Sabtu, 30 April 2016

Japan Soft Skills

Beberapa soft skills penting dan positif yg konon dibiasakan Jepang, baik utk diteladani:

1. Anak-anak Jepang membersihkan sekolah mereka setiap hari selama seperempat jam dengan para guru, yang menyebabkan munculnya generasi Jepang yang sederhana dan suka pada kebersihan.

2. Setiap warga negara Jepang yang memiliki anjing harus membawa tas dan tas khusus itu berguna mengambil kotoran piaraan mereka karena mengatasi kebersihan adalah bagian dari etika Jepang.

3. Pekerja kebersihan di Jepang disebut "insinyur kesehatan" dan mendapatkan gaji setara Rp50 Juta/bulan, dan dalam perekrutannya menjalani tes tertulis dan wawancara.

4. Jepang tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti di Indonesia dan mereka sering terkena gempa bumi tetapi itu tidak mencegah Jepang menjadi Negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia.

5. Siswa Jepang dari tahun pertama hingga tahun keenam primer harus belajar etika dalam berurusan dengan orang-orang.

6. Masyarakat Jepang meskipun adalah salah satu negara dengan Pendapatan tertinggi di dunia, tetapi mereka tidak memiliki pembantu. Orangtua bertanggungjawab atas rumah dan anak-anak.

7. Tidak ada tes ujian dari tingkat pertama sampai tingkat ke tiga (Setara SD kelas 1 sampai SD Kelas 3), karena tujuan pendidikan adalah untuk menanamkan konsep dan pembentukan karakter, bukan hanya tes dan indoktrinasi.

8.Jika Anda pergi ke sebuah restoran prasmanan di Jepang Anda akan melihat orang-orang yang hanya makan sebanyak yang mereka butuhkan tanpa limbah apapun. Tidak ada sisa2 makanan.

9.Tingkat keterlambatan kereta di Jepang adalah sekitar 7 detik per tahun! Mereka menghargai nilai waktu, sangat tepat waktu untuk menit dan detik.

10. Jika anda bertanya kepada mereka "Apakah arti pelajar?" Mereka akan Menjawab "Pelajar adalah masa depan Jepang".

Kamis, 28 April 2016

PEMERINTAH PANGKAS SEJUMLAH IZIN, PROSEDUR, WAKTU, DAN BIAYA UNTUK KEMUDAHAN BERUSAHA DI INDONESIA

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA


SIARAN PERS
PAKET KEBIJAKAN XII

PEMERINTAH PANGKAS SEJUMLAH IZIN,
PROSEDUR, WAKTU, DAN BIAYA UNTUK KEMUDAHAN BERUSAHA DI INDONESIA





Jakarta, 28 April 2016


Presiden Joko Widodo dalam beberapa rapat kabinet terbatas menekankan pentingnya menaikkan peringkat Ease of Doing Business (EODB) atau Kemudahan Berusaha Indonesia hingga ke posisi 40. Untuk itu harus dilakukan sejumlah perbaikan, bahkan upaya ekstra, baik dari aspek peraturan maupun prosedur perizinan dan biaya, agar peringkat kemudahan berusaha di Indonesia – terutama bagi UMKM, semakin meningkat. 

Menindaklanjuti perintah Presiden, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution pun membentuk tim khusus, lantas melakukan koordinasi dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan beberapa kementerian dan lembaga terkait. Sejumlah langkah perbaikan itu pun dituangkan dalam Paket Kebijakan Ekonomi XII, yang diumumkan Presiden pada hari Kamis, 28 April 2016, di Istana Kepresidenan, Jakarta.

“Ini paket yang besar dan penting dengan cakupan yang luas,” ujar Menko Perekonomian Darmin Nasution.

10 Indikator

Bank Dunia menetapkan 10 indikator tingkat kemudahan berusaha. Masing-masing adalah
1. Memulai Usaha (Starting Business),
2. Perizinan terkait Pendirian Bangunan (Dealing with Construction Permit),
3. Pembayaran Pajak (Paying Taxes),
4. Akses Perkreditan (Getting Credit),
5. Penegakan Kontrak (Enforcing Contract),
6. Penyambungan Listrik (Getting Electricity),
7. Perdagangan Lintas Negara (Trading Across Borders),
8. Penyelesaian Perkara Kepailitan (Resolving Insolvency), dan
9. Perlindungan Terhadap Investor Minoritas (Protecting Minority Investors).

Dari ke-10 indikator itu, total jumlah prosedur yang sebelumnya berjumlah 94 prosedur, dipangkas menjadi 49 prosedur. Begitu pula perizinan yang sebelumnya berjumlah 9 izin, dipotong menjadi 6 izin.

