Donny Pramono (kanan) dan Ardantya Syahreza pada saat penandatanganan Master Franchise Sour Sally Mini.

Donny Pramono (kiri) dan Ardantya Syahreza pada saat penandatanganan Master Franchise Sour Sally Mini. (sumber: Istimewa)
Jakarta - Sour Sally dengan frozen yogurt-nya yang banyak digemari, kini akan menghadirkan outlet mini dengan sistem waralaba yang dinamakan Sour Sally Mini.
Menggandeng K-Food sebagai Master Franchisor, Sour Sally Mini menggarap peluang pengembangan bisnis frozen yogurt di segmen menengah dengan target pembukaan 50 outlet Sour Sally Mini di tahun pertama.
Penandatanganan Perjanjian Master Franchise antara Sour Sally dan K-Food dilaksanakan Jumat (5/7/2013).
Sour Sally Mini hadir dengan konsep outlet 3 meter x 3 meter yang berlokasi di tempat-tempat non premium dengan traffic tinggi dan produk dengan harga terjangkau untuk segmen menengah.
Konsep ini tentu berbeda dengan Sour Sally yang hadir di lokasi-lokasi premium dengan konsep boutique outlet.
Kemudian, untuk investasi awal Sour Sally Mini dibutuhkan sekitar Rp 220 juta per outlet yang terdiri dari Rp 50 juta franchise fee untuk lima tahun, dan Rp 170 juta pendirian outlet, serta pembelian mesin, dan peralatan-peralatan awal, diluar biaya sewa lokasi, serta variable costbulanan seperti operasional, gaji karyawan dan bahan baku. Dan diperkirakan break even point  (BEP) akan diraih dalam 20-22 bulan.
"Investasinya lebih kecil, namun peluangnya lebih besar. Para investor bisa membuka outlet Sour Sally Mini di tempat-tempat strategis yang tidak terbatas di pusat perbelanjaan premium, seperti pertokoan dan food court. Hal ini memperlebar jangkauan dan pasar Sour Sally serta menangkap peluang di segmen menengah di berbagai kota di seluruh Indonesia," ujar Donny Pramono, Presiden Direktur PT Berjaya Bersama Sally (pemegang merek Sour
Sally Mini)
Sementara itu, langkah untuk lebih bisa menjangkau kelas menengah ke bawah disebabkan oleh pertumbuhan kelas menengah yang signifikan sebesar 65 persen dalam sembilan tahun terakhir, dari 81 juta jiwa pada 2003 menjadi 134 juta jiwa pada 2012.
"Pendapatan tahunan per kapita masyarakat Indonesia pun meningkat dari US$ 1.100 pada 2004 menjadi US$ 3.800 saat ini. Jadi, kami melihat potensi besar bagi Sour Sally Mini bagi segmen menengah," kata Ardantya Syahreza, Presiden Direktur K-Food yang berpengalaman sebagai market researcher di AC Nielsen sebelum akhirnya terjun menjadi pengusaha.
"Target kami adalah membuka 50 outlet di tahun pertama dengan penetrasi awal ke Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Medan, Pekanbaru, Balikpapan, Makassar dan Manado, dilanjutkan dengan wilayah-wilayah lain di Indonesia," kata Ardantya
Sour Sally dan K-Food optimistis dengan peluang besar bisnis Sour Sally Mini. Kuatnya brand equity dan awareness publik tentang merek Sour Sally, potensi besar pengembangan bisnis frozen yogurt serta pesatnya pertumbuhan kelas menengah di Indonesia, menjadi dasar dari langkah pengembangan bisnis mereka.
"Pasar yogurt di Indonesia sangat menarik dan penuh potensi namun belum banyak pemainnya. Tiap tahun bisnis ini selalu tumbuh," imbuh Donny.
Berdasarkan riset AC Nielsen, pertumbuhan pasar yogurt meningkat 15 persen dari Rp 265,4 miliar pada 2011 menjadi Rp 305,3 miliar pada 2012.
"Dari survei konsumen dan pasar yang kami lakukan setelah lima tahun berdiri, teridentifikasi bahwa konsumen telah teredukasi tentang unsur kebaikan yogurt bagi kesehatan, memiliki awareness tentang frozen yogurt dan merek Sour Sally. Bahkan, produk frozen yogurt Sour Sally telah berhasil menjadi sebuah produk gaya hidup dan bukan hanya produk trend," tutur Donny.
Penulis: Kharina Triananda/RIN
Franchise Information, please email to info@soursallymini.com 

