Senin, 28 Agustus 2017

Alm. Widya Purnama DIRUT PERTAMINA

Ex Dirut Pertamina Widya Purnama (ITS) meninggal dunia Tgl 18 Agustus 2015, Jam 5, di Mt Elizabeth Singapore.

Pernah curhat kepada teman dekatnya pada saat baru masuk Pertamina.

"Djit, begitu masuk, gue periksa.
Ternyata negara impor crude oil dari PT A, B, C. D, E.
Harganya mahal banget, jenis crude-nya ngga pas dengan kilang-kilang kita,
mutu rendah, delivery lama, syarat-syarat pembayaran berat.

Trus gue buka tender sesuai syarat UU dan ISO-ISO.
Juga sekaligus semua barang dan jasa yang dibutuhkan Pertamina setahun ke depan.
Gue umumkan di koran, TV dan Website kita.

Saatnya tender terbuka tiba, gue sediain aula di Kantor Pusat, meja keliling segi-4, komputer lebih dari 100 unit,
gue undang KPK, Kejagung, Polri, pers banyak banget, ICW dan masih banyak lagi.

Sekali tender terbuka itu, gue dapat crude dari PT F, G, H, I, J yang jauh lebih murah, jenis crude yang cocok dengan kilang-kilang kita, mutu sangat tinggi, dellivery jauh lebih cepat,
syarat pembayaran lebih lunak.
Belum lagi semua barang lain yang lebih murah dan bermutu.

Sekali gebrak gitu, lu tau Djit, penghematan negara...?
US$ 16 juta...!!!

Tapi abis gitu gue dipanggil DPR.
Dua hari, Djit, gue dimaki-maki.
Gue jadi bingung Djit, trus gue mesti kerja gimana...?

Ngga taunya, gue motong bisnis banyak raja-raja kecil.
Di balik mereka jendral-jendral,
ex mentri-mentri, pimpinan-pimpinan parpol.
Tapi kalo gue ngga ngebrak gitu, gue kan dikejar KPK, Djit...?"

Cerita almarhum Widya Purnama ex Dirut Pertamina kesalah seorang sahabatnya.

Widya Purnama semasa menjadi Dirut Pertamina, dia lah yang ngotot bahwa Pertamina mampu menjadi operator, tak sekedar bengong.

Juga, di masanya trading Oil & BBM dibenahi.

Akibat sikapnya, dia bersama jajaran direksi lain dipensiunkan.

Semoga dimudahkan jalannya di alam baka.

Aamiin... Aamiin YRA... 😇😇😇

Jumat, 18 Agustus 2017

William Tanudjaja TOKOPEDIA

*William Tanuwijaya, Orang Siantar Pendiri Tokopedia Raih Investasi Rp 14 Triliun*

Nama William Tanuwijaya mendadak melambung sejak kemarin. Tepat pada hari kemerdekaan RI ke-72, Kamis 17 Agustus 2017, Tokopedia yang didirikan William berhasil meraih investasi USD 1,1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun dari Alibaba, raksasa e-commerce asal China milik Jack Ma.

Tak pelak, nama Tokopedia bersama William menjadi perbincangan di jagat media. Tokopedia pun sekarang sudah menjadi unicorn, startup dengan valuasi USD 1 miliar atau lebih.

Kesuksesan Tokopedia ini tak datang tiba-tiba. William mendirikan Tokopedia bersama temannya Leontinus Alpha Edison.

William Tanuwijaya lahir di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara pada tanggal 18 November 1981.

Dari sekolah sampai menamatkan SMA, William berdiam di kota kelahirannya itu. Setelah tamat SMA, dia melanjutkan kuliah di Universitas Bina Nusantara (Binus) Jakarta.

William bukan berasal dari keluarga berada. Untuk mencukupi biaya hidup dan biaya kuliah di Jakarta, apalagi kuliah di Binus bukan tergolong murah, William bekerja di warnet dari jam 9 malam hingga jam 9 pagi.

Setelah lulus dari Binus, dia bekerja di kantoran yang bergerak di bidang pengembangan software komputer. Dari sini kemudian timbul idenya untuk mempunyai perusahaan internet sendiri.

Tahun 2007 dia mulai membangun Tokopedia. Dia mengajak temannya yang bernama Leontinus Alpha Edison untuk mendirikan Tokopedia, sebuah startup jual beli online yang menghubungkan penjual dan pembeli di seluruh Indonesia dengan biaya gratis.

Awalnya sangat tidak mudah karena mereka butuh modal untuk membangun tokopedia tersebut. Apalagi, saat itu ayahnya divonis penyakit kanker kronis. William pun dituntut menjadi tulang punggung keluarga. Keadaan menjadi semakin sulit bagi William.

Namun William sangat yakin idenya dengan Tokopedia ini pasti berhasil. Dia kemudian bergerilya kesana-kemari untuk mendapatkan modal. Tak terhitung berapa orang yang sudah didatanginya dan menawarkan konsepnya.

Selama dua tahun dia berjuang mencari pemodal. Banyak yang menolaknya karena dianggap idenya terlalu tinggi dan tidak masuk akal.

Pada akhirnya, tanggal 6 Februari 2009, Tokopedia milik William Tanuwijaya resmi berdiri. Pada bulan pertama berdiri, Tokopedia baru berhasil menggaet 509 merchants dengan 4.560 member. Jumlah transaksi yang dibukukan hanya Rp 33 juta.

"Saya cuma lulusan pekerja warnet, benar-benar jarang ke kampus, kalau ke kampus pas ujian saja. Belum pernah pengalaman bangun bisnis, track record belum ada, jadi modalnya semangat bambu runcing," sebut William dalam sebuah kesempatan.

Namun, hanya rentang setahun, Tokopedia mengalami perkembangan signifikan. Mereka berhasil mengandeng 4.659 merchant dengan 44.785 members. Transaksi mencapai Rp 5,954 miliar.

