinan tambah jg, ttp ingat ttp hitung ongkir ya.. 


Menggiurkan bukan…? Faktor inilah yang membuat Industri #Cocofiber seolah tertutup tp sebenarnya Pasar Terbuka…


Faktor biaya transportasi, kesediaan bahan baku menjadi hal utama dalam proses industri olahan sabut kelapa


Lalu apalagi yang menentukan berhasilnya industri olahan ini? jawabanya adalah mesin produksinya.


Mesin Produksi Cocofiber minimal terdiri dari mesin pengurai, penyaring dan press


Pembelian mesin yang relativ mahal, trkadang menjadi sandungan untuk masyarakat petani kelapa untuk mengolah peluang Industri


Pembelian mesin yang relativ mahal, trkadang menjadi sandungan untuk masyarakat petani kelapa untuk mengolah peluang Industri


Namun bagi pemilik modal, peluang ini adalah kesempatan emas untuk meraup untung dari bisnis sampah ini


 Seperti apa bentuk mesin cocofiber, silahkan bisa dibaca dilink ini ~> http://rumahmesin.com/mesin-produksi-kelapa/jual-mesin-sabut-kelapa/


Produk samping #Cocofiber ada serbuk sabutnya atau cocopeat, peluangnya bisa dibaca disini http://rumahmesin.com/artikel-proses/mencetak-cocopeat-blok-serbuk-sabut-kelapa-bernilai-ekspor/


Barangkali cukup sekian dulu saya mengupas bisnis #Cocifiber, terima kasih om @pakarseo atas Retweetnya  berkah melimpah

COCO PEAT

Pada satu bagian buah kelapa memiliki persentase sebagai berikut :

Proporsi berat basah

~Sabut kelapa 56%
~ Tempurung kelapa 17%
~ Daging buah kelapa 27%.

Sedangkan untuk proporsi berat kering:

~Sabut kelapa 42%
~ Tempurung kelapa 28%
~ Daging buah kelapa 30%

Cocopeat berasal dari sabut kelapa yang diolah menjadi serbuk, Cocopeat ini sudah melalui penyaringan, sehingga hanya serbuk halus saja yang tersisa. (gambar terlampir pd halaman terakhir)
Di dalam cocopeat juga terkandung unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman.
yaitu :
- kalsium (Ca).
- Magnesium (Mg).
- Kalium (K).
- Natrium (Na).
- Phosfor (P).

Manfaat Cocopeat :
- Dapat mengikat air, sehingga air dan nutrisi (pupuk tidak banyak terbuang).
- Menggemburkan tanah dengan pH netral dan ramah lingkungan ( > 10 tahun).
- Kadar garam rendah, bebas bakteri dan jamur.
- Menunjang pertumbuhan akar dengan cepat sehingga baik untuk pembibitan.
- Dapat mengurangi penyakit dalam tanah.
- Cocopeat dapat digunakan sebagai media pengganti tanah yang aman dan menyehatkan tanaman.

Rabu, 24 Oktober 2018

LIPPO THE SLICK AND DIRTY

Group Lippo
Oleh: John.

"Senin sampai Jumat bohongi orang
Sabtu Minggu bohongi TUHAN".

Prakata

Mochtar Riady, James Riady dan Lippo Group nya,
adalah nama yang saya sangat kagumi. Seorang pria
terhormat, murah hati, kaya raya dan penginjil yang
disegani.  

http://www.mediaoposisi.com/2017/07/the-lippo-way-sisi-gelap-lippo-grup.html?m=1

Saya ingat dulu, waktu dimana saya selalu mencoba
mendatangi dimana beliau memberikan ceramah. Saya
selalu penasaran akan rahasia sukses mereka. Saya
bertanya dan saya meneliti. 

Namun semua informasi yang saya peroleh tidak pernah memuaskan saya.
Ambilah contoh pepatah terkenal dari Mochtar :

Lie Yi Lian Dje. Lie berarti ramah, Yi memiliki karakter
yang baik, Lian adalah kejujuran, sedangkan Dje adalah
memiliki rasa malu. Bagus, tapi tidak cukup untuk
membantu saya jadi sukses.  
 Satu hal yang sedikit banyak ada manfaatnya adalah kata‐kata Mengejar dan menunggang kuda.Yang artinya adalah menumpang pada orang yang lebih sukses untuk mempercepat kesuksesan kita.

Contohnya adalah saat Mochtar memanfaatkan
kepercayaan om Liem (Liem Sioe Liong) untuk menjadi
kaya raya.

Tapi ini belum cukup. Sayapun terus berdoa agar
diberikan petunjuk, supaya bisa menjadi sukses seperti
Mochtar Riady. Seorang hamba Tuhan dan pengusaha
besar yang sangat sukses.

Mochtar Riyadi Pendiri Lippo Grup

Hingga akhirnya, doa saya itu terjawab. Terjawab melalui
cara yang sama sekali tidak saya duga.
Lippo berbisnis dengan keluarga saya. Tepatnya om
saya.  

Kami sangat exited mendengar kabar itu. Om juga tiap
hari membanggakannya pada kami. Saat akhirnya kami  
diundang oleh James untuk bertemu dengannya, betapa
girang hati kami.  

Helikopter, Rols Royce dan Bangunan yang megah
mempesona kami. Sesuai dengan gambaran kami
terhadap para Riady. Kami disambut hangat oleh James.
Dia orangnya ramah dan menyenangkan. Jadinya kami
mau saja diajak join bisnis.

Waktu berlalu dan kami kehilangan bisnis keluarga kami.
Bisnis yang dirintis susah payah oleh Opa. Semua diambil
Lippo tanpa kami sadari. Perlu waktu lama bagi kami
untuk menyadari kalau kami sudah dikerjai. Dikerjai
dengan sangat rapih tanpa melanggar hukum. CLEAR
AND CLEAN istilahnya.  

James Riyadi Putra Muchtar Riyadi Saat hadir di Mukernas PBNU

Disanalah saya baru sadar seperti apa rupa Lippo yang
sesungguhnya. Tehnik bisnis dia yang sesungguhnya.
Dan jawaban yang saya cari selama ini, yaitu cara sukses
ala Lippo.

Untuk pertama kalinya dalam hidup saya. saya
mengetahui tehnik bisnis yang begitu licin dan kejam.

Teknik ini terus ada di kepala saya selama bertahun‐
tahun, hingga saya tidak tahan lagi dan harus
menumpahkannya. Tapi tiap kali saya ingin mempraktekannya, hati nurani saya selalu
menghalanginya. 

Maka itu, saya putuskan untuk
menuliskannya dalam sebuah buku.

Karena tidak ada yang mau menerbitkannya, dan
ketakutan saya untuk menyebut nama asli saya disini,
maka biarlah pengetahuan ini saya bagikan secara
Cuma‐Cuma.

Daftar isi :
Bab 1. Cara kerja Bisnis Lippo
Bab 2. CARA HALUS
Bab 3. CARA KASAR
Bab 4. MENCURI ILMU
Bab 5. MUKA TEBAL
Bab 6. MANIPULASI SAHAM
Bab 7. SERANGAN GELAP
Bab 8. TUMBAL

BAB 1

Cara kerja Bisnis Lippo
Dulu saya pikir, Lippo itu adalah bisnisnya property dan  
bank. Tapi setelah berbisnis dengan mereka, ternyata
semua itu hanya topeng.  

Pada dasarnya, bisnis lippo dapat dibagi 2. 

Yaitu bisnis normal dan bisnis manipulasi. 
Kedua bisnis ini saling berkolaborasi satu sama lain. 

Bisnis normal akan menjadi pembuka jalan, dan bisnis manipulatif akan
memanennya. Juga sebaliknya, bisnis manipulatif akan
membuka jalan bagi bisnis normal mereka.

Contoh :
Pada jaman jayanya Lippo Bank, adalah salah satu bank
besar yang sangat disegani di Indonesia dengan berbagai
produk kreatifnya. Tapi Bank ini memiliki sisi gelap,
karena digunakan oleh pemiliknya untuk merampas
bisnis orang lain.

Misalnya, jika anda adalah seorang pebisnis sukses yang
memiliki rekening di lippo dan memiliki perputaran
keuangann yang baik, maka anda akan langsung masuk
radar mereka.

Semua data anda akan dikumpulkan. Setelahnya anda
akan ditawarkan kredit, untuk memancing anda
membuka isi perut anda (rahasia bisnis). Setelah rahasia
anda terbongkar, Lippo akan membuat bisnis tiruan.

