Selasa, 27 November 2012

Dibentuknya INDOCRE LINTAS USAHA untuk bermain di INDUSTRI KREATIF

Baru-baru ini, PT INDOCRE LINTAS USAHA baru saja diluncurkan sebagai holding company yang akan berkomitmen bermain di sektor Industri Kreatif, Kepemudaan dan Indonesia. Sebagaimana yang kita ketahui, sub sektoral di bawah Industri Kreatif adalah:

Sub-sektor yang merupakan industri berbasis kreativitas di Indonesia berdasarkan pemetaan industri kreatif yang telah dilakukan oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia adalah:
  1. ADVERTISING and MEDIA COMMUNICATION: kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan (komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu), yang meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya: riset pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak (surat kabar, majalah) dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan reklame sejenis, distribusi dan delivery advertising materials atau samples, serta penyewaan kolom untuk iklan.
  2. Arsitektur: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain bangunan, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan konstruksi baik secara menyeluruh dari level makro (Town planning, urban design, landscape architecture) sampai dengan level mikro (detail konstruksi, misalnya: arsitektur taman, desain interior).
  3. Pasar Barang Seni: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet, misalnya: alat musik, percetakan, kerajinan, automobile, film, seni rupa dan lukisan.
  4. Kerajinan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya, antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu, besi) kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat, dan kapur. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal).
  5. DESIGN: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.
  6. FASHION: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen.
  7. Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film.
  8. Permainan Interaktif: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Subsektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi.
  9. MUSIC: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi, pertunjukan, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara.
  10. THEATRICAL SHOW: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten, produksi pertunjukan (misal: pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, termasuk tur musik etnik), desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.
  11. Penerbitan dan Percetakan: kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita dan pencari berita. Subsektor ini juga mencakup penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanko cek, giro, surat andil, obligasi surat saham, surat berharga lainnya, passport, tiket pesawat terbang, dan terbitan khusus lainnya. Juga mencakup penerbitan foto-foto, grafir (engraving) dan kartu pos, formulir, poster, reproduksi, percetakan lukisan, dan barang cetakan lainnya, termasuk rekaman mikro film.
  12. SOFTWARE, WEBSITE and DATA ANALYSIS: kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengolahan data, pengembangan database, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal termasuk perawatannya.
  13. TV and RADIO PROGRAM: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan acara televisi (seperti games, kuis, reality show, infotainment, dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan station relay (pemancar kembali) siaran radio dan televisi.
  14. RESEARCH Services: kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar; termasuk yang berkaitan dengan humaniora seperti penelitian dan pengembangan bahasa, sastra, dan seni; serta jasa konsultansi bisnis dan manajemen.
  15. FOOD CULINARY: kegiatan kreatif ini termasuk baru, kedepan direncanakan untuk dimasukkan ke dalam sektor industri kreatif dengan melakukan sebuah studi terhadap pemetaan produk makanan olahan khas Indonesia yang dapat ditingkatkan daya saingnya di pasar ritel dan passar internasional. Studi dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi selengkap mungkin mengenai produk-produk makanan olahan khas Indonesia, untuk disebarluaskan melalui media yang tepat, di dalam dan di luar negeri, sehingga memperoleh peningkatan daya saing di pasar ritel modern dan pasar internasional. Pentingnya kegiatan ini dilatarbelakangi bahwa Indonesia memiliki warisan budaya produk makanan khas, yang pada dasarnya merupakan sumber keunggulan komparatif bagi Indonesia. Hanya saja, kurangnya perhatian dan pengelolaan yang menarik, membuat keunggulan komparatif tersebut tidak tergali menjadi lebih bernilai ekonomis.
Melihat jabaran di atas, dengan bangga menyampaikan bahwa di bawah PT INDOCRE LINTAS USAHA beberapa sub sektoral tersebut telah kita jalankan:

1. ADVERTISING and BRAND COMMUNICATION oleh EXIGO Brand Activation Agency (under PT Marketing Komunikasi Indonesia) - www.createbrandexperience.com dan www.mki-group.com/exigo

2. DESIGN oleh ID Brand Design (under PT Marketing Komunikasi Indonesia)

3. RESEARCH oleh Cauldron Research (under PT Marketing Komunikasi Indonesia)

4. FOOD CULINARY oleh K-FOOD Indonesia (under PT Kuliner Nusantara Sejahtera Indonesia)

5. BUDAYA INDONESIA oleh SOUL OF JAVA INDONESIA (under PT Soul of Java Indonesia)

6. DATA ANALYSIS oleh Cauldron Research (under PT Marketing Komunikasi Indonesia)

7.  PENGEMBANGAN PEMUDA Indonesia dan MEDIA COMMUNITY oleh PT Generasi Muda Indonesia

Inilah kami, 'aktivis' Industri Kreatif. Hidup Indonesia!