Angka tersebut terus bertambah hingga sekarang. Pada awal tahun 2017, Tokopedia telah memiliki 40 juta produk dengan 12 juta pengguna. Omzet sudah melebihi Rp 1 triliun per bulan.

Alibaba bukan investor pertama yang mengguyur dana besar ke Tokopedia. Beberapa investor tercatat pernah masuk ke Tokopedia antara lain East Venture, CyberAgent Ventur dan Softbank.

Softbank pernah mengucurkan dana besar 100 juta US Dolar atau sekitar Rp 1,2 triliun pada 2014.

Kini, dengan guyuran dana besar dari Alibaba, Tokopedia diprediksi akan berlari semakin kencang.

Dalam berbagai kesempatan, William selalau mengatakan resepnya bisa bertahan dan kemudian berkembang seperti sekarang adalah jangan takut dan pantang menyerah.

“Saya tidak pernah menyerah untuk menaklukan ketakutan terbesar saya. Hal itulah yang saya terapkan dalam merintis Tokopedia. Nama besar Tokopedia di hari ini tentu saja berkat perjuangan serta kegigihan saya beberapa tahun lalu. Terlepas dari kegagalan Anda di hari ini, jangan pernah berhenti mencoba keesokan harinya," ungkap William dalam sebuah kesempatan beberapa waktu lalu. (Fet/dari berbagai sumber)

Rabu, 09 Agustus 2017

RIGHT AND LEFT RESPONSE

Ada 2 macam respons dalam menghadapi masalah dalam hidup ini : 
1. *Left Response*
2. *Right Response*
Mari kita pelajari satu per satu.

*LEFT RESPONSE*
Kebanyakan Orang melakukan Left Response dalam menghadapi masalah, yaitu :

- *Blaming* : Saat ketemu masalah, mereka selalu menyalahkan orang lain, menyalahkan situasi, bahkan menyalahkan Tuhan

- *Excuses* : Saat ketemu masalah, mereka selalu mencari alasan sehingga tidak menjadi pihak yang salah.

- *Complaining* : Saat ketemu masalah, selalu saja pemikiran dan kata-kata negatif yang keluar dari dirinya, bahkan saat tidak ada masalahpun.

*RIGHT RESPONSE*
Hanya sedikit orang yang melakukan Right Response saat menghadapi masalah, yaitu :

- *Introspect* : Pertama kali yang dilakukannya jika ada masalah adalah introspeksi diri sendiri, melihat apa yang harus diperbaiki dari dirinya.

- *Grateful* : Ia selalu belajar bersyukur karena Tuhan selalu memberikan anugerahNya, sehingga ia begitu positif dalam hidup ini.

- *Ownership* : Ia percaya bahwa ia wajib bertanggung jawab atas apa yang terjadi dalam hidupnya. Ia punya rasa memiliki yang tinggi untuk hidupnya.

Jika kita selalu *Left Response*, maka kita akan selalu *BEC*...
selalu Backward atau mundur dalam hidup, sehingga kita menjadi Loser dalam Sekolah Kehidupan ini.

Sebaliknya, saat kita membiasakan diri untuk selalu *Right Reponse*, maka kita akan selalu *I GO*... 
selalu Forward atau maju terus dalam Sekolah Kehidupan ini, sehingga kita menjadi Winner bahkan more than a Winner...

selamat pagi semuanyaaaaa

Senin, 07 Agustus 2017

Passion and Automation

*PASSION & AUTOMATION*
(by : Lyra Puspa)*

Menjalankan bisnis yang bersumber dari passion kerap kali mendorong kita untuk menjadi passionate dan menjaga preserverance. Grit, dalam istilah positive psychology yang dipopulerkan Angela Duckworth.

Namun passion ini ada kalanya menggoda kita untuk menjadi terlalu "into it", sehingga sebagai pebisnis kita menjadi "in the business". Sibuk menjadi CeO (Chief Everything Officer) dan terjebak menjadi Self Employee. Akibatnya, passion yang semula melahirkan lonjakan demi lonjakan dopamine dan noradrenaline sehingga memunculkan Flow State yang penuh inovasi dan dedikasi, justru memunculkan banjir cortisol manakala Business beralih menjadi Busyness dengan kesibukan yang tiada henti mendera.

Perbedaan tegas antara pedagang dan pengusaha terletak di titik ini. Manakala keduanya sama-sama mengukur kinerjanya dengan revenue dan profit, pedagang terjebak di dalam micromanaging sementara pengusaha membangun automation.

Business Automation pada dasarnya dibangun dengan System dan People. People yang dimaksud bukan hanya serombongan orang yang siap menjalankan instruksi kita, sehingga selamanya tergantung pada kita. Sama sekali bukan. Justru utamanya adalah membangun jajaran leader yang mampu menterjemahkan visi dan values perusahaan menjadi serangkaian strategi dan action.

Maka untuk membangun Automation dibutuhkan kualitas leadership yang berbedanpada sang founder. Menjadi kritikal bagi setiap pengusaha untuk bertransformasi dari CeO (Chief everything Officer) menjadi real CEO (Chief Empowering Officer). Pengusaha yang CEO paham betul bahwa tanpa membangun jajaran leader yang berdaya maka automation tidak akan pernah optimal. Tanpa leader yang berdaya, maka setiap keputusan dan action sekecil apapun membutuhkan kehadiran kita, sehingga kita sebagai founder tak akan mampu fokus pada visi dan pemikiran strategik.

Passion penting. Namun terlalu passion dan cinta pada apa yang kita jalankan kadang membuat kita enggan melepaskan authority dan control hingga hal terkecil. Akibatnya, bukan saja kita menebar stres dan cortisol pada diri kita kepada seluruh organisasi, bahkan pada saat yang sama tim tidak berkembang potensinya secara optimal. Bayangkan betapa banyak potensi otak organisasi yang terhambat hanya karena ego kita untuk mengatur dan dituruti.