Setelah itu, supplier anda akan diajak untuk jangan
mensupply pada anda dengan iming‐iming kredit.
Demikian juga dengan pelanggan anda.

Akibatnya, bisnis anda akan tercekik dan mati. Saat
itulah dia datang sebagai pahlawan untuk membelinya.  
Setelah dibeli, dia akan mengucurkan kredit besar untuk
bisnis ini, meluncurkannya ke pasar saham dan
mengambil untung besar dengan menggoreng
sahamnya.  

Saham yang digoreng inipun nanti setelah harganya
mahal akan dia jual. Pas dia jual, harga akan jatuh ke titik
nadir. Setelahnya dia beli lagi dengan harga murah.
Begitu terus sampai minat masyarakat pada saham ini
hilang.

James Riyadi Pemilik Lippo Grup
Berdasarkan contoh itu, dapat disimpulkan bahwa bisnis
Bank lippo adalah bisnis normal yang digunakan untuk
bisnis manipulatif, yang kemudian membuat lippo
memiliki bisnis normal hasil rampasan, yang
digunakannya lagi untuk menmanipulasi investor agar
berinvestasi padanya dan mencuri uang mereka.  

Untuk melakukan ini, mereka memerlukan senjata. 
Apa saja senjata itu?

Senjata Lippo

1. Koneksi Pemerintah
2. Citra yang baik
3. Pameran Kemewahan
4. Menjual mimpi
5. Network yang luas dan powerful
6. Serangan gelap
7. Tumbal

Analsisa :
Dalam contoh yang disebutkan sebelumnya, Lippobank
masuk dalam Network yang luas dan powerful. Melalui
bank itu, kita dapat memperoleh bocoran kekuatan

sasaran :
1. Bisnis apa mereka?
2. Perputaran rekening mereka
3. Kemana saja mereka mentransfer uang mereka?  
4. Siapa supplier?
5. Siapa Customer?

Melalui Bank ini juga dia memperbesar networknya yang
powerful dengan mengetahui siapa supplier dan
customer anda. Secara diam‐diam mereka akan menjalin relasi.

Setelahnya anda akan ditawari kredit. Ini masuk pada
bagian menjual mimpi. Dengan begitu anda akan
membiarkan diri anda digiring ke penjagalan, dengan
cara membuka rahasia bisnis anda.

Setelah itu dia akan memanfaatkan kembali networknya
yang sudah bertambah kuat itu untuk menekan anda
dan membuat bisnis anda bangkrut sebelum akhirnya
dia datang sebagai juru selamat.

Disini kita sudah membahas tentang nomor 4 (menjual
mimpi) dan no 5 (Network yang luas dan powerful). Lalu 
bagaimana dengan 4 poin yang lain? mari kita bahas satu
per satu.  

Koneksi pemerintah
Sepanjang kariernya, Mochtar Riady selalu berkoar kalau
dirinya tidak pernah memanfaatkan koneksinya di
pemerintahan untuk kepentingan pribadi. Terus terang
itu omong kosong besar.  

Ini mengingatkan saya pada masa kecil saya. waktu itu,
jika tercium bau kentut biasanya pelakunya adalah dia
yang teriakannya paling besar untuk mencari tersangka.
Woiiii siapa yang kentut neh?  

Seperti kata pepatah :
Orang baik tidak akan menyebut dirinya baik, orang kaya
tidak akan menyebut dirinya kaya. Mereka yang berlaku
demikian adalah orang yang tidak yakin akan kekayaan
mereka dan tidak yakin akan kebaikan mereka.
Lippo jelas memanfaatkan sekali koneksi pemerintahan
ini untuk berbagai kepentingan pribadi. Tapi memang,
cara kerjanya jauh lebih halus daripada orang
kebanyakan. Yang meminta proyek kemudian membagi‐
bagi jarahan dengan korupsi.  

Yaitu :

1. Membuat agar pemerintah tutup mata terhadap
model bisnis mereka yang tidak etis. Ini terkait
dengan cerita jebakan bank yang kita sempat bahas
sebelumnya. Kenapa praktek yang sudah terendus
umum ini bisa terus berjalan tanpa tindakan
pemerintah? Konon karena pihak terkait adalah
orangnya dia.

2. Mendorong agar pemerintah mengesahkan aturan
yang sesuai dengan kebutuhan mereka untuk
mengumpulkan kekayaan atau menyingkirkan
pesaing

3. Mendapat bocoran akan informasi rahasia negara  

4. Memanfaatkan aparatur negara untuk menghambat
mereka yang harus di hambat atau memuluskan
keinginan mereka.

Beberapa kejadian sejarah membuktikan ini :

1. Pada krisis moneter 1998, semua orang tahu kalau
Lippo adalah bank busuk. Namun dia berhasil lolos
dari pengambil alihan oleh negara antara 1997‐1998

2. Pada saat pemerintah mengumumkan rekap. Yang
mana pemerintah bersedia mensubsidi bank‐bank
sakit dengan mengeluarkan surat utang negara.
Lippo tiba‐tiba saja menjadi bank sakit dan menjadi
bank swasta pertama yang menerima dana rekap
lebih dari 6 trilyun rupiah

3. Saat ekonomi pulih, Sebuah konsorsium asing yang
aneh tiba‐tiba saja membeli bank lippo dengan
harga Cuma 1 trilyun.

4. Dan lain sebagainya.
Lalu bagaimana dukungan Lippo terhadap Jokowi baru‐
baru ini? tentu saja tidak gratis.

Lippo memiliki jaringan rumah sakit siloam yang sangat
luas. Sebuah tantangan tersendiri jika ingin membuatnya
tetap bernafas. Maka itu Lippo memerlukan jaminan
pemasukan yang diperolehnya dari BPJS.  

Tapi jika sampai disana, bukanlah lippo namanya. Dalam
beberapa desas desus yang berhasil saya telusuri, Lippo
konon meminta posisi bagi orangnya untuk ditempatkan
di kementrian kesehatan atau dinas kesehatan (saya
tidak ingat). 

Alasananya sangat masuk akal, yaitu karena
banyaknya pejabat Indonesia yang tidak benar maka
beresiko pencairan BPJS untuk Siloam di hambat.  
Jokowi katanya sih tidak menaruh curiga dan langsung
menyetujuinya. Nah disini dia memanfaatkan posisinya
untuk menunda atau menghambat pembayaran BPJS
dari rumah sakit lain yang jadi sasarannya. Dengan
dicekiknya pembayaran BPJS, rumah sakit itu akan
kesulitan cash flow dan akhirnya dapat dia beli dengan
murah.

Cara diatas itu berhasil beberapa kali, tapi katanya sih
tidak selalu berhasil. Alasannya karena bukan Cuma dia
saja yang menyusupkan orangnya di dinas kesehatan.
Kisah tentang Siloam ini sebenarnya lebih rumit lagi, dan
digunakan untuk tujuan yang lebih mengerikan oleh
grup lippo. Tapi untuk sementara cukuplah sampai disnii.
Saya akan ceritakan lagi perihal ini di bab yang
selanjutnya.

Citra yang baik

Lippo bisa terus mencelakakan banyak orang, tidak lain
dan tidak bukan adalah karena dia berhasil membuat
orang lengah melalui citra baik yang dia bangun. 

Citra sebagai seorang Kristen yang taat
Citra sebagai seorang misionaris
Menjadi pendeta
Membangun gereja
Lulusan Teologi
Membangun sekolah
Membangun rumah sakit

Citra sebagai pebisnis yang memiliki pandangan jauh
kedepan dan ahli dalam mengelola bisnis
Dan yang terakhir adalah menulis buku yang isinya puji
pujian pada dirinya sendiri.
Jaman dahulu saat orang masih terbuai oleh citra ini,
setiap kali Lippo go public orang akan berbondong‐
bondong membelinya. Harganyapun dia goreng sampai
10 kali lipat, hanya untuk dihancurkannya kemudian dan
dibelinya dengan harga lebih murah.

Detil akal‐akalan ini akan saya bahas kemudian di bab
lain.

Pameran Kemewahan
Satu lagi cara Lippo untuk mebius lawan‐lawannya. Dia
akan dengan royal mentraktir anda dengan Rols Roys,
Helikopter, Gedung‐gedung megah, dan makanan enak,
disertai puji‐pujian oleh karyawan pada bos mereka,
untuk membuat anda rendah diri atau lengah.