Jumat, 27 Juli 2012

INDONESIAKU, Pasti Bisa

Saya suka membayangkan di sela sela kesibukan sehari hari, akan menjadi seperti apakah Indonesia di 10 , 20, 30 tahun mendatang. Kadang kadang masih terheran heran, mengapa negara yang kaya dengan sumber daya alam dan sebagainya ini, masih belum bisa menjadi negara yang jauh lebih maju dari sekarang. Walaupun diakui 10 tahun terakhir pasca krisis ekonomi 1998, Indonesia bisa dibilang sukses rebound dan bahkan masuk menjadi salah satu negara G20. Artinya kita dianggap sebagai salah satu promising country / market. Krisis ekonomi di Amerika dan Eropa, seakan juga tidak mempengaruhi pertumbuhan dan kekuatan ekonomi Indonesia. Bisa dibilang, team Ekonomi Indonesia, canggih. Semua pertumbuhan ekonomi minus, kitabisa bertahan di 6% per tahun. Luar biasa. Meningkatnya pula kesejahteraan penduduk, dengan bertambahnya jumlah penduduk kelas ekonomi menengah, ini juga buah prestasi yang mengesankan.

Walaupun kita laju positif, bukan berarti kita sudah bagus. Banyak sekali pe-er lain di depan mata, yang kalau tidak digarap, justru akan menjadi bom waktu. Yaitu:

1. Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia.

Indonesia sampai saat ini masih dihadapkan dengan tantangan untuk lebih memperbanyak penduduk yang terdidik / educated, berkeahlian profesional, cerdas, dan inovatif. Masih banyak penduduk yang belum mendapatkan pendidikan yang layak, karena sekolah dasar saja sudah mahal, apalagi Universitas.
Ini terjadi terutama di daerah, suburb, kampung, desa. Pe-er ini terletak pada masalah ; sekolah yang terjangkau dan bagus untuk mencetak generasi muda yang pandai dan siap berkarya. Masalah ini klasik, masih terbentur di orang Indonesia juga yang suka curi anggaran. Katanya anggaran pendidikan paling tinggi. Mana hasilnya? Anggaran besar, malah jadi sering dikorup.
Banyak anak gak punya, gak jadi sekolah. Padahal bisa saja salah satu atau lebih dari mereka yang akan membawa kita semua ke penghidupan bangsa yang lebih baik. Orang korup itu kurang berfikir panjang dan sangat egoistis.

Sampai sekarang, kita bisa rasakan, betapa banyak: lulusan kuliah gak dapat kerja karena skillnya tidak memadai, mentalnya tidak memadai. Betapa banyak anak muda yang nganggur, milih kerja apa saja asal dapat uang untuk hidup. Tujuan hidupnya cuma SURVIVAL. Jangan harap ada yang ingin berkontribusi untuk negara dan masyarakatnya, pokoknya mereka bisa hidup aja sudah sukur. Betapa banyak, anak orang kaya yang sekolah di luar negeri atau perguruan tinggi bergengsi, tapi juga prestasinya biasa biasa saja.

Adalah beberapa tokoh tokoh muda cerdas, tapi gak banyak. Belum bisa dibilang Generasi muda Indonesia itu mengesankan. Kalau dibilang lifestyle, konsumtif, itu iya pasti.

Pekerjaan nomor satu: investasi dan ciptakan manusia Indonesia yang berkualitas lebih banyak lago, karena semakin banyak anak Indonesia brilliant dan inisiatif, akan makin naik derajat kualitas kehidupan bangsa ini. Pasti. Kita harus basmi generasi muda yang cuma mau kerja dapat gaji / upah / uang semata. Kita hidup harus penuh dengan semangat memberikan manfaat bagi orang lain.