Oleh karenanya, menjaga Coach Position - obyektivitas dan netralitas berjarak - terhadap passion, bisnis, dan jajaran leader kita sendiri menjadi sangat vital. Gaya kepemimpinan kita yang lebih banyak mendengar, memberdayakan, mengelaborasi, dan memberi ruang tumbuh seluas mungkin bagi leader dan tim menjadi sebuah kebutuhan. Gaya kepemimpinan inilah yang saya sebut Coaching Style Leadership.

Manakala kita konsisten menjalankan Coaching Style Leadership dalam membangun Automation, bersiaplah terkejut-kejut dengan hasilnya. Sebagaimana saya sebagai CEO juga terkejut-kejut dengan pencapaian para leader di Veltica Digital Academy, yang dalam ketenangan tanpa banyak pengawasan mampu mengawal program Google Gapura di 10 kota se-Indonesia bersama para Faculty Member Veltica yang cihuy dan keren abiz  Chandra Iman Irzan Nurman Erri Ergo.

Padahal di saat yang sama saya justru tengah mensertifikasi para coach baru para program ACTP Ericksonian Coaching di Vanaya Coaching Institute. Padahal lagi, seluruh tim Veltica adalah 100% millenials.

Dari lapangan saya belajar, betapa ternyata disiplin pada state CEO (Chief Empowering Officer) membuka ruang belajar dan aktualisasi diri yang luas pada para leader millenials. Karena rasa saling percaya dan komunikasi bermakna melalui coaching mendorong oxytocin dan dopamine mengalir kencang mewujud menjadi High Trust Environment. Dan high trust ini pada gilirannya menjelma menjadi High Performance Culture yang sesungguhnya adalah jejaring Flow State dan Growth Mindset pada setiap anggota tim secara massive, terstruktur, dan sustainable. Maka, bukankah leader dan tim yang handal seperti ini yang kita impikan ?

Bisnis adalah marathon. Passion adalah bahan bakar kita sehingga mampu memiliki Preserverance untuk berlari jarak jauh. Namun Passion perlu didampingi dengan Automation melalui Empowerment. Sehingga kita tidak berlari marathon sendirian dan tersungkur di tengah jalan kelelahan. Namun kita justru semakin tangguh untuk berlari jauh berkat support system tim dan organisasi yang kokoh dan berdaya.

*Penulis adalah President Vanaya Coaching Institute, CEO Veltica Digital Academy, dan penggiat Neurosains Terapan Bisnis & Organisasi

7 Habits of Highly Effective People

I was introduced to the *7 Habits Theory* first from my Uncle. He told everyone in the family to read this book. I never understood how it was really critical at that time. It was in 1990's. The theory still works and relevant until today, 20++ years after. Here are the *7 Habits of Highly Successful People* by Stephen Covey:

1. Never complain about your surroundings. Do not ignore problems in your surroundings. You are also part of all. You are also responsible with your surroundings.
You have a natural need to wield influence on the world around you, so don’t spend your time just reacting to external events and circumstances. Take charge and assume responsibility for your life.
*Take Responsibility. Be part as Solution. HABIT #1: BE PROACTIVE* .

2. When they were asked " *What is your main goal* by doing all these?" , many of them are unclear explaining their answer.
Time is limited.
Don’t spend your life working aimlessly, tackling whatever job is at hand. Have a vision for the future and align your actions accordingly to make it into a reality.
Use every of your minutes and seconds to only build your happy ending. We always have to have a measurable deadline and achievement in everything we do. Be specific. Be measurable.
*HABIT #2: BEGIN WITH END IN MIND*.

3. Everyone is busy. Work. Do chores. They said they want to be this and that. However, they do not spend most of their time to do what they say they want to be.
Prioritize! My Uncle always said, " *many people are just busy. But they are not sure what their priorities are* " . Make sure you do to build your End in Mind. There are things with high Importance and Urgencies. But there are also things with low Importance and Urgencies. You must be able to Map this.
To prioritize your work, focus on what’s important, meaning the things that bring you closer to your vision of the future. Don’t get distracted by urgent but unimportant tasks.

*HABIT #3 : PUT FIRST THINGS FIRST*

These 3 habits are the habits for you to become a more Independent and Contributing / Productive Individual. Now, the next 3 habits are for you to become a good team player and leader.

4. Everything must be beneficial for everyone. *We must be a Fair Person*. We must have a way of thinking of "How We Can Work Things Good for Everyone"
*HABIT #4 : THINK WIN-WIN*

5. *Most people have difficulties in listening to people* . Have difficulties in receiving feedback or criticism. It is because most of us are easily get arrogant. We think we know it all! We think that we are always right! Which we are not.
I find myself that this is the HARDEST HABIT amongst all. Being empathic How to manage our Ego.
*Listen to people genuinely*. Open your heart at all time. Understand them.
It has never been a loss for us to do this. Our block is only our Arrogancy and Ego.
When someone presents us with a problem, we often jump right to prescribing a solution. This is a mistake. We should first take time to really listen to the other person and only then make recommendations.

*HABIT #5: SEEK FIRST TO UNDERSTAND THEN TO BE UNDERSTOOD*.

6. *Work in Team. No one in this world can achieve big things and glorious things alone.*
Adopt the guiding principle that in a group, the contributions of many will far exceed those of any individual. This will help you to achieve goals you could never have reached on your own.
Although working in team will have consequences, such as collective decision, longer time to discuss and decide, but one head  will never be enough.
*Share. Collaborate with others. You are not a God*. Open to others.
This is also I find very difficult. But my Uncle has proven that this is true. Being collaborative makes him successful. So let's try.
*HABIT #6: SYNERGIZE*

And the last one is to make all these continuously happening.

