Kamis, 31 Mei 2018

HARI KELAHIRAN PANCASILA

*PANCASILA: DARI PUNCAK KEJAYAAN MAJAPAHIT HINGGA PIDATO BUNG KARNO 1 JUNI 1945*
Oleh Dr Bambang Noorsena

Secara etimologis, kata "Pancasila" berasal dari bahasa Jawa kuno, yang sebelumnya diserap dari bahasa Sanskerta dan Pali, yang artinya "sendi dasar yang lima" atau "lima dasar yang kokoh". Mula-mula kata "sila" dipakai sebagai dasar kesusilaan atau landasan moral Buddhisme, yang memuat lima larangan.

Sebagaimana disebutkan dalam Tipitaka, kelima sila itu dalam bahasa Pali adalah sebagai berikut:

1. _Pānātipātā veramani sikkhapadamsamādiyāmi_ (Aku melatih diri untuk menghindari pembunuhan);
2. _Adinnādānā veramani sikhapadam samādiyāmi_ (Aku bertekad melatih diri untuk tidak mengambil barang yang tidak diberikan);
3. _Kāmesu micchācāra veramani sikkhapadam samādiyāmi_ (Aku bertekad melatih diri untuk tidak melakukan perbuatan asusila);
4. _Musāvāda veramani sikhapadam samādiyāmi_ (Aku bertekad untuk melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar, berdusta, atau memfitnah).
5. _Surāmeraya majjapamādatthān veramani sikkhapadam samādiyāmi_ (Aku bertekad untuk melatih diri menghindari segala minuman dan makanan yang dapat menyebabkan lemahnya kewaspadaan).

Dalam makna "lima dasar moral" yang harus dijatuhi tersebut, maka istilah Pancasila di negara kita sudah kita kenal sejak zaman Majapahit. Istilah ini dijumpai baik dalam karya Mpu Tantular dalam bukunya *"Kekawin Sutasoma"* (ditulis tahun 1384 M), maupun karya Mpu Prapanca yang ditulis sebelumnya dalam sastra pujanya yang berjudul *"Kekawin Negara Krtagama"* (ditulis tahun 1367 M).
Jadi, kedua pujangga itu hidup pada masa puncak kejayaan Majapahit, yang dikenal sebagai negara nasional ( _Nasionale Staat_ ) yang kedua, yaitu setelah kedatuan Sriwijaya dan sebelum Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam *Kekawin Sutasoma*, istilah Pancasila disebutkan 2 kali, yaitu dalam _seloka-seloka_ suci yang dalam bahasa Jawa kuno bunyinya:

*Bwat Bajrayana Pancasila ya gegen den teki hawya lupa!*
Artinya: "Bagi yang mengikuti vajrayana, Pancasila harus dipegang teguh, jangan sampai dilupakan" (Sutasoma 145:2).

Dalam _pupuh_ lain dari _Kekawin_ yang sama, Mpu Tantular mencatat pula:

*Astam sang catursrameka tarinen ring Pancasila Krama!*
Artinya: "Wajibkanlah kepada semua anggota catur asrama supaya Pancasila dijalankan secara teratur" *(Sutasoma 4:4).*

Selanjutnya, dalam *Kekawin Negara Krtagama*, kata Pancasila dijumpai dalam _seloka_ yang berbunyi:

*"Yatnagegwani Pancasila krtasangskara bhisekakrama".*
Artinya: "Sang Raja selalu waspada dan teguh memegang Pancasila, berlaku mulia, dan menjalankan upacara agama" *(Negara Krtagama 43:2).*

*PANCASILA DIGAUNGKAN KEMBALI DALAM PIDATO BUNG KARNO, 1 JUNI 1945.*

Dalam pidatonya tanpa teks di depan sidang _Dokuritsu Zunbi Tyusakai_ (Badan Usaha Persiapan Kemerdekaan), Bung Karno menggaungkan kembali Pancasila sebagai nama dasar negara kita, untuk memenuhi pertanyaan Dr. KRT. Radjiman Wedyodiningrat, yaitu apa dasarnya Indonesia merdeka yang akan didirikan.

Menurut Bung Karno, yang diminta dr. Radjiman tidak lain adalah *_Welthanchauung_* atau *_Philosofische Gronslag_* (Dasar Filsafat) yang di atasnya Negara Indonesia merdeka akan didirikan. Dalam pidato yang akhirnya dikenal sebagai "Lahirnya Pantja-Sila" itu, Bung Karno mengusulkan dasar-dasar sebagai berikut:

1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa.

Istilah Pancasila diusulkan oleh Bung Karno dalam pidatonya yang bersejarah itu, pada tanggal 1 Juni 1945.

"Sekarang", kata Bung Karno, "banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa, namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi", yang disambut dengan tepuk tangan riuh.

Setelah melalui proses perumusan ulang, pidato Lahirnya Pancasila, 1 Juni 1945 tersebut, kemudian dituangkan dalam Pembukaan UUD 1945, Alinea 4, yang lengkapnya berbunyi:

1. Ketuhanan yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

*MENGAPA MAJAPAHIT MENJADI SUMBER INSPIRASI, BUKAN BUGIS, BANTEN ATAU MATARAM?*

Dalam pidato "Lahirnja Pantja-Sila", Bung Karno menekankan bahwa kita adanya dua kali mengalami _Nationale Staat_, yaitu di zaman Sriwijaya dan Majapahit. Selain kedua negara itu, kita tidak mengalami negara nasional. Bung Karno memberi contoh, Mataram, Pejajaran, Banten, dan Bugis adalah negara-negara berdaulat, negara-negara merdeka, tetapi bukan negara nasional.
Itulah sebabnya para pendiri bangsa, banyak terinspirasi oleh Majapahit. Dari Majapahit kita mengambilalih istilah Pancasila sebagai nama Dasar Negara, salam nasional kita "Merdeka", dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai "sesanti" dalam lambang negara kita.