Setelah lengah dan rendah diri, anda akan dengan
mudah digiring untuk menanda tangani perjanjian yang
berat sebelah sebelum akhirnya dimakan olehnya.
Detil tentang hal ini juga akan saya bahas di bab‐bab
berikutnya.

Serangan gelap

Adalah cara untuk menyingkirkan penghalang ataupun
potensi musuh oleh Lippo.
Tidak semua orang bisa dengan mudah dia kelabui. Ada
orang‐orang yang dengan gigih melawan mereka. pada
orang‐orang ini, Lippo tidak segan‐segan melenyapkan
mereka dengan serangan gelap. Serangan gelap ini
seringkali bertujuan untuk membunuh.

Ya, anda tidak salah baca. Ini sungguh serangan gelap
untuk menyingkirkan lawan dengan cara membunuhnya.
Ini adalah poin yang mungkin bagi pembaca sangat sulit
untuk di percaya. Namun saya mengalaminya sendiri.
Om saya meninggal tidak wajar, dan tidak hanya om
saya. Ada sederet nama yang meninggal setelah bisnis
dengan kelompok ini.
Sama seperti sebelumnya, detail mengenai hal ini  akan
saya bahas di bab‐bab selanjutnya.

Tumbal

Adalah cara Lippo untuk lepas dari tanggung jawab atas
perbuatannya.

Ada kalanya Lippo berhasil disudutkan karena satu dua
hal. Jika ini terjadi dia tidak akan mau menerima
tanggung jawab dan lebih suka menggunakan tumbal.
Contoh paling nyata adalah saat Lippo tertangkap tangan
KPK melakukan suap urusan first media yang sempat
heboh beberapa tahun lalu. Tak ada keluarga Lippo yang
tertangkap, dan pelakunya dengan sukarela menjadikan
dirinya tumbal.

Ada juga permainan good cop bad cop yang dimainkan
ayah dan anak Riady (Mochtar dan James). Dimana
Mochtar memainkan peran baik dan James
menumbalkan diri sebagai peran antagonis yang jahat.
Kedua peran ini akan menjadi penyeimbang grup Lippo,
agar namanya tidak jadi jelek.
Buktinya?
Gampang saja. Lihat 100 orang terkaya di Indonesia. Ada
yang namanya James Riady ? Sama sekali tidak ada. yang
ada adalah Mochtar Riady. Artinya, rampasan James
senantiasa diserahkan ke bapaknya. Tapi secara
menjijikan, si bapak ini terus menampilkan muka tak
berdosa.
Urusan tumbal menumbal ini terlalu sederhana jika
contohnya adalah kasus itu. Masih banyak lagi. Lebih
detilnya ijinkan saya bahas di bab yang lain.

Cara‐cara Lippo
Dengan bermodalkan 7 senjata yang disebutkan
sebelumnya, Lippo memanfaatkannya untuk
melaksanakan niatnya dengan modus operandi sebagai
berikut :
1. Cara halus
2. Cara kasar
3. Mencuri Ilmu
4. Bertebal muka
5. Manipulasi saham
6. Serangan Gelap
7. Tumbal

Yang kesemuanya ini akan dirinci pada bab‐bab
berikutnya.
Catatan : apa yang saya tuliskan ini ada yang masuk akal
sampai perbuatan yang sangat tidak masuk akal dan
diluar nalar. Maka itu, untuk memahami cara‐cara
konglomerat ini beroperasi, bukalah pikiran anda
selebar‐lebarnya untuk menerima hal baru.  
   
BAB 2 CARA HALUS

Inti dari cara ini adalah dengan menggiring anda untuk
secara sukarela menyerahkan perusahaan atau aset
property anda pada group Lippo secara sah.
Kok Mau ?

Karena anda sudah mengagguminya, anda percaya
padanya, dan anda rendah diri di hadapannya.  Ada juga
masanya dimana anda terpaksa melakukan deal ini
dengannya. Kalau sudah begitu, apapun yang dia
sodorkan anda akan patuh saja
Tapi semuanya itu sudah disetting.

Kasus Kemang Village
Ceritanya, pemilik Kemang Village, ibu Maria Korompis si
pemilik tanah raksasa di Kemang itu mau jual tanahnya.  
Ibu Maria di dekati oleh seorang antek kepercayaan
James (Biasanya Eddy Sindoro). Menurut sumber yang
saya dengar, si Eddy ini adalah orang yang bisa
berbohong sambil menatap tulus mata anda. Jadinya,
banyak sekali orang tertipu olehnya.

Dikatakan kalau James si bos besar sudah tertarik
dengan tanah si ibu, dan meminta si ibu untuk datang
menghadap si bos. Siapa bosnya? Itu tuh, si James Riady
dari Lippo. Konon, si ibu kegirangan sekali
mendengarnya (sama seperti waktu om saya deal
dengan lippo)

Pada hari H, ibu Maria dan keluarganya dilarang
menggunakan mobil sendiri, tapi dijemput dengan Rolls
Royce dari Lippo, oleh Eddy Sindoro yang notabene
adalah tangan kanan bos besar. Sepanjang jalan, si ibu
mendengar tangan kanan bos ini memuja‐muji
kehebatan bosnya.

Memasuki kawasan Karawaci, si Eddy semakin menjadi
memuja‐muji bosnya. Dia tunjuk sana sini. Tidak hanya
kemampuan bosnya dalam mengelola bisnis dan
membangun gedung‐gedung mewah, tapi juga iman
kristiani si bos.  

Mobil masuk ke kompleks Taman Golf Karawaci, yang
merupakan pemukiman paling elite disini. Si Eddy
menunjuk ke kanan dan kiri sambil menyebutkan nama
orang‐orang hebat yang tinggal di kompleks itu. Mobil
melaju terus menuju gerbang yang lebih megah dan di
jaga ketat. 

Setelahnya melaju menyebrangi jembatan
menuju ke sebuah pulau dengan pemandangan yang
asri, dimana berdiri rumah paling megah di kawasan ini.
Rumah ini luas dan beratap tinggi tapi tidak terlalu
banyak pernak pernik. 

Didalamnya terkesan kosong dan
luas, namun tetap mempertahankan kemegahannya.
Saat mereka masuk kedalam, si bos besar ceritanya
belum pulang. Para tamu diantar ke ruang khusus untuk
dijamu dengan hidangan‐hidangan mewah. 

Sementara itu, si Eddy terus saja melantunkan puji‐pujian setinggi
langit perihal keluarga Riady.

Barulah, setelah si ibu mulai memuji‐muji  si bos. Si bos
tiba‐tiba datang. Bukan dengan cara masuk yang sama,
tapi melalui helikopter yang sengaja lewat di depan para
tamu. Si bos akan turun dengan penuh gaya mendekati
para tamu. Si Eddy akan bangkit dan menyambut sang
bos, menyalaminya, kemudian memperkenalkan tamu
mereka. Si bos menatap si ibu dengan ramah, dan
menyalaminya.

Jika anda adalah tamu itu, kira‐kira apa yang anda
rasakan?
Saya dan keluarga, yang pernah menerima perlakuan
serupa tentu saja ciut nyali. Kita merasa kecil
dibandingkan yang mulia James Riady (JR). Rasanya,
demikian jugalah yang dirasakan oleh Maria Korompis
(MK)

JR : Ibu, Maria tanah ibu bagus sekali, sayang sekali
dijual. Tanah di Jakarta sudah langka sekali loh bu.
Apalagi yang sebesar ibu punya
MK : yah, bagaimana ya. Saya tidak bisa urus tanahnya.
Biaya makin mahal. Umur saya sudah tua. Mau nikmatin
aja.
JR : Wah ibu salah sekali. Ibu harus pikirkan juga anak
cucu ibu. Begini aja, tanah ibu kan senilai 1 Trilyun ya.
Saya bayar ibu 100 Milyard, sisanya ayo kita bangun
apartment, mall dan office building. Saya akan invest lagi
500 Milyard, sisanya kita akan ambil loan dari dana REITS
yang bunganya Cuma 5%, jauh dari bunga bank sekarang
yang 14%. Perkiraan saya, nanti kalau sudah jadi, aset ini
nilainya tidak hanya 1 Trilyun, tapi akan menjadi 1
milyard dollar. Ibu akan dapat 1 Trilyun yang ibu mau,
dan sisanya adalah passive income untuk ibu dan
keturunan ibu sampai selamanya.