7. Never under estimate to spend time for Taking Exercise / Sport, Reading Books, Reading Quran, Meeting family, Self-Reflecting Session, Deep Sleeps, Family Vacation, Adventurous Trip and many types like this.
Human is always Forgetting.
Human always get Exhausted and Bored.
In work, everything can be learned as long as you have the willingness. Practice! Practice makes perfect.

Do all these in order to *stay shape . HABIT #7: SHARPEN THE SAW*

Don’t work yourself to death. Strive for a sustainable lifestyle that affords you time to recuperate and recharge, so that you can stay effective in the long-term.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=936535986499620&id=841169556036264

Sabtu, 05 Agustus 2017

JOKOWI menakutkan lawan

MENGAPA PRESIDEN JOKOWI TDK DISUKAI OLEH TRAH SUHARTO, SBY, DAN PRABOWO....... ???
Kericuhan yg terjadi bukan tentang pribumi, agama, kebangkitan PKI atau disintegrasi. Ini cuma tentang sekelompok orang yg berjibaku untuk menjaga dan menguasai warisan hasil merampok selama 32 tahun.
Mereka harus menjaga warisan itu dari penguasa baru, yg ingin mengambil hasil rampokan dan mengembalikan kepada rakyat Indonesia.
Mereka tidak perduli siapa yg jadi pemimpin, selama bisa dikendalikan, pemimpin itu akan didukung, bila tidak, harus secepatnya dilengserkan. Kuda boleh berganti, sais harus tetap.
Abdurrahman Wahid atw Gus Dur, tidak mungkin berpihak kepada mereka, sebab itu kekuasaan Gus Dur harus dilengserkan, meski beliau adalah seorang Ulama dan Tokoh NU. Organisasi Islam terbesar Indonesia.
Gus Dur adalah musuh Soeharto. Dalam acara Kick Andy pada 15 Nopember 2007, Gus Dur secara frontal mengatakan “Pemimpin di Indonesia ini yang pantas jadi musuh saya cuma satu, Pak Harto".
Pada Muktamar PBNU tahun 1994 di Cipasung, Suharto memecah NU dengan melakukan Muktamar Tandingan. Namun krn kuat dan solidnya warga NU, Muktamar tandingan tersebut gagal untuk menyingkirkan Gus Dur. Lengkap sudah ketidaksukaan Soeharto terhadap Gus Dur.
Megawati juga bukan tokoh yg bisa diharapkan bagi mereka. Trah Soekarno dianggap duri dalam daging bagi Soeharto.
Tahun 1996, Megawati dipaksa lengser oleh Soeharto dari ketua PDI yg akhirnya menimbulkan perpecahan ditubuh PDI dan berakhir dengan peristiwa 27 Juli 1996.
Pada pilpres tahun 2004, mereka menggelontorkan isu bahwa dalam Islam, wanita tidak boleh dipilih sebagai pemimpin dan dalam PDI-P, terdapat org2 PKI.
Bambang Yudhoyono bisa menyelesaikan dua periode kepemimpinan. Tapi harus diingat,meskipun diakhir era Orde Baru SBY bukan penentu komando dalam Militer, tapi jabatan Beliau adalah Kassospol ABRI. Jabatan strategis dalam pembinaan perpolitakan diwaktu itu.
SBY pun menaruh hormat terhadap penguasa Orde Baru itu. SBY tidak responsif ketika adanya tuntutan penyelidikan dan pemeriksaan harta kekayaan Soeharto.
Jokowi bukan siapa2 ketika Orba berkuasa. Beliau hanya tukang Mebel.
Saat Beliau menjadi walikota Solo, masih banyak pujian yang diberikan. Namun ketika beliau bergerak untuk menjadi DKI 1, menjadi warning bagi penikmat kekuasaan. Apalagi Jokowi berasal dari partai musuh Orba, PDI-P.
Ketika PDI-P mengusungnya sebagai RI 1, genderang perangpun mulai ditabuh. Gaya Orba pun dilakukan. Isu PKI, ketidak jelasan keturunan dan agama yang dianut. Semua isu dipaksakan untuk menjegalnya.
Saat Jokowi menutup Petral tahun 2015, para penjaga warisan orba semakin yakin bahwa Jokowi adalah orang yg harus disingkirkan. Apapun caranya, berapapun biayanya.
Petral adalah wadah para perampok warisan orde baru dalam mengelola hak jual beli minyak ke Pertamina.
Dengan ditutupnya Petral, Pertamina bisa menghemat 250 Milyar/hari. Siapa yg selama ini menikmati uang 250 milyar/hari?
Untuk diketahui, Tommy Soeharto dan Bob Hasan memiliki saham masing2 sebesar 20%. Dan saat pilpres 2014, Reza Chalid, sebagai pengendali Petral, ikut mendanai pencalonan Prabowo sebagai capres.
Menjelang pilpres 2014, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, menjanjikan untuk tidak akan menaikan pajak PT Freeport saat berpidato di acara The United States-Indonesia (Usindo) Society Washington Special Open Forum Luncheon.
Alih2 mendapat keringanan pajak, Jokowi yg terpilih sebagai Presiden justru melakukan divestifikasi saham PT Freeport sebesar 51%. Siapa yang sakit hati dengan kebijakan Jokowi?
Ketika Ahok melakukan blunder tentang ayat suci, hal tersebut seperti menjadi bahan bakar bagi mereka untuk melengserkan Jokowi. Ahok yang melakukan blunder kenapa Jokowi juga harus dilengserkan?
Jokowi dan Ahok adalah satu paket yang ingin dilengserkan, Jokowi-Ahok bukan penikmat kekuasaan dan tidak bisa dibeli. Tidak ada beban bagi mereka berdua untuk melaksanakan reformasi. Namun para pembenci gerakan reformasi tidak menyukai hal itu.
Jadi jelas ya, ini cuma amanat untuk menjaga hasil rampokan.
JOKOWI DAN ISUE PKI
Tulisan Ari Wibowo