Demak, Mataram, Bugis, Banten tidak pernah berhasil mempersatukan Nusantara, karena landasan dalam bina negara bukan sebuah "welthansauung" dari semua, oleh semua dan buat semua, melainkan berasas primordialitas agama tertentu. Terbukti bahwa sistem teokrasi atau negara agama, tidak pernah bisa mempersatukan Nusantara yang sangat majemuk.

Selanjutnya, sama-sama negara nasional yang wilayahnya bahkan lebih besar dari NKRI sekarang, mengapa para pendiri bangsa lebih terinspirasi oleh Majapahit, bukan Sriwijaya? Dasar negara kita, misalnya, namanya tidak diambil dari Sriwijaya? Saya pernah menyampaikan hal ini kepada Pak Taufiek Kiemas (almarhum), ketika empat pilar MPR pertama digagas, dan pada waktu itu saya sebagai salah satu narasumber. Faktanya, dokumentasi tertulis Sriwijaya tidak selengkap Majapahit, yang telah mengabadikan prinsip-prinsip kehidupan bina negara dalam sejumlah prasasti, lontar-lontar perundang-undangan, dan sejumlah besar karya sastra yang sampai sekarang masih dibaca dan terus dilestarikan di pulau Bali.

"Mungkin karena itu Ibu Mega sangat mencintai Bali, Pak", kata saya dalam obrolan singkat, sebelum saya mempresentasikan makalah "Bhinneka Tunggal Ika: Sejarah, Filosofi dan Relevansinya". Semua peninggalan sejarah itu tidak ada lagi di Jawa, tetapi justru diwariskan utuh-utuh kepada kita dari Pulau Dewata. Orang Jawa tidak lagi berbicara dalam bahasa Jawa kuno, tetapi di Bali bahasanya Mpu Tantular dan Mpu Prapanca ini masih dilestarikan dalam bentuk sastra kekawin.

Ada yang mengatakan bahwa "teman ahli bahasa" yang dimaksud Bung Karno dalam pidatonya itu Pak Yamin. Tetapi yang lain bilang Ida Bagus Sugriwa, salah seorang putra Bali yang turut dalam sidang-sidang menjelang kemerdekaan RI. Baik Profesor Yamin maupun Ida Bagus Sugriwa adalah dua orang yang agaknya berdiskusi dengan Bung Karno, yang disebut ya "seorang teman ahli bahasa".

Meskipun Yamin adalah seorang putra Minang, namun sebagai ahli kebudayaan dan bahasa, dikenal sudah lama bersentuhan dengan segala hal yang berkenaan dengan kebesaran Majapahit. Konon, di sela-sela Sidang BPUPKI antara Mei-Juni 1945, Yamin yang mula-mula menyebut ungkapan "Bhinneka Tunggal Ika", I Gusti Bagus Sugriwa yang duduk di sampingnya spontan melengkapi sambungan ungkapan itu “Tan hana dharma mangrwa" (Tidak ada kebenaran yang mendua).
Keakraban keduanya seperti tampak dalam penggalan catatan sejarah di atas, membuktikan bahwa kedua sahabat Bung Karno ini memang sangat mendalami karya-karya Jawa kuno. Lebih-lebih Ida Bagus Sugriwa, sebagai putra Bali dari Buleleng, menjadi saksi hidup bahwa di Bali istilah-istilah seperti Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Mahardhika, dan sebagainya, adalah ungkapan-ungkapan yang masih hidup, dihayati, dan dilestarikan selama berabad-abad melalui sastra Kekawin. Bali adalah museum hidup Majapahit yang masih tegak berdiri sampai hari ini.

Selain naskah Leiden, sumber rujukan lontar Sutasoma yang banyak menginspirasi para bapa bangsa di awal kemerdekaan, yang mungkin dibaca saat itu. Jadi, sangat mungkin sebelum mengucapkan pidatonya, Bung Karno mendiskusikannya dengan Yasin dan Ida Bagus Sugriwa.

Majapahit menjadi inspirasi para bapa bangsa, bukan hal yang kebetulan. Negara nasional Kedua ini tidak hanya memberikan kebanggaan sebagai inspirasi untuk menghadirkan keagungan sejarah yang pernah ada, tetapi juga telah memberikan model dalam mengelola warisan pluralisme bangsa. Jadi, bukan hanya istilahnya yang kita warisi, tetapi pemikiran filsafat kenegaraan yang dibangun di atas jiwa merdeka yang terbuka, toleran, bahkan secara aktif berbagi dalam kebersamaan untuk merenda masa depan bangsa dan umat manusia.

Selamat memperingati Hari Lahirnya Pancasila! *

MERDEKAAAA !!
🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩

Kamis, 10 Mei 2018

MAHATHIR MOHAMAD'S VICTORY in 93 years Old

TUN MAHATHIR MOHAMAD,

Let's talk about lessons we can learn from him.

Lesson No 1. Age
Age is just a number. Successful people do not worry about their age. It doesn't define who they are, their ability to think and act. When you are passionate about something you can find all the energy and brain to pursue your purpose untill your last breath.