Singkat cerita, si ibu Maria ini terbuai dan menyetujui
menanda tangani kerja sama dengan Lippo.
Dengan kondisi terkagum‐kagum dan percaya seperti ini,
kalaupun anda disodorkan perjanjian dengan kata‐kata
menjebak, seringkali kita mengabaikannya. Kalaupun
kita sadar, kita akan mengabaikannya juga. Karena kita
yakin Riady yang terkenal sangat saleh itu tidak mungkin
berkhianat pada kita.

Yang terjadi kemudian adalah ibu Maria dan keluarganya
kehilangan seluruh tanahnya. Bagaimana bisa ?
Yang pertama adalah tentang bunga 5%. Benarkah itu?
ya secara legal memang Cuma 5%. Tapi mungkin yang
anda bayarkan lebih dari 100%
Loh?  

Iya, karena kontraktor dari dia, bahan dari dia, arsitek
dari dia, karyawan dari dia, semua‐mua dari dia dan kita
tidak tahu berapa kali lipat dia mark up.
Selain itu, penjualan juga sengaja dia perlambat.
Akibatnya, perusahaan kesulitan cashflow dan terpaksa
disita. 

Setelah disita, dia akan beli kembali dengan harga
murah, dengan menggunakan keuntungan hasil mark up
yang kemarin. Dengan kata lain, uangnya hanya pindah
dari kantong kanan ke kantong kiri.
Tapi kenapa keluarga Korompis tidak melakukan
perlawanan?  

Pertama, secara hukum mereka jelas sudah kalah.
Kedua, umumnya korban Riady ini dibuat sedemikian
rupa mentalnya, hingga mereka tidak mampu melawan.  
Bagaimana caranya? Saya akan bahas detail di bab‐bab
berikutnya.

Kasus tanah lain yang mirip  
Selain kasus model keluarga Korompis ini, ada juga kasus
yang setengah jadi.

Bagaimana itu?  
Yaitu, tanahnya dikuasai dulu, kemudian mereka akan
membuat rencana bangun, kemudian membuat tiang
pancang. Setelahnya mereka tinggalkan begitu saja.
Saat anda protes, dengan santai mereka akan menjawab
“Belum waktunya. Ekonomi belum bagus”
Anda mau protes? Ehhh tidak bisa, karena anda telah
menanda tangani perjanjian yang tidak memungkinkan
anda untuk memutuskan hubungan dengannya. 

Apalagi, dia sudah invest sejumlah uang untuk tiang pancang,
yang artinya adanya pengerjaan di tanah tersebut.
Ada saran untuk mengatasi jebakan ini, yaitu
memaksakan untuk memasukan pasal terminasi atau
pembatalan jika pembangunan terlambat.

Tapi jarang sekali yang mampu melakukan itu. Kalaupun
pasal itu berhasil dimasukan, seringkali para korban
tidak mampu mengeksekusinya.

Kenapa? Baca terus buku ini dan anda akan tahu sendiri
jawabannya. Ini yang terjadi pada paman saya yang
berusaha melawan mereka.

Kasus Matahari Dept Store

Sekarang, mari kita bahas pencapaian terbesar grup
Lippo. “Perampasan Matahari Putra Prima”
Kenapa saya sebut pencapaian terbesar? Karena saat
buku ini ditulis, 80% penghasilan resmi grup ini adalah
dari Matahari Putra Prima yang dirampasnya dari Pak
Hari Darmawan.

Matahari Department Store
Pada tahun 1990an, bisnis Department Store yang
dirintis pak Hari Darmawan telah tumbuh sebagai toko
retail pakaian terbesar di Indonesia.  

Seperti yang pernah saya sebutkan di bab 1 buku ini
tentang bagaimana bank Lippo menjebak nasabahnya,
maka Matahari Department Store segera masuk
kedalam radar pemangsa dari Lippo.  

Beruntung bagi Hari Darmawan. Dia telah membangun
bisnisnya sedemikian rupa hingga sulit untuk diambil
paksa dengan cara‐cara kuno.  

Tapi Pak Hari memiliki beberapa kelemahan :

1. Dia dan keluarga Riady berasahabat baik, bahkan
sama‐sama satu gereja dalam Jemaat Stephen Tong

2. Dia merasa berhutang budi pada Mochtar Riady,
karena pernah mendapat bantuan pendanaan di 
awal kariernya untuk mengembangkan Matahari Departement Store

3. Dia sangat mengaggumi Mochtar Riady sebagai
pebisnis jenius

Maka itu James merancang suatu jebakan :
1. Dia terus memuja muji kehebatan Matahari Putra
Prima dan membuat Hari Darmawan menjadi besar
kepala

2. Dia memanfaatkan kepemilikannya atas bank Lippo
dan persahabatannya pada Pak Hari, untuk
menyatakan dukungannya pada pertumbuhan grup
Matahari.  

Singkat cerita, Matahari grup berekspansi besar besaran
dengan dukungan kucuran dana massive dari Lippo.

Kesempatan itu datang, saat James mendapat bocoran
dari mata‐mata nya di bursa efek Jakarta, yang
mengatakan bahwa Matahari Putra Prima berencana
melakukan right issue untuk menutup hutang‐hutangnya
yang membengkak karena membuka terlalu banyak toko
di seluruh Indonesia. 

Berita ini di konfirmasi juga oleh
Roy Tirtaji dari Lippo Bank yang ditugasi khusus memata‐
matai Matahari.

Konon, James segera menyuap banyak bank dan
investment bank untuk menjegal langkah right issue dari
Matahari.

Pertama, dia menghancurkan harga saham matahari
melalui short sell di pasar saham secara massive. Kedua
dia menyuap banker untuk mencekik aliran pinjaman
pada matahari. Yang ketiga adalah dengan menyebar isu
kebangkrutan dan kerugian dari Matahari untuk
menakuti mereka yang berminat membeli saham
Matahari.

Hasilnya tepat seperti yang James inginkan. Pak Hari
Darmawan segera saja tercekik hutang. Kemanapun dia
minta tolong tidak ada yang bersedia memberinya
bantuan.

Saat Pak Hari Darmawan mencoba bertahan, tiba‐tiba
istrinya katanya sakit keras hingga menguras
perhatiannya. Pak Hari jadi semakin tertekan dan stress
Hingga akhirnya dia meminta tolong pada James. James
yang cerdik bersedia membeli Matahari Departemen
Store. Tapi dia tidak membayarnya dengan uang
melainkan dengan dengan saham‐saham perusahaannya
yang lain.

JR :  Pak Hari, you tidak usah kuatir. You fokus saja pada
urusan keluarga. Biar bisnis ini saya yang urus. You
duduk tenang dan terima deviden yang jadi bagian you.
Kepada James yang tampak mulia itu, yang rajin kegereja
itu, anak dari bankir legendaris Mochtar Riady itu dan
dijuluki sebagai pebisnis muda berbakat itu, Pak Hari
Darmawan menyerahkan Matahari Putra Prima untuk
ditukar dengan tumpukan saham milik grup lippo yang
sudah digorengnya setinggi langit.

Dan seperti yang sudah bisa ditebak. Pak Hari kehilangan
segalanya, karena saham yang dimiliki pak Hari besoknya
langsung terjun bebas tidak bernilai. 

Pak Hari yang kelilit
hutang terpaksa menjualnya dengan harga murah, dan
dengan senang hati dibeli kembali oleh James.
Kasus ini sempat heboh di akhir 90an, namun berita ini
terkubur oleh berita Krisis Ekonomi yang melanda
Indonesia. Konon Pak Hari Darmawan sempat
menantang James berkelahi, tapi dilerai oleh pendeta
Stephen Tong.

Kisah ini cukup terkenal dikalang pengusaha waktu itu,
dan dapat di konfirmasi ke banyak sumber.
Sayangnya saya tidak bisa menemui pak Hari untuk
mengkonfirmasi kisah itu. Walaupun mungkin saya ragu
beliau mau bicara. Karena satu dua hal, yang konon
salah satunya adalah karena beliau sudah memasrahkan
dirinya pada Tuhan.

Jika saja pak Hari baca buku ini, saya dengan tulus
mengucapkan prihatin.

Teknik pengambil alihan paksa lainnya
Ada teknik lain yang katanya menjadi favorite Lippo
dalam pengambilan paksa perusahaan. Sayang saya
tidak dapat mengkonfirmasi perusahaan apa saja yang
jadi korban. Walaupun begitu, banyak yang
menceritakan kisah ini. Maka itu saya masukan sebagai
satu referensi.

Anggaplah Mr.X seorang pebisnis yang ingin
membesarkan usahanya, dan dia melakukan perjanjian
pendanaan dengan keluarga Riady.