Jokowi memang sialan. Dia melakukan banyak hal yang tak pernah bisa dilakukan oleh presiden presiden sebelumnya. Jokowi seorang risk taker yang berani mengambil resiko dengan kalkulasi yang matang dan resiko terburuknya sudah bisa diukur. Jadi bukan sekedar nekat dan "gacuk ngglundung".
Disaat semua presiden sebelumnya tersandera dengan komposisi APBN yang 60 - 70% nya tersedot untuk bayar hutang, belanja rutin dan subsidi, sehingga alokasi untuk pembangunan infrastruktur dan investasi produktif sangatlah minim karena lebih banyak untuk belanja konsumtif, Jokowi berani mengambil resiko dengan memindahkan budget subsidi menjadi budget membangun infrastruktur.
Disaat isue "berhutang" masih laku dijual ke publik sebagai sebuah aib pemerintah, ternyata kabinetnya Jokowi berani mengambil resiko tersebut dan mensiasati kekurangan biaya pembangunan infrastruktur melalui pos hutang luar negeri. Argumennya masuk akal, yaitu rasio hutang terhadap PDB (produk domestik brutto) masih dalam batas kewajaran bahkan cenderung lebih rendah dibanding negara penghutang lainnya. Argumen lainnya, hutang dibuat bukan untuk keperluan konsumtif (misal subsidi) atau untuk dikorupsi.
Jadi hutang diambil untuk membangun infrastruktur, dan infrastruktur yang baik adalah stimulan efektif untuk bertumbuhnya ekonomi riil. Jika ekonomi menggeliat, akan menyerap tenaga kerja, ada perputaran uang, ada peningkatan daya beli, ada kontribusi pajak yang masuk ke kas negara. Dari situlah negara punya pendapatan tambahan untuk membayar bunga serta mengangsur cicilan pokoknya. Semuanya pasti butuh waktu, tak mungkin terjadi secara instan.
Lawan politik Jokowi tahu banget mengenai hal ini. Mereka melihat Jokowi begitu agresif membangun pelabuhan, bandara, jalan tol, waduk, rel KA, pembangkit listrik, kilang minyak dll. Jika publik awam sampai tahu betapa luar biasanya efek dari semua progres pembangunan fisik itu, mereka takut Jokowi mendapat penilaian positif. Mereka takut pamor Jokowi melambung tinggi, mereka takut tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi sangat bagus, sehingga popularitas serta elektabilitasnya meningkat.
Untuk itu perlu dicarikan isue guna menutupi serta menghambat prestasi Jokowi. Itulah sebabnya mereka memperalat gerombolan radikal supaya terus membikin negeri ini selalu hiruk pikuk dengan isue kamtibmas. Tak boleh ada jeda sedikitpun. Aksi demo serta terorisme akan membuat masyarakat ketakutan dan terancam. Energi publik habis terbuang untuk membahas teror dan sejenisnya. Mereka lupa melihat prestasi Jokowi.
Isue PKI adalah satu satunya isue ampuh yang tersisa untuk menggoyang Jokowi di Pilpres 2019 nanti, karena isue lain mudah dipatahkan. Jangan heran jika yang bikin ribut jelas jelas mengibarkan bendera hitam sebagai identitasnya, tapi yang jadi kambing hitam adalah PKI. Jangan heran jika pelaku aksi terorisme berteriak 'thagut' yang jelas jelas bahasanya kaum radikal, yang dituding tetap saja PKI.
Publik dianggap bodoh. Yang lagi berenang di kolam jelas jelas seekor bebek, tapi mereka kompak menyebut itu adalah ayam. Modalnya cuma publikasi dan propaganda secara masif kalau perlu hoax, berharap orang lain merasa matanya rabun dan ragu bahwa yang dilihat memang seekor ayam.
Grand skenarionya memang mengaburkan prestasi Jokowi dan menciptakan ancaman psikis tentang PKI dan terorisme di benak publik. Pinternya mereka, kemasan anti Jokowi ini disajikan dalam sentimen agama, karena mereka tahu bahwa banyak orang kurang wawasan yang mudah dipengaruhi dengan sentimen agama. Inilah jurus ampuh untuk merebut kekuasaan dari tangan Jokowi.
Sabar ya, negara ini tetap akan gaduh hingga 2019 nanti.
Gelontoran fitnah melalui gank2 radikal pasti tak akan tinggal diam, saya sangat respek terhadap kinerja Peerintahan Jokowi.
Jokowi biar lambat asal selamat alon alon asal kelakon terutama beliau berhasil membungkam kaum Radikalis seperti HTI yg sudah sukses dan lancar di Shutdown, kita tunggu saja gerombolan fpi fui and His Gank untuk melawan Perpu Ormas Radikal di situlah Pakdhe pasang jebakan yg amat mematikan.
Melawan Perpu Ormas artinya Anti Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan di ujungnya dgn mudahnya mereka terjebak di dalam jurang kekalahan yg dalam, kita tunggu saja bagaimana strategy sebelah dalam menjalankan aksi berikutnya.
KPK telah tetapkan SN sebagai tersangka bagaimana dengan dua minion sohibnya yg pegang Palu? Bagaimana Ormas Radikal Lainnya?
Will see deh... Tendangan Tanpa Bayangan Pakdhe terasa begitu maha berat dampaknya sampai mereka termehek mehek... muntah darah😬🤣🙈
Ayo di Copas dan Sebarkan sebanyak banyaknya.... kita lawan pasukan fitnah yg membodohi rakyat Indonesia✊✊✊
#SayaIndonesia #SayaPancasila

COACH QUESTIONS

Earlier this year, we asked ICF Global’s Facebook fans and Twitter followers to share their favorite powerful questions to use during coaching sessions. We’ve shared 25 of their responses here to inspire you in your coaching practice.