Jika sebelumnya waktu yang dibutuhkan total berjumlah 1,566 hari, kini dipersingkat menjadi 132 hari. Perhitungan total waktu ini belum menghitung jumlah hari dan biaya perkara pada indikator Resolving Insolvency karena belum ada praktik dari peraturan yang baru diterbitkan. 

Meski survei Bank Dunia hanya terbatas pada wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Kota Surabaya, pemerintah menginginkan kebijakan ini bisa berlaku secara nasional.

Upaya Perbaikan

Untuk meningkatkan peringkat kemudahan berusaha ini, sejumlah perbaikan dilakukan pada seluruh indikator yang ada. Pada indikator Memulai Usaha, misalnya, sebelumnya pelaku usaha harus melalui 13 prosedur yang memakan waktu 47 hari dengan biaya berkisar antara Rp 6,8 – 7,8 juta. Izin yang harus diurus meliputi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Akta Pendirian, Izin Tempat Usaha, dan Izin Gangguan.

Kini pelaku usaha hanya akan melalui 7 prosedur selama 10 hari dengan biaya Rp 2,7 juta. Izin yang diperlukan bagi UMKM adalah SIUP dan TDP yang terbit bersamaan, dan Akta Pendirian.

Kemudahan lain yang diberikan kepada UMKM adalah persyaratan modal dasar pendirian perusahaan. Berdasarkan UU Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, modal minimal untuk mendirikan PT adalah Rp 50 Juta. Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perubahan Modal Dasar Perseroan Terbatas, modal dasar Perseroan Terbatas tetap minimal Rp 50 Juta, tapi untuk UMKM modal dasar ditentukan berdasarkan kesepakatan para pendiri PT yang dituangkan dalam Akta Pendirian PT.

Begitu pula dengan perizinan yang terkait Pendirian Bangunan. Kalau sebelumnya harus melewati 17 prosedur yang makan waktu 210 hari dengan biaya Rp 86 juta untuk mengurus 4 izin (IMB, UKL/UPL, SLF, TDG), kini hanya ada 14 prosedur dalam waktu 52 hari dengan biaya Rp 70 juta untuk 3 perizinan (IMB, SLF, TDG).

Pembayaran pajak yang sebelumnya melalui 54 kali pembayaran, dipangkas menjadi hanya 10 kali pembayaran dengan sistem online. Sedangkan Pendaftaran Properti yang sebelumnya melewati 5 prosedur dalam waktu 25 hari dengan biaya 10,8% dari nilai properti, menjadi 3 prosedur dalam waktu 7 hari dengan biaya 8,3% dari nilai properti/transaksi.

Dalam hal Penegakan Kontrak, untuk penyelesaian gugatan sederhana belum diatur. Begitu pula waktu penyelesaian perkara tidak diatur. Tapi berdasarkan hasil survei EODB, waktu penyelesaian perkara adalah 471 hari.

Dengan terbitnya Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana, maka sekarang untuk kasus gugatan sederhana diselesaikan melalui 8 prosedur dalam waktu 28 hari. Bila ada keberatan terhadap hasil putusan, masih dapat melakukan banding. Namun jumlah prosedurnya bertambah 3 prosedur, sehingga total menjadi 11 prosedur. Waktu penyelesaian banding ini maksimal 10 hari.

Penerbitan Peraturan Baru

Berkaitan dengan upaya memperbaiki peringkat EODB ini, pemerintah telah menerbitkan 16 peraturan, yaitu:

1. PP No. 7 Tahun 2016 tentang Perubahan Modal Minimum bagi Pendirian PT
2. Permenkumham No. 11/2016 tentang Pedoman Imbalan Jasa Bagi Kurator dan Pengurus
3. Permen PUPR No 5/2016 tentang Izin Mendirikan Bangunan
4. Permen ATR/BPN no. 8/2016 tentang Peralihan HGB Tertentu di Wilayah Tertentu
5. Permendag No. 14/M-Dag/Per/3/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan No. 77/M-Dag/Per/12/2013
6. Permen ESDM No 8 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri ESDM No 33/2014 tentang Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya yang Terkait dengan Penyaluran Tenaga Listrik oleh PT PLN
7. Permendag No. 16/M-Dag/Per/3/2016 tentang Perubahan atas Permendag No. 90 Tahun 2014 tentang Penataan dan Pembinaan Gudang
8. Permendagri No 22/2016 tentang Pencabutan Izin Gangguan
9. Peraturan Dirjen Pajak No. PER-03/PJ/2015 tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan Elektronik secara Online
10. SE Menteri PUPR No 10/SE/M/2016 tentang Penerbitan IMB dan SLF untuk Bangunan Gedung UMKM Seluas 1300m2vdengan menggunakan desai prototipe
11. SE Direksi PT PLN No. 0001.E/Dir/2016 tentang Prosedur Percepatan Penyambungan Baru dan Perubahan Daya bagi Pelanggan Tegangan Rendah dengan Daya 100 s.d 200 KVA
12. Perka BPJS No. 1/2016 untuk Pembayaran Online
13. Instruksi Gubernur DKI Jakarta No.42/2016 tentang Percepatan Pencapaian Kemudahan Berusaha
14. SE Mahkamah Agung  No2/2016 tentang Peningkatan Efisiensi dan Transparansi Penanganan Perkara Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Utang di Pengadilan
15. Keputusan Direksi PDAM DKI Jakarta Tentang Proses Pelayanan Sambungan Air
16. Keputusan Direksi PDAM Kota Surabaya tentang Proses Pelayanan Sambungan Air

Dua peraturan lain yang sedang pada tahap penyelesaian adalah Revisi PP No. 48/1994 tentang Pajak Penghasilan dan Perda tentang Penurunan BPHTB.

Peringkat EODB Indonesia, sebagaimana survei Bank Dunia, saat ini berada pada peringkat ke-109 dari 189 negara yang disurvei. Posisi ini tertinggal dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya seperti Singapura posisi 1, Malaysia posisi 18,  Thailand  posisi 49, Brunei Darussalam posisi 84, Vietnam posisi 90 dan Filipina posisi 103.


Selengkapnya tentang EODB bisa diakses melalui http://eodb.ekon.go.id/



Humas Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Email: humas.ekon@gmail.com
twitter: @perekonomianRI
[truncated by WhatsApp]

Rabu, 27 April 2016

Presiden ke 2 BJ Habibie: Pemimpin harus jadi MATA AIR

Jakarta - Presiden RI ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie hadir dalam acara tasyakuran milad PKS ke-18 di Jakarta. Dalam acara itu Habibie bicara soal kehidupan, terutama dalam menuntaskan tugas.

Materi yang diberikan PKS ke Habibie untuk disampaikan yakni tentang kepemimpinan. Namun dia menegaskan, dirinya tak ahli soal kepemimpinan.

"Saya dalam hal ini bukan ahli dalam ilmu kepemimpinan. Orang semua tahu aslinya Habibie itu seperti apa. Tapi dalam kehidupan, saya insya Allah kurang dari 2 bulan lagi berusia 80 tahun. Dan saya telah melalui banyak sekali masalah-masalah yang harus diselesaikan dengan baik. Satu yang saya pelajari, harus kerja keras. Kedua, harus rasionil. Ketiga, harus profesional dalam bidang," kata Habibie.

Habibie mengatakan, yang terpenting dalam kehidupan itu adalah bagaimana menuntaskan tugas yang diemban. Itu lebih daripada menjadi seorang pahlawan.

"Jangan sekali-kali mau menjadi pahlawan. Kepahlawanan itu mahal, dan kita tidak mau dan tidak penting menjadi pahlawan. Yang penting adalah kita menyelesaikan tugas yang diberikan kepada kita sebaik-baiknya. Tugas apa saja," kata suami almarhumah Ainun ini.

Habibie melanjutkan pidatonya dengan mengenang kisah hidupnya semasa remaja. Saat itu dia harus menyaksikan langsung ayahnya meninggal saat sedang menjadi imam salat isya di mesjid.

"Saya mau sampaikan sama anda, anda bisa cek dalam buku detik-detik yang menyebutkan soal Habibie dan Ainun, banyak sekali buku. Satu hal yang jelas, semua tahu yang namanya Bacharuddin Jusuf Habibie ditinggal ayahnya ketika ayahnya sedang menjadi imam salat isya. Saya usianya 13 tahun, saya melihat ketika dia sedang sujud, Allahuakbar, heart attack! Meninggal di atas sajadah," cerita Habibie.

Tapi, sebelum ayahnya meninggal, Habibie sempat diajari falsafah tentang kehidupan. "Ketika saya umur lima tahun, dia (ayah) ahli pertanian. Dia di IPB Bogor, mempunyai balai percobaan. Saya waktu umur lima tahun, 'Sini nak ikut dengan Bapak lihat balai percobaan.' Di situ dia bilang, 'Lihat itu ada mata air. Lihat, semuanya hijau, banyak bunga beraneka ragam dan banyak kehidupan.
Kupu-kupu semua ada di situ.
Beberapa meternya ada orang ambil air untuk dibawa ke rumahnya.
Kamu mengerti apa maksudnya?' Begitu kata bapak saya," cerita Habibie.