James akan memaksa anda untuk kerja keras
membesarkan terus usaha anda yang sebagai akibatnya
adalah perlunya modal semakin besar.

Pada saat kebutuhan modal itu muncul, kedua belah
pihak harus melakukan setor modal. Saat itu anda tidak
akan punya uang dan terpaksa menjual saham anda
padanya. Makin lama saham anda akan makin sedikit
hingga akhirnya sangat sedikit dan anda ditendang
keluar, kemudian saham anda akan dibeli murah.
JR : Saya mau ekspansi lagi. Kali ini kita perlu modal 10
M. Kamu sanggup setor berapa?
Anda : Saya Cuma punya 1 M hasil dari deviden kemarin.  
JR : gapapa. Sisanya saya beli dari saham kamu
Berikutnya
JR : kita perlu setor modal lagi nih. Punya uang ga?
Anda : belum nih
JR : ya sudah saya beli saham anda lagi untuk tutupi
kekurangan modal

Hingga akhirnya saham anda tinggal sedikit. Diadakanlah
RUPS untuk mengganti anda dengan orangnya dia.
Kemudian perusahaan dipaksa bagi deviden untuk
menebus modal yang kemarin dia keluarkan. Saat
perusahaan makin sekarat dia akan paksa anda lepas
saham anda dengan harga murah padanya.

Untuk mengatasi tehnik ini, kita harus memaksa JR
bersedia mempertahankan porsi saham kita seiring
pertumbuhan. Dia akan menjamin ketersediaan modal,
sementara kita adalah tenaga ahlinya.  
Inilah yang dilakukan oleh Johanes Oentoro (JO), si
pendiri UPH.  
JO : Pak James, ok saya bersedia mengembangkan bisnis
ini dengan anda. Anda sebagai pemodal dan saya
sebagai expert. Tapi saya tidak mau saham saya terus
berkurang. Saya mau saham saya dipertahankan terus
30%, tidak perduli berapapun modal yang anda suntikan
nantinya.

JR : Wah mana bisa begitu. Tidak fair dong.
JO : Makanya, ekspansi kita harus benar kita pikirkan
dengan cermat. Kalau anda tidak setuju tidak apa, anda
bisa cari yang lain.
JR : ya ya ya, ga papa. Biasanya saya tidak akan mau deal
tidak fair seperti ini. Tapi karena ini adalah paK Johannes
saya ok. Tapi ingat ya ini hanya dengan anda saja.
Johannes Oentoro merasa pintar berhasil menaklukan
seorang James Riady. Tapi sayangnya dia puas terlalu
cepat. Dia lupa kata pepatah yang mengatakan bahwa
tidak ada satupun perjanjian yang dapat melindungi
anda dari orang yang berniat mencurangi anda.
Saat bisnis UPH menjadi sangat besar dan JR memiliki
semua ilmu yang dia perlukan untuk menjalankan bisnis
ini sendiri, JO dilenyapkan dan sahamnya diambil alih
dari keluarganya.
Tentang bagaimana caranya, anda akan tahu nanti.
Maka itu, selalu ingat untuk tidak pernah lengah.

BAB 3 CARA KASAR

Cara kasar biasanya mereka lakukan jika cara halus
gagal. Inti dari cara ini adalah dengan menantang anda
berkonfrontasi langsung atau langsung menyerang anda
dengan brutal, dengan mengeksploitasi semua
kelemahan anda.

Super Mall Karawaci
Mall ini, lepas dari tangannya tak lama setelah
kerusuhan hebat yang melanda Indonesia pada 14‐15
Mei 1998. Pada waktu itu, mall di jantung Lippo
Karawaci ini disita BPPN sebagai kompensasi atas
hutang‐hutang Lippo yang menumpuk.  

Menjelang krisis moneter mulai berakhir, mall ini ditebus
oleh David Salim dari BPPN. Negara yang saat itu sedang
perlu uang dengan senang hati melepaskannya dengan
harga murah. Konon, James dan Mochtar marah karena
merasa asetnya dicuri daripadanya (padahal dia sendiri
yang bikin bangkrut). James berusaha membeli balik
namun tidak dijual.  

Sebagai balasan, dia membangun mall yang lebih mewah
disampingnya dengan tujuan untuk membuat
saingannya bangkrut. Lebih jauh lagi, dia juga
membangun apartment tinggi yang berhadapan dengan
apartment yang ada di kompleks super mall dengan
tujuan menghalangi view mereka akan padang golf yang
asri. Maksudnya supaya para penghuninya memprotes
Salim karena janji marketing dari apartment itu adalah
golf view.  

Cara kekanak‐kanakan, tapi jangan anggap enteng.
Karena sering kali ini dilakukan bukan atas perhitungan
bisnis, tapi atas kepuasan ego.

Lippo Carita

Lippo Carita adalah kisah kegagalan grup Lippo. Karena
resort yang katanya akan jadi salah satu yang paling
sukses di Asia ini tidak laku dengan ratusan apartment
tidak terjual, akhirnya menjadi kumuh dan harganya
tidak naik‐naik bahkan jauh setelah melewati krisis
moneter yang berhasil mendongkrak harga properti
puluhan kali lipat.  

Harga yang tidak naik‐naik itu diperburuk dengan aksi
korporasi Lippo yang mengobral sisa apartment yang
ada dengan harga separuh harga pasar, hingga
hancurlah harga Lippo Carita. Para pembeli lama marah
besar atas aksi ini, namun tidak dapat berbuat apa‐apa.

Bertahun‐tahun berlalu, munculah indikasi kalau daerah
carita akan bangkit kembali. Para investor kakap mulai
memasukan uangnya. Saat itu menyesalah grup Lippo.
Supaya tidak kalah langkah, dia menyebarkan orang‐
orangnya untuk membeli kembali lippo carita dari
tangan pemilik lama. Tapi konon tak ada yang sudi
menjualnya pada Lippo, maka itu mulailah dia main
kasar :

1. Menutup kolam renang, dengan alasan bahwa
sertifikat kolam renang beda dan bukan milik dari
Resort

2. Saat poin no 1 gagal, dia bertindak lebih jauh dengan
mematikan air

3. Sementara itu para orang JR berkeliaran dengan
tugas merayu pemilik untuk menjual.
Diperlakukan begitu, perhimpunan penghuni marah dan
bersatu melakukan tuntutan hukum. Melihat penghuni
dapat bersatu, Lippo segera menghidupkan kembali
asupan air.

Terlepas dari cepatnya dia mundur, ini mengindikasikan
kalau dia tidak segan‐segan melakukan segala cara untuk
mencapai apa yang dia inginkan. Jika saja para penghuni
tidak bersatu, maka dapat dipastikan dia akan
melakukan aksi yang semakin kasar.

Supplier Grup Lippo

Salah satu cara lain memaksimalkan keuntungan yang
dipelopori Lippo adalah dengan tidak membayar
supplier. Kalau pun terpaksa bayar, bayarlah semurah
mungkin dan jangan dalam bentuk uang.

Jurus yang satu ini sangat terkenal di tahun 90an dan
banyak yang menirunya. Semua kontraktor dan supplier
grup Lippo umumnya dibayar dengan barang. Itupun
kebanyakan bukan yang kualitas baik.

Salah satu yang mereka pelopori dan akhirnya menjadi
populer adalah dengan tidak membayar kontraktor.
Semua kontraktor Lippo dibayar dengan menggunakan
rumah yang mereka bangun sendiri. Bukan dengan uang.
Itupun bukan dengan harga diskon, tapi dengan harga
pasar yang sudah di mark up sekian kali lipat.

Perhatikan klausul perjanjian anda. biasanya ada kata‐
kata intinya sebagai berikut : Anda akan dibayar sekian
dalam waktu sebulan setelah pekerjaan anda terbukti
baik. Jika gagal bayar, maka anda berhak menyita aset
perusahaan senilai sama dengan hutang anda.

Nah, klausul ini biasanya digunakan untuk mencari‐cari
kesalahan anda, mengulur pembayaran, bahkan
meminta diskon lagi dari harga yang sudah disepakati.
Setelah semua poin dipenuhi, itupun pembayaran akan
terus diulur dengan berbagai alasan. Yang paling sering
adalah bos sedang tidak di tempat, atau bos tidak suka
desainnya. Sampai akhirnya anda akan dibayar dengan
rumah.