2. Korupsi dan Moral.

Sampai kapan mau melestarikan korupsi dan curi uang negara buat banyak mulut? Saya gak ngerti orang orang yang doyan cari uang dari anggaran negara. Apa gak merasa ikut punya negara? Apa gak merasa perbuatannya akan menghancurkan ? Apa cuma mikirnya anak cucunya saja? Apa tidak berfikir, apalah arti hidup ini kalau hanya cuma untuk survival keluarga sendiri? Tidakkah kita ingin berbuat lebih banyak untuk orang lain? Partai politik sibuk taro orang di kabinet dan BUMN untuk memperkaya partai. Ya Allah. Anggota DPR sibuk cari proyek supaya bisa ambil cuilan cuilan mark up dari anggaran negara. Duh, gak kasian sama nenek nenek yang tinggal di desa pakai gubug reot? Pengusaha sibuk bayar sogokan kanan kiri untuk dapat proyek besar dari negara, biar kaya raya. Ini juga cuma mikirin keluarganya sendiri. Berlanjutlah lingkaran tikus ini ke para orang bawahan yang hormat minta ampun sama pejabat dan pengusaha yang banyak duit, gak peduli korup atau tidak. Asal bos bayar gede, saya bakal setia. Dari level atas sampai bawah, kualitas moral orang Indonesia itu jelek. Semua cuma suka semata mata dengan Uang. Duh,moralnya di mana kah? Apa lupa dulu kecilnya diajarin apa. Apalah arti uang banyak kalau waktu Anda mati, uang tersebut belum bermanfaat untuk orang lain. Hukum saja bisa dibeli, sama saja, ada uang semua bisa diatur. Kasihan kan orang Indonesia ini?
Anda yang baca juga jangan sok suci. Di kerjaan dan kehidupan Anda, sudah kebal belum dengan uang? Atau harga diri dan moral Anda sudah gak terlalu penting demi uang lebih banyak? Moral. Indonesia punya krisis moral di masyarakatnya. Ini pe-er kedua.

Satu hal yang saya pelajari,ada beberapa titik efektif untuk issue ini:
A. Buat semua guru adalah sudah teruji moral budi pekertinya dan hidup berkecukupan.
B. Ciptakan diktator putih yang adidaya, yang mampu membunuh para koruptor, preman,pembunuh, penipu dan lain sebagainya.

3. Sumber Daya Alam

Sudah punya semua resources di dalam negeri ini, kok banyakan di eksport? rugi amat. Lahannya luas, bisa jadi negara agraris, tapi banyak import bahan makanan. Ternyata belum cukup memenuhi demand dalam negeri untuk bahan makanan. Kok bisa? Ya karena pertaniannya gak digarap! Terus, sukanya jual bahan mentah keluar, cuma mau dihargai harga komoditas. Sebagai orang brand, kenapa gak diolah dulu segala sesuatunya menjadi merk merk olahan Indonesia? Ini lebih memiliki added value yang luar biasa. Gak cuma pertanian,tapi juga kelautan, pariwisata, kayu, pertambangan, kuliner ... Ya Allah banyaknya masih banyak lagi. Stop jual komoditas! Olah dulu baru jual! Cukupkan persediaan kebutuhan dalam negeri, itu harus. Kurangi import. Begitu juga dengan bahan bakar minyak. Tolonglah hentikan itu semua praktek curi uang atau mencurangi uang negara. Gak kasihan dengan banyak orang susah? Kalian sibuk memperkaya diri sendiri? ... Indonesia ini butuh Leader yang kuat dan bermoral. Hidupnya cuma ingin berbuat baik untuk orang. Indonesia butuh banyak orang pintar yang mengeluarkan ide ide pengembangan kehidupan bangsa ini. Indonesia butuh masyarakat bermoral supaya bisa besar. Ini semua , saya yakin bisa terwujud, kalau kita bersama sama , mau peduli bahwa ini semua pe er kita bersama.

Jakarta, 27 Juli 2012

Rabu, 25 Juli 2012

FORMULASI RISET untuk MARKETING COMMUNICATION / BRAND ACTIVATION yang EFEKTIF

E SUKSES : ESQUIRE MAGAZINE JULY 2012 : ARDANTYA SYAHREZA

 FORMULASI RISET APLIKATIF
 "Menguatkan basis research / consumer insights dan kalkulasi efisiensi kampanye yang terukur dalam menjalankan bisnis marketing communication"

Basis Research
Menjalankan sebuah bisnis riset yang terkesan serius, Ardantya Syahreza alias Dacil justru mengimplementasikan basis research dalam setiap perancangan komunikasi pemasaran sebuah produk. Dengan bendera PT Marketing Komunikasi Indonesia (EXIGO) , Dacil menahbiskan perusahaannya sebagai marketing communication agency yang berfokus pada brand activation.