Lesson No 2. Master of Your Own Destiny
Almost every other day, there is someone talking about Tun Mahathir's age, his ability to think and decide, and the mistakes he made in the past. But nothing hinders him or slows him down. He knows exactly what he wants and ignores all the perception that won't help him in achieving his goals. He teaches us, "be the master of your own destiny", dont let others decide your destiny

Lesson No 3. Warrior Minded
Warrior is someone who is ready to die in order to win.  So, going not only the extra miles, but whatever distance it takes. You don't stop. You don't give excuses. You don't run away from challenges. You take the bull by its' horn. Indeed, we see in our own eyes how Tun M faces people, his arch critics and his preparedness to face anyone anytime. A true leader is a true warrior in every aspect.

Lesson No 4. Leader is Reader.
A reader is not necessarily a leader but a leader is certainly an ardent reader. Why even at age 93, he speaks so eloquently and impactfully? It's because he reads a lot to keep himself abreast with all the necessary knowledge and information. Knowledge is power.

Lesson No 5. Power to Persuade
As leader your ability to persuade is extremely important. Just look at Tun M as how successfully he has brought people together who  once not only critisized  him but also abhorred  him. They all have accepted him as their leader. The fact is a leader knows how to rise above the rest despite the differences because he has mastered the art of persuasion.

Lesson No 6. One Vision One Goal
Strong decision followed by uncompromised action.. Tun M wants to bring down the current Prime Minister. It is evident, Tun M has made his team so focused and has managed to gain public  attention to what he says and does. His message is precise, clear and people centric, making his goal as the goal of the nation.

Lesson No 7. Managing Emotions
This is arguably the most important quality a leader needs. "It is not the event that decides the outcome; it is how you respond to the event that decides the outcome" is the quote that I find becomes alive every time Tun M is put to test. We have witnessed him being in the centre of many challenging situations, some of which are very critical of him in nature. Despite all odds, he has shown his amazing skills and ability, managing his own emotions thereby controlling every situations so well. Not only that, he walks out as winner in such situations.

At 93 years old this man  has so much yet to offer the country!

======

Mahathir PM Lagi
Oleh: Dahlan Iskan

11 Mei 2018

Begitu efisien Pemilu di Malaysia. Pukul 08:00 mulai pemungutan suara. Pukul 17:00 ditutup. Pukul 22.30 malam Mahathir sudah mengklaim kemenangan oposisi. Pukul 03.00 Mahathir sudah resmi mengumumkan kemenangannya. Pukul 05.00 KPU umumkan hasil Pemilu: Oposisi dapat 122 kursi, Barisan Nasional 79 kursi, Partai Islam PAS dapat 18 kursi dan independen 8 kursi. Beres: 222 kursi DPR terisi.

Siang harinya pemerintahan baru terbentuk. Malam harinya PM baru dilantik oleh Yang Dipertuan Agung. Di Istana Raja. Pemerintah sudah berganti hanya satu hari setelah Pemilu. Inilah Pemilu model Inggris. Tidak ruwet dan panjang. Tidak seperti model Amerika.

Mahathir yang pernah menyelamatkan Malaysia dari krismon tahun 1998 kini menyelamatkan Malaysia lagi. Dari rusaknya sistem hukum dan demokrasi.

Bayangkan: Mahathir Mohamad. Umur 92 tahun. Dapat tugas yang begitu sulit.

Sembilan tahun lalu saya bertemu Mahathir. Di Kuala Lumpur. Sudah sangat lemah. Sakit-sakitan. Selalu dipapah. Kini memenangi Pemilu. Jadi perdana menteri lagi.

Waktu umur 78 tahun Mahathir sudah merasa tua. Ia memutuskan tidak ikut Pemilu lagi. Berhenti sebagai perdana menteri. Yang sudah ia jabat selama 22 tahun. Padahal, kalau mau, ia bisa melakukan segala cara. Untuk terus berkuasa. Ia orang yang amat kuat. Digelari Soekarno kecil. Membangkitkan nasionalisme. Tapi juga melakukan modernisasi. Sangat sukses. Meninggalkan jauh Indonesia.

Pun nafsunya bersaing dengan Singapura luar biasa. Ia malu kalau Malaysia kalah. Ia bangun twin tower yang iconic itu. Ia bangun jaringan jalan tol. Ia genjot sawitisasi. Semua programnya top. Tidak ada yang pepesan kosong.

Tapi, juga, ia lakukan ini: ia pecat Anwar Ibrahim. Wakilnya. Yang masih sangat muda. Yang sangat pintar. Yang jadi idola. Sampai Indonesia. Sudah banyak yang memastikan ia adalah the next PM. Tapi Mahathir melihat lain. Seperti kelihatan ‘kesusu’ menggatikannya. Ia masukkan Anwar ke penjara.

Anwar Ibrahim, ahli keuangan itu, tentu kecewa pada mentornya. Lantas membangun partai oposisi. Tapi tidak pernah menang. Anwar keluar masuk penjara. Akhirnya partai itu dipimpin Wan Azizah, istri Anwar. Dan putrinya: Nurul Azizah.

Anwar tidak pernah bisa menggoyahkan dominasi Barisan Nasional. Sampailah Mahathir memutuskan tidak mau lagi berkuasa.

Ternyata Mahathir sangat tidak puas dengan perdana menteri yang menggantikannya: Abdullah Badawi. Terlalu kalem. Dan lemah. Dan kurus. Begitu pula kesan saya. Saat bertemu Abdullah Badawi di Kuala Lumpur. Di kantor perdana menteri waktu itu.