Praktek ini banyak ditiru, bahkan kini menjadi lazim
diantara perusahaan raksasa. Kenapa para kontraktor
akhirnya menerima? Karena dalam banyak kasus, harga
property nya naik dan si kontraktor tidak sampai habis
benar.

Salah satu kasus ngemplang supplier terbesar mereka
adalah kasus Great river garment

Great River Garment

Great river adalah salah satu perusahaan garment
terbesar di Indonesia, didirikan oleh Sukanta Tanujaya.
Seorang konglomerat yang membangun kekaisaran
bisnisnya dari nol. Bermula dari sebuah toko kecil di
kawasan glodok.

Terlepas dari ukurannya yang sangat besar ini, Great
River memiliki kelemahan besar, yaitu : client utama
mereka adalah Matahari Department Store.
Matahari Dept Store saat itu sudah dirampas oleh Lippo.
Dan melalui data yang dia miliki, James sudah tahu betul
berapa besar penjualan dari Great River kepada
Matahari Dept Store.

Konon, James mendekati Sukanta untuk membeli Great
River dengan harga murah yang tentu saja langsung di
tolak oleh Sukanta.  

James marah dan memerintahkan Matahari Dept Store
menghentikan pembayaran kepada Great River. Great
River akhirnya kesulitan cashflow, hingga tidak mampu
membayar obligasinya yang jatuh tempo, bahkan gagal
membayar gaji karyawan dan akhirnya mendatangkan
gelombang demonstrasi yang besar.  

Setahun lebih menagih tanpa hasil, akhirnya Great River
melaporkan hal ini kepada Bapepam.  

Tapi aneh, Bapepam bukannya memeriksa Matahari,
mereka malah mengaudit Great River. Dari sana
ditemukan sekitar 100 milyard dana yang tidak dapat
dipertanggung jawabkan.  

Sunyoto Tanujaya anak dari Sukanta Tanujaya malah
dijadikan tersangka.

Karena ketakutan, Sunyoto melarikan diri ke Singapore.
Disana dia meminta tolong pada Nikko Sekuritas, selaku
32
penjamin emisi dari Great River. Nikko setuju
membailout Great River.  

Usai di bail out, Great River memutus kontrak dengan
Matahari, dan memulai kontrak baru dengan Victoria
Secrets.  

Itupun tidak berjalan lancar. Banyak sabotase yang
menghantui perjalanan bisnis mereka.    Salah satu yang
membuat manajemen baru mengelus dada adalah
seringnya ditemukannya ular di kantor direksi.

Suara Pembaharuan

Nah, kali ini adalah sebuah kisah dari kehebatan seorang
Riady untuk memanfaatkan loop hole dari hukum
dengan sangat baik sekali. Bahkan para pakar hukum
korporasi yang mendegar kisah ini hanya bisa melongo
tidak percaya.  

Diharapkan setelah membaca kisah ini, pembaca
semakin hati‐hati sekali dalam mengurus kontrak bisnis.
Kisah ini adalah kisah pengambil alihan Suara 
Pembaharuan oleh Berita Satu milik Lippo.
Suara pembaharuan adalah bisnis rintisan keluarga
Soedarjo. Keluarga Soedarjo adalah penganut Kristiani
yang taat.

Pada suatu hari Pak Soedarjo sakit aneh dan tidak bisa
bangkit dari tempat tidurnya. Sakitnya semakin hari
semakin parah dan beliau pun akhirnya meninggal 8
bulan kemudian. Tak lama setelah kejadian itu, James Riady mendekati keluarga Soedarjo untuk berinvestasi di  Suara Pembaharuan. Bagi James, ini adalah investasi
strategis yang penting untuk memoles citra mereka.

Konon, James juga sedang mempersiapkan John Riady
anaknya untuk  berkarir di politik.

Masuknya James ini mendapat tentangan keras dari
Sasongko Soedarjo. Salah satu anak dari bapak Soedarjo.
Dia sudah dengar kabar hitam tentang sepak terjang
Lippo, terutama kasus pengambil alihan matahari
department store. Dia tidak mau perusahaan warisan ini
bernasib sama. Tapi dia kalah suara oleh saudaranya
yang lain, yang sudah sangat memihak James.  
Singkat cerita, sebuah harga diputuskan di angka Rp.40
Milyard untuk 40% saham.  

Proses selanjutnya adalah sebagai berikut
1. Menuliskan perubahan akta perusahaan, berisi
masuknya Grup Lippo untuk membeli 40% saham
Suara Pembaharuan, dan memasukan beberapa
orang kunci dari Lippo dalam struktur dewan
komisaris dan dewan direksi dari Suara
Pembaharuan.

2. Surat ini di sahkan oleh notaris, kemudian dilaporkan
kepada department kehakiman.

3. Department kehakiman memberikan
persetujuannya, kemudian JR mentransfer uang
sebesar 2 Milyard

4. Sisanya katanya akan dibayar nanti
Bisa ditebak, sisa pembayaran tidak pernah dia
bayarkan. Dan setiap kali rapat direksi JR selalu
bertingkah seperti pemilik 100% perusahaan dengan
mengatur ini itu.
Peristiwa ini selalu memicu pertengkaran antara dirinya
dan Sasongko Soedarjo.  
Makin hari, Sasongko semakin berani mendesak James
untuk memenuhi kewajibannya atau ditendang keluar.
Saat itulah James mengirimkan pembunuh gelap untuk
menyingkirkannya, dan membuat seolah kematiannya
karena sakit.
Selepas kematian Sasongko, perlahan‐lahan saham
keluarga Soedarjo beralih ke Lippo, dan kini mereka
tidak punya pengaruh apa‐apa lagi di perusahaan yang
dirintis ayah mereka itu.

Pertanyaannya adalah, kok bisa si JR yang Cuma setor
Rp. 2 milyard berlaku begitu? Logikanya kan dia sudah
ditendang keluar?

Rupanya inilah celah hukum yang ada di Indonesia. Jika :
1. Kehakiman sudah setuju akan perubahan akta
2. Sudah ada bukti transfer uang walaupun 1 rupiah
Maka perjanjian itu dianggap sah. Bagaimana uang yang
sisa? Itu dilaporkan sebagai hutang si pemegang saham
pada perusahaan. Tapi kedudukan JR sebagai pemegang
saham tidak lagi dapat di ganggu gugat.

Harusnya jika mau aman, kita sebaiknya tambahkan
kalusul pembatalan jika terjadi keterlambatan bayar.

Hypermart vs Carefour
Mungkin masih segar di ingatan kita, kalau di
pertengahan tahun 2000an, banyak gerai carefour
ditutup dan berganti menjadi Hypermart, sebelum
akhirnya berubah menjadi Carefour kembali.

Hypermart

Usut punya usut, rupanya ini dikarenakan Lippo ingin
mengembangkan Hypermart miliknya di lokasi
menguntungkan yang sudah jelas pangsa pasarnya dan
jelas untungnya. Dan lokasi itu jelas adalah lokasi milik
Carefour.

Untuk menjalankan aksinya, Lippo dengan seenaknya
menutup carefour (CF) yang beroperasi di jaringan mall
milik Lippo (LP).  
LP : Mulai bulan depan, kontrak kalian tidak bisa
diperpanjang lagi.
CF : Mana boleh begitu, kontrak kita adalah 10 tahun. Ini
baru berjalan 5 tahun. Masih ada 5 tahun lagi
LP : Maaf, kami tidak pernah merasa menanda tangani
kontrak apapun dengan kalian. Itu adalah kontrak kalian
dengan pemilik lama. Kami adalah pemilik baru. Kontrak
tidak berlaku.
CF : Pak, anda ini ngerti hukum dan punya etika bisnis
tidak ? Di negara maju, kalau anda beli satu property
atau perusahaan, semua kontrak yang dibuat
perusahaan itu, baik oleh pemilik lama atau baru harus
dihormati.

LP : Maaf pak, ini Indonesia. kalau anda merasa benar,
silahkan tuntut kami.
Setelah itu, pintu masuk carefour di segel, listrik
dimatikan, jalan ditutup, dan semua barang‐barangnya
dikeluarkan dan ditelantarkan begitu saja.

Carefour menerima tantangan Lippo dan langsung
menuntutnya ke pengadilan. Tapi mereka kalah.  
Kekalahan ini membuat Carefour yakin, kalau dia tidak
lagi bisa berbisnis di Indonesia. 

Coba bayangkan, kita yang memilih lokasi, melakukan promosi, dan merintis
ini itu dari nol. Pada saat sudah maju, dengan seenaknya
kita diusir dan hasil kerja kita diteruskan orang lain.  