Latar belakang didirikannya PT Marketing Komunikasi Indonesia adalah karena pada waktu Dacil bekerja di agency periklanan sering menemukan pertanyaan yang sama dari berbagai klien, "Berapa return of investment yang bisa didapat dengan campaign yang Anda rancang ini?". Pada saat itu, agency periklanan merasa pertanyaan itu tidak relevan untuk mereka karena agency periklanan lebih mengedepankan kreatifitas penyampaian pesan produk - tidak dirancang untuk dikaitkan dengan ROI bisnis secara langsung.

Pria asal Malang, Jawa Timur ini mencoba melawan pasar advertising agency dan event organizer dengan memadukan kedua hal tersebut dan dilengkapi dengan basis research. Singkatnya, di perusahaan yang Dacil pimpin ini, semua rancangan kampanye dan program selalu berbasis research, pemahaman konsumen dan pasar, sebelum mengembangkan suatu konsep strategi. Aplikasi ini memang dilakukan oleh industri periklanan, namun belum dilakukan untuk pengembangan kegiatan below-the-line.

Selama sudah 7 tahun berdiri, perusahaan ini pernah menangani BCA, Kidzania, Nestle Indonesia, Sari Husada, Shell Indonesia, Danone Dairy Indonesia, Kraft Foods Indonesia, Petrojaya Boral Plasterboard, Hutchison Telecom Indonesia, LG Electronics, Combiphar, Mayora Indah, Mercedes Benz Indonesia, dan beberapa consumer goods client lainnya. Saat ini yang sedang intense bekerja sama dengan perusahaan ini adalah Nestle Indonesia dan Shell Indonesia.

Sebelum memulai usahanya sendiri di bidang marketing communication agency, pria berusia 36 tahun ini mencari pengalaman dengan bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan research multinational pada awal tahun 2000 dan advertising agency multinational pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2005. Ia bahkan pernah bekerja magang di Kanada. Kesempatan bekerja tersebut didapat karena program international traineeship dari AIESEC, sebuah organisasi mahasiswa internasional yang ia geluti sejak ia kuliah di Universitas Brawijaya. Bosan menjadi karyawan, ia pun mendirikan MKI pada tahun 2005 bersama sang adik.

Jatuh Bangun
Awal mula Dacil berbisnis sebenarnya sudah dimulai ketika ia menjadi karyawan, dengan mengambil franchise Bakso Kota Cak Man asal Malang di Jakarta pada awal tahun 2005. Dengan menggandeng beberapa partner, ia merasakan manisnya membuka food outlet dan memutuskan benar-benar menjadi pengusaha pada September 2005 dengan keluar dari perusahaan tempatnya bekerja dan mendirikan MKI.
Menjalani MKI pun mencapai puncaknya di akhir tahun 2007 dengan meng-hire sekitar 30 orang karyawan pada saat itu. Namun tanpa diduga, kesuksesan tersebut tidak berlanjut lama. Enam bulan pertama di tahun 2008, MKI tidak mendapatkan klien sama sekali. "Entah apa yang terjadi ketika itu. Saya menganggapnya 'misteri Ilahi'. Dalam keadaan tidak ada pemasukan sedangkan harus menggaji karyawan, akhirnya saya katakan pada mereka di bulan Juni 2008, saya tidak bisa meng-hire mereka. Beberapa orang memang sudah mengundurkan diri", kisahnya.

Sempat terpikir oleh Dacil untuk kembali menjadi seorang profesional dan bekerja pada orang lain. Namun, membayangkan konsekuensi kebebasan berkarya sebagai seorang pengusaha, maka Dacil mengurungkan niatnya.
Tidak menyerah, Dacil dibantu dengan istri terus membangun kembali PT Marketing Komunikasi Indonesia. Ketika itu, ia hanya dibantu oleh satu sekretaris dan office boy. Berbekal network dan portfolio sebelumnya, ia maju terus dengan MKI. Karena sumber daya manusia yang minim, ia pun harus mencari bantuan dari beberapa pekerja lepasan per proyek. Selain itu, ia juga mengajak kerja sama beberapa teman yang juga memiliki usaha event organizer untuk sharing project dengan berbagi keuntungan.