1. If I were to give you an extra hour a day, what would you do with it?
—Francisco Alvarez

2. What would you do if you had unlimited resources?
—Karen Martin Miner

3. What story is holding you back?
—Chris Padgett

4. What will you do first?
—Katarzyna Wojnar

5. What’s holding you back?
—Jenny Leow

6. How much energy are you willing to put into that?
—Alisa Manjarrez

7. How would your ideal self create a solution?
—Mark Smith

8. What are you trying to prove to yourself?
—Jessica Malavez

9. If I was in your shoes and asked for advice, what would be the first thing you’d tell me?
—Thom J. Ferrie

10. What would you try now if you knew you could not fail?
—Alyssa Gonzalez

11. Just because that happened in the past, why must it happen again?
—Renee Stuart

12. Is what you are doing helping you follow your joy?
—Jen Mickelson

13. If your money could talk, what would it say to you?
—Lucio Andrés Pérez

14. What is the experience you are looking to create?
—Rodney Mueller

15. How does this decision match up with who you know you are?
—Rebecca Macfarlane

16. When will you start?
—Pat Kennedy

17. What small steps can you take to get you closer to your vision?
—Josephine de la Paz

18. What are you waiting for?
—Juan Elías Romero Vázquez

19. What do you think the moral of that story is?
—Brent Nestler

20. What part of what you’ve just said could be an assumption?
—Rachel Mendonca Gojer

21. What are the positive outcomes of this negative situation?
—Vanya L. Marinova

22. What story do you most often hear yourself telling?
—Nancy Mathias

23. And … ?
—Katy Caroan

24. If you knew the answer, what would it be?
—Rita Tourigny

25. What am I not asking you that you really want me to ask?
—Annie Gelfand

=======

Management & Leadership

70 Awesome Coaching Questions for Managers Using the GROW Model
By Dan McCarthy

Updated August 15, 2016

Overview of the GROW Model:

The GROW Model is the most common coaching framework used by executive coaches. Given its relative simplicity, manymanagers have taught themselves the GROW model as a way to structure coaching and mentoring sessions with their employees.

GROW is an acronym that stands for:

Goal
Current Reality
Options
Will (or Way Forward)

Managers use the model to help their employees improve performance, solve problems, make better decisions, learn newskills, and reach their career goals.

The key to coaching and using the GROW model is all about asking great questions. Coaching isn’t telling the employee what to do – it’s helping the employee come up with his or her own answers by asking the right question at the right time.

Here are 70 awesome coaching questions managers can utilize, categorized within the framework of the four-step GROW model:

Goal:

Coaching starts with establishing a goal. It could be a performance goal, a development goal, a problem to solve, decision to make, or a goal for the coaching session. For clarity of goal setting as well as consistency across your team, encourage your employees to use a S.M.A.R.T. goal format, where the letters stand for:

Specific
Measurable
Attainable
Realistic
Timely

Here are ten questions designed to help someone gain clarity on their goal(s):

1.     What do you want to achieve from this coaching session?
2.     What goal do you want to achieve?

3.     What would you like to happen with ______?
4.     What do you really want?
5.     What would you like to accomplish?
6.     What result are you trying to achieve?
7.     What outcome would be ideal?
8.     What do you want to change?
9.     Why are you hoping to achieve this goal?
10.  What would the benefits be if you achieved this goal?

Current Reality: 

This step in the GROW model helps you and the employee gain awareness of the current situation – what’s going on, the context and the magnitude of the situation for example. 

The key is to take it slow and easy with your questions– it’s not a rapid-fire interrogation. Let the employee think about the question and reflect on his or her answers. Use active listening skills – this is NOT the time to jump to solution generation or share your own opinions.

Here are 20 questions designed to clarify the current reality:

1.     What is happening now (what, who, when, and how often)? What is the affect or result of this?
2.     Have you already taken any steps towards your goal?
3.     How would you describe what you did?
4.     Where are you now in relation to your goal?
5.     On a scale of one to ten where are you?
6.     What has contributed to your success so far?
7.     What progress have you made so far?
8.     What is working well right now?
9.     What is required of you?
10.  Why haven't you reached that goal already?
11.  What do you think is stopping you?
12.  What do you think was really happening?
13.  Do you know other people who have achieved that goal?
14.  What did you learn from _____?

15.  What have you already tried?
16.  How could you turn this around this time?
17.  What could you do better this time?
18.  If you asked ____, what would they say about you?
19.  On a scale of one to ten how severe/serious/urgent is the situation?
20.  If someone said/did that to you, what would you think/feel/do?

Options:

Once you both have a clear understanding of the situation, the coaching conversation turns to what the employee can do to reach their goal.

Here are 20 questions designed to help the employee explore options and/or generate solutions:

1.     What are your options?
2.     What do you think you need to do next?
3.     What could be your first step?
4.     What do you think you need to do to get a better result (or closer to your goal)?
5.     What else could you do?
6.     Who else might be able to help?

7.     What would happen if you did nothing?
8.     What has worked for you already? How could you do more of that?
9.     What would happen if you did that?
10.  What is the hardest/most challenging part of that for you?
11.  What advice would you give to a friend about that?
12.  What would you gain/lose by doing/saying that?
13.  If someone did/said that to you what do you think would happen?
14.  What's the best/worst thing about that option?
15.  Which option do you feel ready to act on?
16.  How have you tacked this/a similar situation before?
17.  What could you do differently?
18.  Who do you know who has encountered a similar situation?
19.  If anything was possible, what would you do?
20.  What else?

Will, or Way Forward:

This is the last step in the GROW model. In this step, the coach checks for commitment and helps the employee establish a clear action plan for next steps.