Salah satu pejabat tinggi Carefour di masa itu yang
sempat saya wawancarai menceritakan lebih jauh pada
saya, kalau Lippo sudah membeli Polisi, DPR, OJK, BPK,
Kehakiman, bahkan tentara.

Pada kesempatan itu, pejabat itu sempat
mengungkapkan amarahnya :  
“Sudahlah, negara ini tidak punya masa depan. Negara
para bangsat! Cuma bangsat yang bisa hidup disini! “
Sebagai akibat dari peristiwa itu, diumumkanlah kalau
Carefour akan menjual Carefour Indonesia. Para
konglomerat berlomba‐lomba melakukan penawaran,
dan pemenangnya adalah Chairul Tanjung dengan
Transcorp miliknya.  

BAB 4 Mencuri Ilmu

Intinya adalah, jika JR menginginkan membuka satu
bidang bisnis baru yang menurutnya menguntungkan
tapi dia awam sekali terhadap bisnis itu, dia akan
mengajak bekerja sama seseorang yang menurutnya
ahli.  

Orang ahli ini, akan dia paksa bekerja melebihi
kemampuannya. Otomatis orang ini akan mengerahkan
segala kemampuannya yang terbaik. Setelah semua ilmu
dia dapat, tenaga ahli itu akan dengan mudah ditendang
keluar, atau dihabisi.

Contoh paling bagus dari cara ini adalah apa yang terjadi
pada Johannes Oentoro dan UPH miliknya, yang sudah di
bahas sebelumnya. Ada juga cara melalui pinjaman
bank, yang juga sudah dibahas sebelumnya.

Kampus Universitas Pelita Harapan (UPH)

Tapi tentunya masih banyak contoh kasus lain yang bisa
jadi bahan pembelajaran.

Siloam Hospital
Untuk mendirikan rumah sakit ini, Lippo menggandeng
Gleneagles Hospital dari Singapore.  

Seperti biasa, diawal kerja sama semua berjalan lancar.
Sampai pada suatu waktu, dimana Lippo sudah
menguasai semua ilmu yang dia butuhkan untuk
mengelola rumah sakit ini, maka mulailah lippo dan
komplotannya mencari‐cari kesalahan Gleneagles. 

RS Siloam

Melalui kesalahan‐kesalahan yang dicari‐cari ini, Lippo
dan komplotannya mengajukan komplain, menuntut
macam‐macam, dan akhirnya menolak membayar
kewajibannya pada Gleneagles.  

Untuk mencari‐cari kesalahan ini, Lippo tidak segan‐
segan menyuruh anak buahnya melakukan sabotase
sadis yang konon menyebabkan pasien meninggal.

Dengan jatuhnya korban ini, maka makin kuat alasan
Lippo untuk perkarakan Gleneagles. Semakin hari makin
banyak saja hal yang dipermasalahkan.

Masalah inipun akhirnya dibawa ke pengadilan
internasional Singapore, dan berhasil dimenangkan oleh
Lippo.
Kok bisa?

Tentu bisa, karena Lippo sudah sejak awal
mempersiapkan dirinya untuk bersengketa dengan anda
di Singapore, bahkan sebelum perjanjian itu ditanda
tangani.  

Dengan kata lain, saat Lippo menanda tangani perjanjian
dengan anda, dia sudah siap untuk bertarung dengan
anda di Singapore dan memastikan dirinya menang. 

Dia sudah mempersiapkan celah hukum yang tersembunyi
dalam kata‐kata halus dalam surat perjanjian yang anda
tanda tangani. Dia sudah persiapkan pengacara untuk
melawan anda di Singapore.

Dia sudah mengalokasikan
sejumlah uang untuk sengketa ini. Dia juga senantiasa
melengkapi dirinya dengan bukti‐bukti yang menguatkan
posisinya untuk menang melawan anda di pengadilan.

Hypermart

Sukses besar Walmart yang berhasil membawa Sam
Walton menjadi orang terkaya di dunia, mengusik jiwa
serakah dari Lippo. Mereka berpikir, Indonesia yang
penduduknya 200 juta lebih ini tentunya adalah potensi
yang bagus untuk mengembangkan tiruannya.  

Namun, karena Lippo tidak tahu bagaimana mengelola
sebuah Hypermarket dengan ratusan ribu item, diapun
mengambil franchise dari Walmart.

Dengan mengandalkan reputasinya sebagai
konglomerat, pemilik bank, pengembang property besar
di Indonesia, dan koneksinya dengan Presiden Bill
Clinton, Lippo berhasi memperoleh lisensi dari Walmart,
dengan janji akan membuka gerai Walmart sebanyak‐
banyaknya di Indonesia.

Hypermart

Cabang pertama segera di buka di Lippo Karawaci. Tapi
hanya sebatas itu. Walmart pusat konon sempat protes
keras dan meminta Lippo memenuhi janjinya dalam
membuka cabang, namun ditolak Lippo secara halus
dengan berbagai macam dalih. 

Seperti keadaan ekonomi
yang belum baik, ataupun aturan pemerintah yang
belum mengakomodir adanya sebuah Hyper Market.
Diam‐diam Lippo memanggil banyak konsultan ahli dan
menyuruh mereka untuk membuat tiruan dari Walmart
dan menamainya Hypermart.

Sementara itu, Walmart tidak lagi bisa dibohongi. Karena
saat yang bersamaan, Carefour Indonesia sedang
tumbuh pesat dan membukukan penjualan yang tinggi.

Walmart kembali mendesak Lippo untuk membuka
cabang. Tapi kali ini karena ilmunya sudah dia kuasai,
maka Lippo sengaja mengajak ribut Walmart, dengan
mencari‐cari alasan untuk memutuskan hubungan bisnis
dengan sah.

Seperti kasus Gleneagles yang dibahas sebelumnya,
Lippo sudah sangat siap untuk berperkara di pengadilan.
Konon mereka menang mudah, dan semenjak itu nama
Hypermart berkibar sebagai pesaing utama Carefour.

Big TV

Kasus yang mirip dialami juga oleh Ananda Krisnan,
pemilik Astro dari Malaysia.

Konon kisah ini berawal dari kalahnya KableVision milik
Lippo saat bersaing dengan Indovision. Keunggulan
Indovision adalah kemudahan pemasangannya.

Indovision tidak memerlukan jaringan kabel optik yang
mahal seperti yang dimiliki Kablevision. Cukup pasang
antena dan langsung pelanggan bisa nonton.

Belajar dari kekalahan ini, JR berpikir untuk mencoba
model bisnis yang mirip dengan Indovision. Karena tidak
adanya pengalaman, maka digandenglah Astro dari
Malaysia.

BIG TV
Akhir ceritanya bisa ditebak. Yaitu setelah Lippo
menguasai ilmu yang dia perlukan maka dimulailah
dilakukan sabotase, dengan tujuan untuk memutuskan
kontrak dengan Astro.

Tapi karena kali ini lawannya adalah Ananda Krisnan
yang merupakan orang terkaya di Malaysia, maka
perlawanannya pun sengit. Astro konon hampir berhasil
mengalahkan Lippo.

 Orang‐orang banyak yang
berspekulasi kalau Lippo terkena batunya sekarang.
Tapi yang terjadi tidak seperti itu. Justru setelah
bersitegang dengan Lippo, Ananda Krisnan semakin
menurun, dan kini dia menghilang entah kemana.
Bagaimana bisa?

Tentunya pembaca masih ingat, kalau JR mampu
melakukan hal yang bahkan tidak mampu orang
bayangkan. Konon, JR mengirimkan pembunuh gelap
untuk menghabisi Ananda Krisnan.

Berita terakhir yang saya dengar, Ananda melarikan diri
ke Prancis. Semenjak itu dia tidak terdengar lagi
kabarnya. Pada waktu saya bertandang ke Malaysia
untuk mencari dia. Tidak ada satupun yang mengetahui
keberadaannya.

BAB 5 Muka Tebal

Saat orang kebanyakan memikirkan reputasi dalam
dunia bisnis. Tidak demikian dengan Lippo. Jika
momentum itu muncul, dan dia yakin kalau momentum
itu mungkin tidak terulang lagi, JR tidak akan segan‐
segan mengabaikan etika dan bertindak vulgar.