Pemilu berikutnya Mahathir bergerak di balik layar. Badawi tidak akan bisa membuat Malaysia maju. Mahathir memang masih menjadi orang kuat. Ia dukung Najib Razak untuk menggantikan Abdullah Badawi. Sukses. Jadilah Najib perdana menteri. Atas dukungan Mahathir.

Tapi Mahathir melihat Najib terlalu mementingkan dirinya sendiri. Dan tidak bisa mengontrol isterinya. Yang konon juga jadi dalang atas kematian gadis cantik –cantiiiiiiik sekaliiiii– Mongolia. Yang hangus bersama mobilnya. Di Kuala Lumpur. Tanpa diusut tuntas penyebabnya. Sampai sekarang.

Tahun 2016 Mahathir sangat malu. Atas terbongkarnya mega korupsi di 1MDB. Perusahaan negara yang didirikan Najib. Ia keluar dari partai UMNO yang dibesarkannya. Berarti keluar juga dari koalisi Barisan Nasional.

Mahathir berhasil ‘wawuh’ dengan Anwar Ibrahim. Yang pernah ia pecat dulu. Yang ia penjarakan dulu. Untuk bersama-sama melawan Najib Razak, bekas kadernya. Melalui koalisi Pakatan Harapan. Sukses. Menciptakan tsunami politik di Malaysia: 9 Mei 2018.

Waktu mengumumkan kemenangan itu Mahathir minta istri Anwar yang tampil. Memberi muka. Dan niat baik. Mahathir juga langsung bikin statemen: akan segera mengampuni Anwar. Begitu ia jadi perdana menteri. Agar Anwar bisa segera keluar penjara.

Bahkan Mahathir juga mengatakan ini: dengan pengampunan itu Anwar bisa menjadi perdana menteri.
Tapi Anwar harus menjadi anggota DPR atau DPD dulu. Di Malaysia, ikut Inggris, untuk menjadi perdana menteri harus anggota DPR/DPD.

Untuk sementara istri Anwar-lah yang akan tampil di pusat pemerintahan. Sebagai Wakil Perdana Menteri. Jabatan suaminya dulu. Berarti pasangan ini akan menjadi sama-sama pernah menjabat wakilnya Perdana Menteri Mahathir Mohamad.

Bagaimana nasib Najib Razak selanjutnya?

Semula ada rumor ia akan mendekritkan keadaan darurat. Spekulasi ini muncul pada pukul 22.00 malam itu. Kok perhitungan suara mulai seret. Bahkan berhenti. Tapi suara rakyat terlalu besar ke oposisi. Tidak bisa lagi ditukangi.

Lalu ada rumor lagi: ia akan mencari jet. Bersama dia, she, isterinya itu. Terbang entah ke mana.

Malam itu semua wartawan ngumpul di markas besar BN. Ingin tahu sikap Najib. Tapi yang ditunggu tidak kunjung muncul. Wartawan pindah memenuhi lingkungan rumah Najib. Juga tidak menampakkan diri.

Tapi Najib tidak ke mana-mana. Siang kemarin ia bikin pernyataan. Masih belum mau mengakui kekalahannya. Tapi ia berkata menghormati keinginan rakyat.

Maksudnya: rakyat sebagian besar ternyata masih memilih BN. Tidak ada satu partai pun yang suaranya lebih besar dari BN. Pakatan Harapan itu, katanya, bukan koalisi resmi. Secara hukum tidak legal.

Maka Najib menyerahkan putusan kepada Yang Dipertuan Agung: siapa yang hendak dilantik jadi PM. Begitulah hukum di Malaysia. Kalau tidak ada partai pemenang mayoritas, putusan diserahkan pada raja. Biasanya raja melantik ketua partai yang memperoleh suara terbesar. Itu…hahaha…berarti Najib.

Raja terpengaruh. Atau ingin hati-hati. Sore itu mestinya raja sudah melantik Mahathir. Apalagi Mahathir sudah ke istana. Disertai istri Anwar Ibrahim. Sebagai Ketua Partai Keadilan. Tampak juga Tan Kok Wai beserta Lim Guan Eng. Ketua dan Sekjen Partai Aksi Demokrasi. Ada Mahyuddin Yassin. Ketua Partai Pribumi Bersatu. Empat partai dalam koalisi Pakatan Rakyat sudah di istana.

Ternyata mereka bukan menghadiri pelantikan. Medsos mulai gegap-gempita. Menuduh raja terpengaruh Najib.

Para pimpinan partai itu lantas menyerahkan pernyataan: mendukung Mahathir jadi perdana menteri. Seorang pengacara terkemuka angkat suara. Pelantikan Mahathir tidak ada hubungannya dengan perolehan suara partai. Begitu mayoritas anggota parlemen menyetujuinya bereslah itu barang. Begitulah konstitusi Malaysia.

Pukul 19:00, istana mengeluarkan pernyataan. Pelantikan Mahathir dilakukan pukul 21.30. Raja tidak ingin menundanya. Hanya ingin prosedurnya benar.

Saya begitu kagum dengan Mahathir: bagaimana bisa umur 92 tahun begitu energetik. Lihat betapa lelahnya minggu-minggu terakhir. Terutama dua hari belakangan. Dan lihatlah waktu pukul 03:00 dini hari masih harus mengadakan konferensi pers: betapa sehatnya ia. Betapa runtut tutur katanya. Betapa jernih pikirannya.

Dan betapa cerdiknya: langsung ia liburkan hari Kamis dan Jumat. Berarti sampai Minggu. Bank tidak bisa bergerak. Lalu-lintas uang terhenti. Yang mau eksodus kecele. Yang mau ramai-ramai transfer ke luar negeri gigit jari. Mahathir punya waktu empat hari untuk ambil langkah strategis.