Saat itu, ayah Habibie menitipkan pesan agar menjaid orang yang bertanggung jawab dan berarti bagi sekitar.
"Saya tidak tahu nanti kamu besar menjadi apa, tapi saya harapkan kamu menjadi kepala rumah tangga yg baik.
Pemimpin keluarga itu seperti MATA AIR itu, sekitarmu, mekar, dan hidup.
Saya yakin itu juga berlaku untuk Anda.
Sama seperti berlaku untuk Habibie," kata Habibie.

Habibie mengatakan, dirinya tak pernah berkeinginan menjadi seorang menteri, apalagi Presiden Indonesia.
Yang dia inginkan adalah menjadi orang yang bisa membuat pesawat terbang.

Habibie pun menjelaskan soal perjalanannya menempuh pendidikan hingga menjadi seorang ahli di Jerman.
Dia juga akhirnya menjadi orang yang berpengaruh dalam perusahaan Airbus, hingga akhirnya kembali ke Indonesia untuk mengabdi.

"Kesimpulannya, saya tidak kejar duit.
Saya kejar pekerjaan yang bisa menjadikan saya UNGGUL.
Tetapi pekerjaan itu halal.
Sekarang kita bicara mengenai keunggulan.
Anda harus menjalani proses pembuatan yang nilai outputnya iman dan takwa bernilai tinggi. Budayanya jitu, agamanya jitu.
Agama kita sama, Alquran dan Sunnah.
Budayanya saja yang beda.
Tetapi, budaya itu harus bersinergi dengan agama.
Tidak cukup. Anda harus terampil dalam bidang.
Sehingga bersinergi antara agama, budaya, Iptek dan ketrampilan.
Outputnya produktivitasnya meningkat.
Tapi kalau produktivitas meningkat, tapi menganggur bagaimana jadi unggul?
Anda bisa menjadi unggul jikalau anda diberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah kompleks.
Mulai nanti sederhana, sistematis dan makin kompleks," kata Habibie. (rjo/

http://m.detik.com/news/berita/3195461/bj-habibie-jangan-sekali-kali-ingin-menjadi-pahlawan

Minggu, 10 April 2016

Steve Jobs Last Words


Steve Jobs’ Last Words Debunked (Updated!
Posted by Dr. Adrian Wong
Date: February 18, 2016

Steve Jobs may have died 4 years ago, but he seemed to have left nuggets of wisdom for us to discover. Like this new discovery of his “last words” on how the “non-stop pursuing of wealth will only turn a person into a twisted being“, just like him. Take a look :

Steve Jobs’ Last Words

I reached the pinnacle of success in the business world. In others’ eyes, my life is an epitome of success.

However, aside from work, I have little joy. In the end, wealth is only a fact of life that I am accustomed to.

At this moment, lying on the sick bed and recalling my whole life, I realize that all the recognition and wealth that I took so much pride in, have paled and become meaningless in the face of impending death.

In the darkness, I look at the green lights from the life supporting machines and hear the humming mechanical sounds, I can feel the breath of god of death drawing closer…

Now I know, when we have accumulated sufficient wealth to last our lifetime, we should pursue other matters that are unrelated to wealth…

Should be something that is more important:
Perhaps relationships, perhaps art, perhaps a dream from younger days

Non-stop pursuing of wealth will only turn a person into a twisted being, just like me.

God gave us the senses to let us feel the love in everyone’s heart, not the illusions brought about by wealth.

The wealth I have won in my life I cannot bring with me. What I can bring is only the memories precipitated by love.

That’s the true riches which will follow you, accompany you, giving you strength and light to go on.

Love can travel a thousand miles. Life has no limit. Go where you want to go. Reach the height you want to reach. It is all in your heart and in your hands.

What is the most expensive bed in the world? Sick bed…
You can employ someone to drive the car for you, make money for you but you cannot have someone to bear the sickness for you.

Material things lost can be found. But there is one thing that can never be found when it is lost – Life.

When a person goes into the operating room, he will realize that there is one book that he has yet to finish reading – Book of Healthy Life.

Whichever stage in life we are at right now, with time, we will face the day when the curtain comes down.

Treasure Love for your family, love for your spouse, love for your friends.
Treat yourself well. Cherish others.

==========%%%%%%=