Ingin Berbisnis Yoghurt Sour Sally? Siapkan Dana Rp 220 Juta

Angga Aliya - detikfinance
Senin, 08/07/2013 15:33 WIB
http://images.detik.com/content/2013/07/08/480/anmasterfranchisesoursallymini1.jpg
Jakarta - Sour Sally membuka kesempatan para investor lokal yang ingin berbisnis frozen yoghurt. Salah satu pionir di bisnis frozen yoghurt itu meluncurkan waralaba Sour Sally Mini.

Perusahaan menggandeng K-Food sebagai Master Franchisor. Diharapkan, dengan adanya konsep waralaba ini maka akan ada 50 gerai Sour Sally Mini di tahun pertama.

Sour Sally Mini hadir dengan konsep outlet 3 meter x 3 meter yang berlokasi di tempat-tempat non premium dengan traffic tinggi dan produk dengan harga terjangkau untuk segmen menengah, berbeda dengan Sour Sally yang hadir di lokasi-lokasi premium dengan konsep boutique outlet.

Walau lebih hemat, kualitas produk yang ditawarkan Sour Sally Mini sama dengan Sour Sally: yoghurt beku premium tanpa lemak dengan bahan baku berkualitas terbaik dari Amerika Serikat (AS).

Untuk investasi awal Sour Sally Mini dibutuhkan sekitar Rp 220 juta per outlet yang terdiri dari Rp 50 juta franchise fee untuk 5 tahun dan Rp 170 juta pendirian outlet serta pembelian mesin dan peralatan-peralatan awal, di luar biaya sewa lokasi serta variable cost bulanan seperti operasional, gaji karyawan dan bahan baku. Diperkirakan, Break Even Point (BEP) alias balik modal akan diraih dalam 20-22 bulan.

"Investasinya lebih kecil, namun peluangnya lebih besar. Para investor bisa membuka outlet Sour Sally Mini di tempat-tempat strategis yang tidak terbatas di pusat perbelanjaan premium, seperti pertokoan dan food court," kata Presiden Direktur PT Berjaya Bersama Sally, Donny Pramono, dalam siaran pers, Senin (8/7/2013).

"Hal ini memperlebar jangkauan dan pasar Sour Sally serta menangkap peluang di segmen menengah di berbagai kota di seluruh Indonesia," tambah Donny.

Saat ini sudah ada sekitar 7 gerai Sour Sally Mini yang dikelola langsung perusahaan sejak 2012 lalu. Tujuh gerai itu ada di Jakarta, Bekasi, Bandung, Solo dan Palembang.

Sour Sally sendiri sudah punya 40 gerai premium di Indonesia dan 1 gerai di Singapura, sejak didirikan di tahun 2008. Sampai saat ini, Sour Sally telah menjual 8 juta cup frozen yoghurt dan menguasai 70-80% pangsa pasar frozen yoghurt di Indonesia tahun lalu.

"Pasar yoghurt di Indonesia sangat menarik dan penuh potensi namun belum banyak pemainnya. Tiap tahun bisnis ini selalu tumbuh," ujarnya.

Berdasarkan riset AC Nielsen, pertumbuhan pasar yogurt meningkat 15% dari Rp 265,4 miliar di tahun 2011 menjadi Rp 305,3 miliar di tahun 2012.


Tertarik dengan peluang usaha ini?

Hubungi 021-791 99234 atau info@soursallymini.com 

Bisa juga datang langsung ke PT Kuliner Nusantara Sejahtera Indonesia, 
Graha UNINET, Jl. Warung Jati
Barat No. 25, Jakarta Selatan 12740.