Betapa lelahnya. Untuk manusia berumur 92 tahun. Saya mau. Berumur 92 tahun dalam keadaan kesehatan seperti itu.

Siapa mau ikut? (Dahlan Iskan Jawa Pos)

Sabtu, 05 Mei 2018

Objective Thought from Mohamad Nazar - a friend of mine in HIPMI

<b> #2019SIAPAPUNPRESIDENNYA
<b> #2019GANTIOTAK

pak Pak Prabowo dan pak Jokowi... siapapun dari anda yang jadi presiden 2019 nanti.. tolong masalah pendidikan diperhatikan... reaksi masyarakat dari kedua kubu pada saat Pilkada DKI 2017 dan menjelang Pemilu 2019 ini sangat mencemaskan...  kualitas pendidikan bangsa Indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. membela pemimpin atau faksi politiknya dengan membabi buta secara emosional tidak ada kritik yang fair terhadap kinerja sebelum ataupun sesudah memimpin.  "yang penting menang"

2. tidak dibiasakan berfikir logis dan kritis terhadap suatu persoalan. sangat emosional dan suka menyalahkan tanpa pemahaman yang jelas terhadap masalah dan tanpa menawarkan alternatif solusi.

3. berbicara tanpa data,  sangat mudah membagikan informasi melalui social media tanpa klarifikasi dan sumber yang jelas.

4. suka berdebat dan ribut tentang masalah masalah yang tidak essensial.  (Tambahan editor: seperti masalah gelang, masalah kalajengking, masalah kuda, masalah tisak punya istri) ibarat orang baca buku mereka lebih suka memperdebatkan gambar sampul buku dan jenis kertasnya bukan apa yang mau disampaikan oleh buku itu

5. suka mengangkat isu-isu SARA dalam perdebatan politik,  ini menandakan tidak adanya pengetahuan mengenai sejarah Indonesia dan dunia serta kurangnya pemahaman mengenai pancasila dan UUD.
1945.  membahayakan negara kesatuan Republik Indonesia.

6. mau segala sesuatu yang mudah saja dan instan. tidak mau susah dan berusaha.

7. suka menyalahkan orang lain atas segala persoalan yang tidak bisa diselesaikannya selalu mencari kambing hitam,   oo ini salah Presiden,  ini salah Gubernur Anies, salah pak Prabowo,  salah bos saya,  salah perusahaan saya,  bla bla bla..

8. lebih mementingkan gelar dan penampilan daripada pemahaman terhadap keilmuan.. banyak orang lebih suka beli gelar Sarjana dari pada mendapatkan dan memperjuangkannya.  senang dipanggil profesor,  pendeta,  ustad,  padahal kadar keilmuan belum mencukupi.

9. kalau dikritik atau diberitahu hal yang benar untuk meluruskan kesalahan malah tidak terima, banyak berdalih, kalau sudah tidak bisa berdalih,  mengalihkan pembicaraan ke isu lain, tidak mau intropeksi diri.

10. selalu berburuk sangka terhadap pihak lain,  apapun yang dilakukan pihak lain selalu dianggap ancaman terhadap dirinya yang harus dilawan.

11. takut berkompetisi dengan orang lain, maunya diberi segala kemudahan dan gampangnya saja. mental pecundang.

12. masyarakat indonesia bergerak menuju masyarakat beragama tapi tidak bertuhan,  agama hanya dipahami dalam tatanan ibadah fisik dan ritual bukan pemahaman esensi dalam agama sendiri.  akibatnya masih banyak kita temui,  orang rajin sholat tapi korupsi jalan terus,  mabuk jalan terus,  bohong jalan terus,  pendeta membohongi umatnya,  ustad menghamili santriwati,  pastur melakukan pelecehan seksual, merusak dan membunuh atas nama agama,  orang tidak takut melanggar perintah tuhan, dll.

13. berkubang dalam kemunafikan,  tidak apa adanya.  berperilaku tidak sesuai dengan perkataan dianggap biasa dan masyarakat sangat pemaaf.  tidakkah konsisten dalam pembelaan terhadap suatu isu atau ideologi..  kalau menguntungkan dibela kalau tidak diam saja..  oportunis.

14. silau terhadap gelar atau jabatan,  asal yang bicara pejabat publik seperti Menteri,  Jendral,  Gubernur,  Bupati atau dengan embel embel agama seperti Ustad,  Kyai,  Pendeta, biksu dll,  maka setiap perkataannya dianggap benar tanpa tabayun dan klarifikasi.  padahal mereka juga manusia yang punya kelemahan dan tidak lepas dari kesalahan.

15. ketinggalan dalam bersaing di bidang ilmu pengetahuan,  budaya riset dan akademis sangat lemah..  tertinggal dalam perlombaan teknologi dengan bangsa lain.

menurut saya bapak bapak Capres Yth,  ini karena :

1. sistim pendidikan kita yang selalu berorientasi hasil, bukan berorientasi proses, segala sesuatu bukan dilihat dari proses pembelajaran dan pemahaman tetapi dari nilai,  maka menyontek dan praktek jual beli nilai sudah biasa dan dianggap kewajaran yang penting nilai bagus.

2. pendidikan moral pancasila sudah mulai berkurang untuk membentuk pola pikir masyarakat pancasilais sesuai nilai nilai luhur bangsa Indonesia.  masyarakat sudah tidak toleran lagi terhadap perbedaan,  berpolitik identitas,  mudah dipengaruhi oleh ideologi asing, kesantunan dan adab sudah mulai berkurang dalam masyarakat.