Gereja Stephen Tong
Pada suatu ketika JR dipanggil oleh Stephen Tong dan
dimarahi. Alasannya adalah karena adanya laporan
bahwa Lippo telah mengklaim bahwa Katedral Messias,
yang merupakan gereja besar di kemayoran yang
menjadi pusat Gereja Reformed Injili dibangun atas
sumbangan 100% dari Lippo. Padahal bangunan megah
itu dibangun atas prakarsa banyak sekali orang. Lippo
bahkan bukan penyumbang terbesarnya.

Lebih parah lagi, JR telah menyebar luaskan berita ini di
berbagai media di Amerika dan Australia yang akhirnya
berhasil mengangkat namanya dan Lippo.
JR berusaha keras berkelit dan membantah. Dia bahkan
rela bersumpah.  

Konon, sepulangnya dari pertemuan dengan Pak Tong
(panggilan pendeta Stephen Tong), JR segera
memerintahkan untuk membeli semua media yang
memberitakan dirinya sebagai sponsor utama dari
Katedral Messias. Setelah itu dia menutup operasi media
itu setelah memusnahakn bukti beritanya.

BAB 6 MANIPULASI SAHAM

Sampai saat buku ini ditulis, sebagian besar konglomerat
yang saya temui bermimpi untuk menemukan satu bisnis
istimewa yang bisa mereka bawa ke public untuk
mengeruk uang banyak. Setelah itu mereka akan keruk
lebih banyak uang lagi melalui manipulasi saham atau
temukan bisnis baru untuk mereka bawa ke public lagi.  
Dalam hal manipulasi saham ini, tidak ada yang lebih ahli
daripada Lippo (untuk Indonesia).

Ada 5 tahap dalam memanipulasi saham ini :
1. Pertama adalah menciptakan isu. Kalau perlu
manipulasi pembukuan.
2. Menggoreng Isu
3. Menggoreng harga saham dengan menyuap para
broker
4. Menjual saat tinggi
5. Saat harga jatuh beli kembali
Multipolar
Beberapa tahun lalu, Multipolar dengan kode saham
MLPL ini sempat mengguncang bursa dengan gonjang
ganjing harga saham. Dari saham mati yang di pantek
pada nilai 200 rupiah, melompat ke angka 1000,
kemudian kini kembali ke angka 200an lagi.
Permainan ini bisa ditilik ke tahun 2013, dimana MLPL
tiba‐tiba mengumumkan berbagai aksi korporasi dan
membukukan keuntungan yang sangat besar.  

Pada saat yang bersamaan terdengar kabar bahwa
banyak investor asing berbondong‐bondong memborong
saham ini.

Harga segera meroket. Dari mulai 200an, naik ke 500an.
Spekulan lokal mulai terpancing untuk ikut. Tapi mereka
yang berpengalaman cenderung curiga dan menahan
diri.

Tapi harga terus naik sampai ke 700. Pemain ada yang
ambil untung, ada yang melipat gandakan taruhannya.
Mereka yang tadinya bertahan mulai banyak yang
menyesal dan mulai menginvestasikan uang mereka.

Angka terus naik ke level 800. Orang mulai yakin bahwa
ini sungguhan dan mulai merasa aman dengan investasi
mereka. Bagi mereka yang sempat take profit dengan
menjual saham mereka di angka 700 mulai menyesal,
dan banyak yang kembali melakukan pembelian saham,
bahkan mereka berani menggunakan margin trading
(pinjam uang untuk beli saham).

Harga sempat turun lagi ke level 400 dan membuat para
investor ketakutan. Tapi kemudian melompat lagi
sampai menyentuh level 1000. Para investor bersorak
sorai.

Tapi kemudian saham mulai menunjukan pelemahan.
Tapi itu tidak masalah, karena memang pasar saham
selalu naik turun. Esoknya naik lagi dan para investor
kembali bergembira.

Yang terjadi kemudian, harga terus turun. Walaupun
diiringi kenaikan sedikit, tapi lebih banyak turunnya.  

Pada posisi yang menukik turun ini, mereka yang
bertransaksi menggunakan margin, mengalami apa yang
disebut margin call dan dipaksa jual oleh brokernya.
Akibatnya, harga menukik makin cepat dan tajam.
Memasuki awal pertengahan 2015, harga sempat
menyentuh level 200an, tapi kemudian naik lagi ke
500an. Pada saat buku ini dibuat, harga MLPL terpantek
di level awalnya. Yaitu 200an.

Apa yang sebenarnya terjadi?
Pertama, pada tahun 2013, Lippo (LP) melakukan aksi
korporasi dengan melaporkan keuntungan besar melalui
penjualan aset mereka. penjualan ini rencananya akan
digunakan untuk aksi korporasi lebih besar yang
perkiraannya berpotensi menikngkatkan ukuran
perusahaan sampai 10 kali lipat

Berita diatas, digoreng oleh beberapa kantor berita dan
gosip gosip yang sudah disuap oleh LP. Didukung oleh
puluhan broker saham (BS) yang disuap untuk membeli
saham MLPL.

Kesepakatannya biasanya seperti ini :
JR : Kalian akan saya kasih loan untuk beli saham MLPL
itu sendiri. Jika harga naik, kalian bisa kembalikan uang
saya berikut bunganya. Kalau harga turun dan jatuh,
saham MLPL kalian saya sita.
BS : OK, ga ada resikonya.

Praktek ini terus dilakukan sampai beberapa bulan.
Tujuannya supaya investor percaya dan berani bertaruh
besar pada MLPL. Dan ini tampaknya terbayar, dengan
saham MLPL yang melompat ke 800 rupiah di triwulan
pertama 2013.  

Mencapai angka ini, JR yang sudah untung besar
melakukan penjualan besar‐besaran atas saham miliknya
yang disamarkan dalam nama‐nama palsu yang tersebar
di berbagai broker di seluruh dunia. Hargapun jatuh ke
level 400. Pada tahap ini, modal JR untuk goreng saham
sudah kembali dan memperoleh untung besar.

Keuntungan yang diperoleh ini, kembali
diinvestasikannya untuk membeli saham dengan harga
murah, aksi korporasi megah dan menggoreng berita.
Pada saat itu, berita yang digoreng adalah kerjasama
mereka dengan Mitsui sebuah perusahaan Zaibatsu
Jepang yang terkenal konservatif untuk membangun
data center.

Harga langsung melonjak signifikan sampai ke level 700
dalam waktu singkat. Angka ini digoreng terus sampai
mencapai 1100.

Begitu angka menyentuh 1100, JR langsung
memerintahkan menjual semua saham yang dia
kumpulkan di harga 400 secara besar‐besaran.

Sahampun jatuh ke level 200an. Level di awal 2013.
Banyak investor yang berinvestasi dengan margin
mengalami kerugian besar dan bangkrut. Konon ada
yang sampai bunuh diri.  

Pada level 200an ini, JR melalui account‐account fiktif
miliknya kembali memerintahkan melakukan pembelian
secara bertahap. Sambil menunggu momentum besar
berikutnya.

Aksi macam ini, jika terjadi di Amerika, akan langsung
masuk pengawasan SEC. Di Indonesia sebenarnya ada
BEI dan OJK. Tapi LP selalu lolos dengan gemilang berkat
koneksinya yang baik.
   
BAB 7 SERANGAN GELAP

Akhirnya sampai juga ke bagian yang ditunggu‐tunggu.
Ini dan bab berikutnya mungkin adalah bagian yang
paling sulit dipercaya, maka itu saya tempatkan di bagian
akhir.

Keluarga Riady yang terkenal sangat saleh itu, tidak
segan‐segan menghabisi nyawa anda dan keluarga anda
dengan cara yang sangat halus, yaitu membuatnya jadi
seperti kecelakaan atau sakit biasa, jika anda atau
keluarga anda mereka anggap sebagai penghalang.

Sulit dipercaya? Sebelum saya ceritakan metode yang
mereka pakai, saya akan menunjukan daftar korban‐
korban yang berhasil saya lacak. Masih banyak lagi, tapi
dengan apa yang ditampilkan disini harusnya cukup
membuka wawasan anda.

Haji Hasjim Ning

Hasjim Ning adalah korban
paling awal yang berhasil saya
lacak.
Dia adalah pemilik dari BPI
(Bank Perniagaan Indonesia)
yang belakangan menjadi
bank Lippo, dan kini sudah
menjadi CIMB Niaga.

Beliau adalah orang kaya lama yang memiliki banyak sekali aset yang tersebar di selururh Indonesia. Dia dibunuh agar asetnya dapat dikuasai Lippo. Konon asetnya inilah yang menjadi cikal bakal dari banyak bisnis property Lippo. 

TO BE CONTINUED...