Here are 20 questions to help probe for and achieve commitment: 

1.     How are going to go about it?
2.     What do you think you need to do right now?
3.     Tell me how you’re going to do that.
4.     How will you know when you have done it?
5.     Is there anything else you can do?
6.     On a scale of one to ten, what is the likelihood of your plan succeeding?
7.     What would it take to make it a ten?
8.     What obstacles are getting in the way of success?
9.     What roadblocks do you expect or require planning?
10.  What resources can help you?
11.  Is there anything missing?
12.  What one small step will you take now?
13.  When are you going to start?
14.  How will you know you have been successful?
15.  What support do you need to get that done?
16.  What will happen (or, what is the cost) of you NOT doing this?
17.  What do you need from me/others to help you achieve this?
18.  What are three actions you can take that would make sense this week?
19.  On a scale of one to ten, how committed/motivated are you to doing it?
20.  What would it take to make it a ten?

Jumat, 04 Agustus 2017

VUCA WORLD

Sekedar copas dari WA sebelah.
Artikel ini berisi nasehat yang bagus untuk diri saya, untuk anak anak saya, keluarga besar saya dan tentu untuk sahabat saya semua...😊👇🏼

Pambudi Sunarsihanto:
PREPARE YOURSELF FOR THE VUCA WORLD

(Mempersiapkan diri menghadapi dunia yang penuh ketidakpastian)

Saat ini , pada saat anda bekerja di industri apapun, dan menekuni profesi apapun , apakah itu sales, marketing, supply chain, finance atau HR, anda pasti merasakan . Dunia business saat ini sedang dilanda ketidakpastian. Tidak ada satu perusahaan pun yang terjamin aman dari gelombang VUCA yang saat ini sedang melanda dunia.
Perusahaan-perusahaan besar seperti Kodak, Nokia dan lain-lain menunjukkan bahwa "menjadi perusahaan kuat" bukan jaminan bahwa perusahaan anda akan selalu aman dan berjaya.

Dunia berubah, ekonomi berubah, politik berubah, bisnis berubah, kompetisi  berubah, perilaku konsumen  berubah. Dan kalau anda atau perusahaan anda tidak berubah, bersiap siaplah bahwa anda akan hilang ditelan jaman. Padahal masih  banyak yang perusahaan atau individu yang sombong atau arogan dan terlalu percaya diri.
Merasa mempunyai strength dan competitive advantage yang kuat.
Dan ternyata strength di masa lalu sering kali tidak relevant di masa depan. Dan justru strength di masa lalu sering kali membuat kita complacent dan lupa diri, lupa untuk being humble and keep learning. Often, your strength will kill you.

Hal ini sudah terjadi pada beberapa insinyur perminyakan yang sekarang mulai menganggur, kehilangan pekerjaan, meratapi nasib dan tiap hari menunggu kapan harga minyak naik.
Hal ini terjadi pada beberapa profesi yang berjaya di masa lalu, dan sekarang terlanda krisis. Tetapi hal ini juga berlaku bagi beberapa perusahaan yang merasa jagoan di masa lalu, tetapi karena terlalu arogant, sekarang mulai tersesak kompetisi.
Bayangkan bahwa sebuah aplikasi online yang dibuat oleh 3 anak muda ternyata berpeluang untuk mengganggu bisnis anda, apakah anda adalah perusahaan taxi besar, perusahaan retail supermarket besar, atau apapun bisnis anda. Saat inilah anda menyadari betapa rapuhnya perusahaan anda atau kompetensi anda.

Pertanyaan yang sekarang paling popular adalah "What if , whatever we knew, is wrong"
(Bagaimana seandainya saja, apapun yang kita ketahui ternyata salah).
Dan pertanyaan itu ternyata sama sekali tidak exagerate (melebih-lebihkan).
Better safe than sorry. Lebih baik waspada daripada celaka!

Jadi, bagaimana dong? Tunggu dulu, pertama kita harus mengerti ketidakpastian apa yang kita hadapi. Jadi kita bahas dulu, apa sih dunia yang "VUCA" . Lets discuss ...

VUCA berasal dari kata "Vulnerable, Uncertainty, Complexity and Ambiguity"
(Rapuh, tidak pasti, rumit dan rancu!)

Kita bahas satu persatu yuk ...

1. Volatile (Rapuh)

Tidak ada lagi bisnis yang stabil. Kompetisi makin kencang, ekonomi makin tidak pasti. Kalau dulu business growth anda flat, atau naik terus perlahan lahan. Bersiaplah bahwa sekarang business growth anda akan menjadi roller coaster. Siap siap, jaga stamina, jaga jantung. Karena kalau tahun ini bisnis anda naik dan growth  ya positive, bisa saja tahun depan growth nya negative dan menukik tajam. Kemudian kalau anda bekerja keras dan berinovasi mungkin tahun depannya naik lagi. Persis sama seperti roller coaster!

2. Uncertainty (Ketidakpastian)

Tidak ada lagi yang pasti. Pada saat sebuah perusahaan taxi di China berinvestasi banyak-banyak membeli taxi merecruit driver dan mentraininh mereka dengan   biaya besar, ternyata sebuah aplikasi online menghancurkan growth mereka, dan membuat mereka harus mengaca diri.
Ketika sebuah retail supermarket besar di Taiwan berinvestasi besar besaran menambah toko, menambah gudang dan menambah karyawan, ternyata bisnis mereka diganggu oleh maraknya toko-toko online.
Pada saat sebuah perusahaan consulting services  perminyakan berinvestasi ternyata beberapa tahun kemudian harga minyak turun drastis, dan mereka sepi order.
You dont know the future anymore, you cannot predict it, nothing is certain. Get ready!

3. Complexity (rumit)

Business anda semakin lama semakin rumit. Dulu kita hanya memikirkan profit. Kemudian nambah harus memikirkan customer. Kemudian nambah lagi , you need to hire, motivate and develop your employee. Sekarang anda harus juga memikirkan CSR, stakeholder engagement, kontribusi perusahaan anda pada pelestarian lingkungan dan pengembangan masyarakat. Belum situasi hukum (local dan internasional) yang makin tidak menentu. Bisnis tidak lagi semudah beberapa belas tahun yang lalu di mana anda menciptkan product, memproduksi dan menjualnya, dan mendapatkan keuntungan.
Wake up and welcome to the real world. Now it is much more complicated than that.