3. masyarakat hanya dibangun otak dan pengetahuannya,  jiwanya tidak dibangun. hanya dijejalkan ilmu pengetahuan tapi  tidak diajari bagaimana cara memecahkan masalah,  tidak diajari bertanggung jawab atas dirinya sendiri,  tidak diajari sifat pantang menyerah,  tidak diajari menjadi pejuang kehidupan, tidak diajari budaya kerja keras dan kerja cerdas,  tidak dibiasakan menjalani proses, akibatnya banyak yang menjadi pemalas dan bermental tempe.

4. kurang pemahaman terhadap ilmu agama, pendidikan ilmu agama perlu ditingkatkan,  pesantren pesantren,  sekolah minggu,  vihara, Pura perlu disokong untuk menghadirkan pendidikan agama yang holistik, inklusif,  dan toleran bukan hanya kulit luarnya saja.

dengan kualitas manusia indonesia seperti tersebut diatas..  Indonesia akan selalu menjadi negara terbelakang,  negara bawahan,  yang akan diatur oleh para asing dan aseng itu. tidak mampu bersaing dalam kancah internasional.

pak Prabowo dan pak Jokowi Tolong dicari solusinya dan diperhatikan masalah ini..  kalau tidak bisa bisa Indonesia sudah bubar sebelum tahun 2030 atau jadi negara vasal bangsa lain.

kecuali kalau anda-anda lebih suka rakyat yang  bodoh saja supaya gampang dikontrol,  gampang dikuasai,  gampang diatur,  gampang dimanfaatkan demi kepentingan pribadi dan golongan anda..

Hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia

#rakyatcerdasnegaracerdas
#stoppembodohan
#Indonesiamaju

Kamis, 03 Mei 2018

LUHUT PANJAITAN PERSPEKTIF

PERNYATAAN MENKO MARITIM LUHUT BINSAR PANJAITAN

Saya senang membaca banyak komentar di group ini, baik yang positif maupun kadang negatif terhadap pemerintahan sekarang. Tentu semua komentar merupakan masukan yang baik untuk mendukung pemerintahan dan kemajuan NKRI yang kita cintai bersama.

Pada kesempatan ini ijinkan saya berbagi kepada Anda sekalian tentang apa yang sedang terjadi di pemerintahan. Saya berharap penjelasan ini paling tidak dapat memberikan sedikit gambaran terhadap apa yang kami lakukan.

Banyak nada-nada negatif tentang pemerintahan ini misalnya mengenai tenaga kerja asing (Tiongkok) ideologi komunisme, penguasaan sumber daya alam Indonesia, investasi Tiongkok yang berlebihan di Indonesia, serbuan orang Tiongkok yang masuk illegal di Indonesia, dsb.

Semua permasalahan tersebut kami amati dengan cermat. Saya dapat meyakinkan teman-teman sekalian karena saya telah menggunakan wewenang yang diamanahkan kepada saya, untuk memeriksa langsbbung kebenarannya di lapangan.

Sebagai Menko, saya memiliki dan menggunakan berbagai instrumen untuk melakukan pengecekan terhadap setiap analisa-analisa atau pendapat-pendapat yang beredar di masyarakat. Saya sudah mengirimkan tim khusus untuk terjun langsung ke tempat masalah. Saya juga berkomunikasi dengan beberapa Kapolda terkait, selain juga melakukan pengecekan kepada BIN. Dalam hal tertentu, bahkan saya sendiri yang melakukan pengecekan ke lapangan.

Dari semua rangkaian pemeriksaan tersebut, kami tidak menemukan bukti-bukti yang membenarkan isu-isu negatif yang saya sebutkan di bagian awal penjelasan ini. Sehingga dapat kami simpulkan bahwa sebagian besar isu-isu negatif tersebut, sangatlah tidak benar.

Saya menyadari bahwa pemerintah tentu tidak juga 100% benar dalam segala hal. Dalam memimpin dan melaksanakan proses pembangunan ini tentulah masih ada kekurangan di sana-sini. Maka dari itu, masukan dari teman-teman sekalian tetaplah kami butuhkan. Tapi tentu semua masukan dapat kita sampaikan dengan arif dan bijaksana, karena kita tumbuh dewasa dengan didikan untuk melaksanakan tugas dengan tetap menjaga kehormatan korps.

Saya sendiri bersedia menerima dan mem-fasilitasinya. Bila teman-teman sekalian menemukan hal-hal yang dirasa aneh yang terjadi diluar, maka silakan langsung menghubungi saya.

Saya juga ingin membagikan kepada teman-teman tentang Presiden Jokowi yang saya kenal sejak lebih dari 10 tahun yang lalu. Saya sendiri menyaksikan bahwa Beliau tidak berubah, masih tetap dengan hidupnya yang sederhana.

🔴 Saya bisa memastikan, baik anak dan istri beliau tidak terlibat bisnis dan kedudukan apapun di pemerintahan. Beliau berani membuat keputusan dan berani bertanggung jawab. Beliau bekerja keras, mulai dari tataran makro sampai detail, dengan tetap melakukan pengecekan. Itulah yang mendorong saya untuk bekerja secara keras membantu Beliau, karena saya percaya akan membawa kebaikan untuk NKRI yang kita sama-sama impikan.