Sekarang, Dacil bisa dibilang bisa bernafas lega karena perusahaannya sudah berjalan dengan normal dan terus kembali bertumbuh.

Petik Pelajaran
Kondisi hampir pailit yang pernah ia alami 4 tahun lalu membuat Dacil mengambil hikmah. "Dulu, mungkin karena modal semuanya 100% berasal dari keluarga dan didapat dengan mudah, saya kurang cukup berhati-hati dalam melangkah dan mengambil segala keputusan. Saya suka mengeksplorasi sana-sini dengan minim perhitungan dan pertimbangan", ungkapnya tentang kesalahan di masa lalu. Apalagi posisi partner yang merupakan saudara kandung sendiri, membuat tampuk pemegang keputusan sulit dipilih.

Kini, ia mencoba menjadi lebih baik. Saat ini, ia sangat terlibat dalam day-to-day operasional perusahaan, bahkan bisa dibilang masih terlalu one-man-show. "Mungkin masih sedikit trauma, jadi maunya hands-on terus", katanya. Tapi ia menyadari bahwa ini adalah tantangan untuk dia harus segera shifting menjadikan PT MKI sebuah perusahaan yang mandiri dan sistematis. Sistem kepemimpinan coaching harus lebih ia tekankan daripada mengambil alih semua mayoritas pekerjaan.

Satu yang pasti, ia akan terus menjalankan bisnis marketing communication ini karena jumlah populasi masyarakat Indonesia yang makin bertambah, ekonomi tumbuh dan berarti akan terus bermunculan berbagai produk yang berlomba merebut pasar. Marketing communication akan berperan penting dalam membantu para klien pemilik produk tersebut untuk mengkomunikasikan produknya secara efektif kepada masyarakat.
Selain itu, franchise restoran yang ia jalani pun sudah ada tiga (3) cabang dan berencana ingin terus ekspansi. Ia mengaku tak tertarik untuk kembali bekerja menjadi karyawan, bahkan ketika ia mengalami kejatuhan dalam bisnisnya. "Mungkin yang menarik menjadi pengusaha adalah saya bebas berinisiatif, mengeluarkan ide apa saja dalam keseharian kita. Dan saya merasa memiliki kekuatan dalam hal itu. Yang pasti, saya harus pintar-pintar mengelola waktu dan bekerja keras", ungkapnya.

(Esquire Magazine, July 2012, page 72-73)

Selasa, 20 Maret 2012

Industri Periklanan Memerlukan Para Marketer Muda

 Industri Periklanan Memerlukan Para Marketer Muda


MALANG: Industri periklanan ke depan akan membutuhkan banyak tenaga marketing muda menyusul berkembangan usaha bersangktuan.

CEO Exigo Brand Activation Agency yang juga founder PT. Marketing Komunikasi Indonesia, Ardantya Syahreza, mengatakan tenaga marketing muda mempunyai peluang besar untuk tampil di bidang industri periklanan. Apalagi belanja perusahaan untuk iklan dari tahun ke tahun terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.

Dari data yang ada, menurut Ardantya, pada 2009 belanja iklan baik untuk TV, media cetak, radio, dan media lainnya mencapai Rp48,585 triliun. Angka tersebut naik menjadi Rp59,827 triliun pada 2010, dan pada 2011 diperkirakan lebih dari Rp60 triliun. Kondisi ini membuka peluang besar bagi tenaga marketing muda usia.

“Young marketer itu mempunyai sejumlah keunggulan yakni peka terhadap tren yang sedang berkembang, lebih kompetitif, cerdas, dan mempunyai kemampuan yang lebih kapabel,” kata Ardantya di Marketing Training `Indonesia and Global Trend Need You Young Marketer` yang digelar AESEC Universitas Brawijaya (UB) Malang, Sabtu (26/11).

Dengan begitu, karir di bidang marketing, ujar dia, sangat menjanjikan dan mempunyai tingkat kompetisi yang besar. Saat ini jumlah penduduk Indonesia mencapai 237 juta jiwa dan diprediksi mengalami pertumbuhan sebesar 6% setiap lima tahun. Selain itu Indonesia menunjukkan sebagai negara nomor dua terbesar di dunia pengguna Twitter maupun Facebook.