4. Ambiguity

Semuanya makin rancu. Kita gak jelas lagi dengan aturan bisnis kita karena peraturan yang terus menerus berganti.
Pada saat kita pikir kita sudah memenuhi semua yang diatur dalam regulasi, ternyata ada saja yang interprestasinya berbeda.
Pada saat kita sudah memasang strategy terhadap competitor kita, ternyata datang pemain baru yang masuk. Bahkan perusahaan yang tadinya kita pikir tidak berkompetisi dengan kita ternyata menjadi alasan customer kita meninggalkan kita.

Pemilik bioskop bersaing dengan pengelola TV kabel. Pengelola bus malam bersaing dengan pengelola kereta api. Dan perusahaan kereta api bersaing dengan pesawat terbang.
Taxi bersaing dengan aplikasi online.
Supermarket dan pengusaha retail bersai ng dengan perusahaan online. Dan makin banyak lagi yang akan terjadi.

Terus apa yang harus kita lakukan?
Ternyata kita bisa menghadapi VUCA dengan menjadi "VUCA".
Tapi kali ini VUCA yang harus kita lakukan singkatannya lain. Singkatan yang baru, yang menggambarkan apa yang harus kita lakukan adalah
- Visionary Leader
- Unleash the (hidden) potentials
- Change agent
- Agility builder

Kita bahas satu persatu ya ....

1. Visionary Leader

Seorang leader mem-balance antara short tern and long-term success. Anda harus tetap consistent untuk deliver business success saat ini, sambil terus menerus mengembangkan visi untuk masa depan. Visi masa depan adalah pandangan tentang ..
* Why will they continue to exist in the future
* How they will contribute to the society in the future
* Why the customer will continue to choose them
* How they will build and improve their emotional bonding with customers

Dengan cara itu dulu Garmin sukses mengembangkan alat alat navigasi GPS, tetapi tetap berfokus pada masa depan. Sehingga pada saat GPS bisa diunduh gratis dengan aplikasi online, mereka sudah siap dengan product berikutnya: alat-alat gadget untuk anak anak muda yang fitness.

You see, one way or another your product will decline, you cannot avoid that. What you can do is prepare the organization (and yourself) so you are ready and come up with new competitive advantage.
This is the job of CEO, HR and all the leaders in the organization. Are you ready to take the challenge?

2. Unleash the (hidden) potentials

Kita ini sebenarnya punya dua tangan. Tetapi dari kecil kita sering kali menggunakan hanya satu tangan, biasanya tangan kanan. Jadi kita jarang sekali menggunakan tangan kiri. Akibatnya kita hanya menggunakan 50 persen dari potensi kita. Dan mungkin banyak sekali potensi (tersembunyi) yang dimiliki tangan kiri. Dan mungkin sampai sekarang anda tidak menggunakan dan menyia-nyiakan potensi itu.

Sama dengan analogy itu. Kita pasti punya banyak potensi dalam diri kita (atau di perusahaan kita). Sayangnya perusahaan kita (atau kita sendiri) terlalu sibuk focus pada apa yang harus kita kerjakan untuk mencapai business objective quarter ini. Akibatnya kita suka tidak menyadari potensi kita sendiri. Padahal mungkin saja kita memiliki potensi di dalam bidang yang lain.

Selain jago membuat alat navigasi, ternyata Garmin mampu membuat Gadget fitness.
Selain jago membuat film photography ternyata Fuji juga mampu membuat ramuan kosmetik.
Saya sendiri dulunya adalah insinyur komputer yang ternyata mempunyai potensi dalam bidang Human Resources.
Apa yang harus anda lakukan?
* Find your hidden potential
* Explore new opportunities from your hidden potentials
* Develop new competitive advantage based on your potential
* Go on and attack the matket

- Change agent

Kalau anda (atau perusahaan anda) sudah terbiasa untuk hanya berfokus pada delivering current objective, akan sulit sekali untuk tiba-tiba pindah "gigi persneling" dan harus balancing masa depan juga. You  need to have a good change management process in place. And again, CEO, HR and every single business leader need to play the role as change agent.
Ingat, it is about change. anda harus mengubah fokus orang orang dari masa sekarang ke masa depan.
What you need to do?
* Set and 6 the Objectives
* Visualize the success (How the success would looks like?)
* Motivate your team
* Implement the change with discipline
* Reward the supporters and communicate to the resisters

- Agility builder

Mempersiapkan anda ke VUCA world juga berarti mempelajari hal hal yang "baru". Learning "new" things. Padahal mungkin beberapa di antara kita sudah lama tidak belajar lagi. Banyak karyawan yang waktu saya tanya kapan mereka terakhir kali belajar, jawabannya adalah waktu mereka masih kuliah. Which is like belasan tahun yang lalu.
Otak anda perlu  memiliki learning agility, kemampuan mempelajari hal hal baru, the ability to learn new things.
How to do ...
- Learn new things everytime (bidang baru, olahraga baru, bahasa asing baru, hobby baru ... or anything, as long as you learn new things)

- Read , observe, learn and analyze the trend that is happening in the world today
- Hang out with agile and open-mind people
- But most importantly, being "open mind", understanding that we may not be the best in everything. There is a risk ahead. And our competences may not be relevant in the future. Hence, keep learning is the key to your future success.

Jadi ingat, untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia yang VUCA (Vulnerable, Uncertainty, Complexity and Ambiguity), anda juga harus menjadi "VUCA" (Visionary Leader, Unleash the hidden potential, Change Agent and Agility  builder)

Salam Hangat
Pambudi Sunarsihanto

#Nasehattukdirisaya