Saya mungkin salah satu perwira yang beruntung memiliki cukup banyak pengalaman di pemerintahan. Pengalaman ini membuat saya dapat membanding-bandingkan beberapa model kepemimpinan, dengan tidak maksud menjelekkan siapapun. Tetapi saya lihat pemerintahan saat ini memiliki peluang yang sangat besar membawa Indonesia menjadi negara yang maju.

Saya percaya dan senang bahwa teman-teman sampai saat ini masih memberikan perhatian yang begitu besar untuk kemajuan NKRI, yang sudah kita bela dan jaga dengan segenap jiwa dan nyawa, sejak kita dulu sebagai perwira mengucapkan sumpah kita untuk tetap setia terhadap NKRI.

Sekarang pada usia yang beranjak senja ini, saya mengajak kita semua untuk sekali-sekali menengok ke masa lalu, dimana kita beberapa puluh tahun lalu berada di lembah Tidar, mengucapkan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit dengan penuh semangat, kesadaran bahwa itu yang terbaik utk menjaga NKRI. Saya percaya, jiwa itu masih hidup di relung hati kita yang paling dalam. Karena *old soldiers never die, they just fade away!*

Sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo mulai berjalan tampaknya negara ini sudah sangat maju dalam berdemokrasi, berbagai pihak kembali saling berjabat tangan seakan-akan menandakan rivalitas di negara ini sudah berakhir, jabat tangan antara pemerintahan baru dan pemerintahan lama merupakan penyerahan estafet pemberian tugas dari pemerintahan SBY selama 10 tahun kepada pemerintahan baru Presiden Joko Widodo.

Banyak masyarakat tidak menyadari bahwa sejak awal pemerintahan Presiden Joko Widodo bergulir ada pihak-pihak yang selalu mengganggu pemerintahan ini membangun negara ini, hal ini dibuktikan dengan adanya pihak-pihak yang menjaga panasnya "bara" dihati pendukung pihak yang sakit hati.

Berbagai gangguan-gangguan itu selalu diluncurkan agar menutup mata masyarakat akan prestasi-prestasi pemerintah dalam membawa negara ini untuk lebih baik.

*Upaya-upaya pengganggu ini nyata dan bergerak senyap,* para pengganggu tampaknya sudah tidak sabar lagi untuk muncul ke permukaan dan menggulingkan pemerintahan Joko Widodo, menunggu sampai waktu 5 tahun adalah waktu yang sangat lama bagi mereka.

Nasib baik sedang berpihak pada mereka, ada jalan masuk untuk mereka untuk beraksi di dunia nyata, kasus Ahok adalah jalan mulus yang akan membawa mereka untuk merealisasikan niat-niat jahat makar, Ahok bukanlah tujuan utama mereka karena target besar mereka adalah melengserkan Joko Widodo, hal ini bisa kita lihat dengan kasat mata.

Gagal Kudeta 4 November dilanjutkan 25 November.

Sakit hati karena upaya penggulingan pada 4 November lalu membuat pihak-pihak yang sudah merencanakan makar semakin sakit hati, tak tanggung-tanggung pihak ini rela merogoh kantong lebih dalam untuk suplai dana lebih besar agar Aksi pura-pura damai bisa sukses menggulingkan pemerintahan saat ini.

🔴 Lalu Siapa Pihak Yang Berniat Melengserkan Jokowi?

*🔴 ADA 3b KELOMPOK* *yang sangat ingin menggulingkan b Joko Widodo, adapun pihak-pihak tersebut adalah:*

*🔼1. Pihak-Pihak Yang Takut Terjerat Hukum*

Seperti kita ketahui, pemerintah Jokowi melakukan bersih-bersih sembari menggencarkan pembangunan di Negara ini, dalam upaya bersih-bersih tersebut banyak orang-orang yang merasa terancam akan terjerat hukum karena mereka sudah berbuat jahat di masa lalu, mereka yang dengan rakus menghisap dana negara dengan berbagai trik untuk menumpuk kekayaan.

Manuver Jokowi membuat pihak-pihak berdosa tersebut ketar-ketir, mereka membangun koalisi jahat dan rela memberikan suplai dana besar-besaran untuk berdemo  menggulingkan pemerintahan Jokowi, hanya dengan menggulingkan Jokowi-lah yang dapat menyelamatkan mereka dari jerat-jerat hukum rapat yang dibangun Joko Widodo.

Menggulingkan Jokowi adalah pertaruhan besar oleh kelompok ini, hanya ada dua pilihan Jokowi tumbang atau mereka yang tumbang.

*🔼2. Pihak-Pihak Yang "Kekeringan" tidak bisa Korupsi*

Korupsi adalah budaya elit yang mendapatkan kedudukan bukan rahasia lagi, bukti korupsi membudaya di berbagai lini di negara ini dibuktikan dengan banyaknya para koruptor yang ditangkap oleh KPK mulai dari kelas teri sampai kelas kakap.

Para koruptor yang rela beinvestasi besar-besaran untuk mendapatkan kursi jabatan di negeri ini, investasi besar-besaran mereka terancam gagal balik modal karena pemerintahan Joko Widodo sangat ketat dalam penggunaan dan pegawasan anggaran.

Paceklik berjamaah dialami oleh kelompok ini karena aksi-aksi Jokowi menutup yang bocor, bocor dan bocor sangat efektif untuk membuat para tikus kelaparan.

Tak mau mati kelaparan, para tikus-tikus busuk ini mulai menggigit perlahan-lahan untuk merobohkan Pemerintah saat ini.

*🔼3. Orang-Orang Yang Ingin Membangun NKRI Berdasarkan Agama*

Radikalisme dan separatisme dengan alasan agama bukanlah hal baru di negeri ini, bahkan pentolan kelompok ini berani lantang tidak mengakui Pancasila yag merupakan dasar dari Negara ini.