Facebook misalnya Indonesia pengguna ke dua yakni sebesar 35,17 juta di bawah Amerika yang mencapai 152,18 juta pengguna. Hal ini menunjukkan perkembangan tren dunia berada di tangan orang-orang muda. (dw)

Kamis, 01 Maret 2012

MENYUARAKAN MEREK

Majalah BESTLIFE
Edisi Maret 2012

"MENYUARAKAN MEREK"
 my style : Ardantya Syahreza



Pria asli Malang ini kembali membangun bisnis komunikasi pemasarannya dengan lebih hati-hati setelah 'habis-habisan' dan lepas kendali.

Pria berkacamata itu tersenyum ketika menjelaskan bagaimana kabar perusahaan komunikasi pemasaran miliknya saat ini. "Sejak berdiri bulan September 2005, kami sempat naik turun, kemudian melaju setelah mendapat suntikan dana tambahan dan akhirnya jatuh di pertengahan tahun 2008. Kami sempat habis karena saya terlalu banyak eksplorasi dan tidak fokus. Istri saya sampai terlibat membantu kantor saya waktu itu", ujar Ardantya Syahreza, CEO PT Marketing Komunikasi Indonesia (MKI).

"Sekarang kondisinya bagus. Kami sedang menangani beberapa perusahaan consumer goods yang menjadi klien setia kami", ujarnya dengan bersemangat.

Tetapi meskipun MKI sudah mulai bangkit dan berlari, Ardantya tidak ingin membawa perusahaannya untuk lebih besar. "Saya tidak ingin perusahaan ini terlalu besar karena industrinya cukup kompetitif. Jadi saya sengaja membuatnya kecil, ramping, efisien dan prudent. Yang penting stay healthy," ujar pebisnis yang juga menggenggam 3 outlet waralaba kuliner yang sedang naik daun, Bakso Kota Cak Man; cabang Plaza Semanggi (lantai 3A), cabang Cibubur Junction (lantai LG), dan cabang Margo City (lantai 2 Food Court).

"Semua bisnis yang menonjolkan kreatifitas dan brand communication, sangat menarik bagi saya. Dalam bisnis komunikasi pemasaran seperti saat ini contohnya, kita dituntut untuk selalu kreatif kalau tidak mau dilibas oleh kompetitor."

Kamis, 26 Januari 2012

AIESEC Teach Marketing Skills to Students

http://prasetya.ub.ac.id/berita/AIESEC-Teach-Marketing-Skills-to-Students-6487-en.html


AIESEC Teach Marketing Skills to Students

Print version PDF version RTF version
Submit by humas3 on November 28, 2011 | Comment(s) : 0 | View : 596
AIESEC teach marketing skill to students

AIESEC teach marketing skill to students


AIESEC (Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales) teach marketing skills to students. Related to that, on Saturday (26/11) a marketing training entitled "Indonesian and Global Trend Need You, Young Marketer" is held. The event, held in Hotel UB, is attended by student representatives from various universities in East Java and Yogyakarta.

In his presentation "What You Can Get from Campus to Become Marketing Professional", Djanalis Djanaid stressed that the ability of a business is decided by marketing skill. According to him, marketing has several functions, such as merchandising, buying, selling, branding/standardization, storage and ware housing, transportation, finance, communication, and risk taking. To be a professional marketer, he convey the importance of special skill such as mastery of concept, art in the concept implementation, good mental attitude, and negotiation skill. Furthermore he specifically described the negotiation skill that should be possessed by a marketer. For the success of negotiation, he advised three strategy; time strategy, communication strategy, and message technique strategy.

Marketing theory is also explained by speaker from PT. Marketing Komunikasi Indonesia, Ardantya Syahreza. According to Ardantya, the core of marketing is about understanding what the people needs. "Marketing is the effort to understand market prospect in creating products and services with added value", he said. The process covers segmenting, targeting and positioning statement.

Testimonials and success story of marketing is then presented by two speakers from PT. Bogasari Flour Mills, Tbk and PT. Astra International, Tbk. Interviewed by PRASETYA Online, head of committee Karisma K. Viranata said that the training is aimed to improve marketing potentials of the youth generation to be young marketers. For the students, according to her, marketing skill is not only needed when working. By aiming for fresh graduate, she also expects that the participants at least able to market themselves when applying for works. [nok]