Kelompok radikal ini sudah menunjukkan upaya-upaya mereka untuk menguasai negara ini dan membuat negara ini sesuai dengan paham mereka anut, kelompok ingin sukses menguasai negara ini seperti apa yang dilakukan oleh kelompok sejenis kelompok ini yang sukses menggulingkan pemerintahan seperti Mesir dan Turki.

Lalu Modus Apa Yang Mereka Pakai?

Kelompok-kelompok diatas memiliki satu tujuan utama dan mendesak yaitu menggulingkan presiden Joko Widodo, kesamaan misi ini membuat *ketiga kelompok tersebut bahu membahu agar target mereka tercapai*.

Berikut modus yang dipakai adalah sebagai berikut:

Membangun Konflik SARA ala Kerusuhan 98 dengan Sasaran Etnis Cina

Isu ini dianggap paling berpeluang membuat negeri ini rusuh, menciptakan kerusuhan besar-besaran adalah upaya memecah konsentrasi Polri dan TNI dalam menjaga keamanan negara ini.

Kelompok-kelompok ini berupaya mengadu domba antara masyarakat pribumi dan masyarakat keturunan dari etnis tertentu.

Berikut bukti bahwa ada kelompok yang membangun opini negatif dan menancapkan kebencian terhadap Etnis Cina, di dunia maya banyak website yang mungkin jumlahnya menyampai angka ratusan untuk menghembus propaganda adu domba menyasar Etnis Cina.

Upaya yang sangat masif ini bergulir menjadi bola salju, kebencian yang sudah tertanam tadi akan diledakkan dengan aksi penyerangan suatu kelompok kepada etnis Cina, kelompok pemicu inilah yang akan menyulut kerusuhan dalam skala besar di berbagai daerah di Indonesia, upaya tersebut sangat jelas saat kerusuhan di Penjaringan 4 November lalu, beruntung polisi dan TNI di bantu masyarakat yang pro keBhinekaan sukses memadamkan pemicu ini.

Gambar serta video di bawah ini adalah bukti kecil yang membuktikan ada gerakan dan upaya yang sangat masif dan dikerjakan dengan sangat terstruktur, berita-berita hoax yang membawa etnis-etnis Cina adalah faka nyata yang terjadi, upaya-upaya busuk tersebut terkonfirmasi dengan adanya propaganda anti Cina yang diluncurkan dengan coretan-coretan di berbagai tempat menjelang Aksi demo 4 November lalu.

_Berupaya Memancing Kudeta Militer_

Setelah operasi 4 November gagal total, kelompok-kelompok ini berusaha untuk mengadu domba antara TNI dengan Presiden, berbagai propaganda disebar mulai dari pujian setinggi langit kepada Panglima TNI Gatot Nurmantyo cocok menggantikan Joko Widodo sebagai presiden hingga menghembusan isu Panglima TNI yang akan di copot oleh Presiden karena membela umat Islam.

Pergerakan menyebarkan propaganda ini disebarkan di berbagai sosial media, bahkan banyak anggota TNI aktif sempat termakan isu penggantian Panglima ini, kekecewaan terhadap presiden terbentuk di internal TNI, kekecewaan terhadap presiden sempat diungkapkan oleh beberapa anggota TNI pada akun sosial media Facebook.

*Aksi-aksi adu domba ini sudah tercium oleh Panglima TNI,* sang Panglima sadar banyak bawahannya sudah termakan propaganda-propaganda ini, pada 8 November Panglima TNI memerintahkan melalui surat edaran kepada seluruh jajaran TNI yang dipimpinnya untuk menyaksikan acara Indonesia Lawyer Club.

Melalui acara tersebut panglima dengan cerdas mematahkan upaya adu domba berbagai pihak yang mencoba memecah belah TNI, pihak-pihak yang mengadu domba TNI dengan panglima tertinggi dalam hal ini Presiden Jokowi dan upaya-upaya mengadu domba antara TNI dengan Polri.

Dengan lantang Panglima TNI Jenderal Gatot menutup acara tersebut dengan pernyataan tegas :

_"LEBIH BAIK SAYA MENJADI TUMBAL DEMI KEBHINEKAAN DARIPADA SAYA BERNIAT MENJADI PRESIDEN"_

Pernyataan tegas inilah yang memusnahkan upaya-upaya adu domba membenturkan TNI dengan berbagai pihak, Pernyataan inilah yang membuat TNI kembali merapatkan barisan untuk mnghadapi pihak-pihak yang berniat memecah Kebhinekaan untuk kepentingan kelompok mereka.

Demikian ulasan ini kami buat, alasan utama kami membuat ulasan ini adalah untuk membuka mata kita bahwa *negara ini sedang di pecah belah oleh orang-orang dan kelompok-kelompok yang ingin mencapai keinginan mereka*.

Ayo kita bersama kita teriakkan dengan lantang! :

*Kami Masyarakat Indonesia yang di ikat dengan Bhineka Tunggal Ika TIDAK TAKUT pada kalian yang ingin merusak KeBhinekaan kami, semakin kalian berupaya merusak Kebhinekaan kami maka semakin kuat juga kami bersatu dalam KeBhinekaan ini*

Silahkan Sharing tulisan ini pada akun Sosial Media Anda, tunjukkan pada si pemecah belah bangsa ini bahwa kita ada dan tidak akan kalah dengan propaganda-

🇲🇨🇲🇨🙏😇