Sabtu, 13 Maret 2021

CHICAGO BOOTH EXECUTIVE

Entrepreneurial Mindset in a VUCA World

  • Why the entrepreneurial mindset is essential within mature companies
  • Four key steps to become more entrepreneurial, and four skills that help you see and create the future
  • Discover what is strategy, and what are the entrepreneurial approaches in defining corporate strategy?
  • Explore what makes your organization great, how are you are positioned, and what is your competition doing
  • Analyze who could disrupt your business, have they started, and discover how to leverage data to define and cultivate strategy

Innovation Theory in Corporate Strategy

  • “The future is already here—it’s just not very evenly distributed” William Gibson
  • Closing the innovation gap
  • Analyze powerful patterns within your industry to predict and define your strategy approach
  • Explore the steps to a new venture strategy, and how to think like a venture capitalist

A Customer-Centric Strategy

  • Winning the hearts and minds of customers
  • Behavioral science in leveraging corporate strategy
  • A customer’s role

Sabtu, 06 Maret 2021

INVESTASI dan INDUSTRIAL TKDN DALAM NEGERI

Investasi dan Hilirisasi Industri Kunci Wujudkan Transformasi Ekonomi Nasional
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2021 berada di kisaran 4,5 sampai 5,5 persen. Artinya, dalam waktu setahun Indonesia harus mampu membalikkan kondisi dari minus 2,19 persen menjadi plus 5 persen, atau bahkan lebih. Presiden Joko Widodo meyakini, kunci pencapaian pertumbuhan ekonomi tersebut ada di investasi.

Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo dalam sambutannya pada pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVII Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Tahun 2021 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat, 5 Maret 2021.

"Ini kuncinya ada di Pak Bahlil, Kepala BKPM, INVESTASI. Tiap hari saya telepon, saya tanya terus, berapa persen bisa (realisasi) tahun ini, berapa triliun bisa naik, siapa yang masuk, sudah sampai mana, targetnya tercapai enggak? Tiap hari," jelasnya.

Kepala Negara juga memandang bahwa banyak peluang usaha yang terbuka dan mampu membuka lapangan kerja serta bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Untuk itu, Presiden selalu berpesan kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) agar bisa menyambungkan antara investor, baik asing maupun dalam negeri, dengan para pengusaha di daerah.

Selain itu, Presiden melihat bahwa dengan hilirisasi dan industrialisasi, Indonesia akan berhasil mewujudkan sebuah transformasi ekonomi. Jika ini berhasil, maka Indonesia akan dapat melesat menjadi lima besar ekonomi terkuat dunia.

Keyakinan Presiden bukan tanpa alasan. Jika dilihat dari sejumlah indikator, peluang tersebut sangat terbuka lebar. Indonesia memiliki ukuran ekonomi dan peluang bisnis yang sangat besar. Pasar domestik berupa 270 juta penduduk juga merupakan pasar yang sangat besar.

Di samping itu, daya beli rakyat juga sangat besar. Indeks konsumsi konsumen Indonesia terus meningkat dan tercatat berada di angka 84,9 pada Januari 2021, setelah sebelumnya berada di angka 79 pada Oktober 2020.

Konsumsi rumah tangga Indonesia juga sudah menunjukkan sinyal positif, meskipun masih di minus 3,6 persen di kuartal IV 2020 setelah sebelumnya sempat anjlok di minus 5,5 persen di kuartal II 2020. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di tahun 2020 masuk 15 besar PDB dunia. 

"Banyak lembaga-lembaga dunia yang memprediksi Indonesia akan menempati posisi lima besar dengan PDB terkuat di dunia. Pada tahun 2021, PDB kita diprediksi akan kembali, tadi sudah saya sampaikan, pada angka 4,5-5,5 persen," lanjutnya.

Beri Ruang Lebih bagi Peningkatan Kualitas Produk-Produk Lokal

Presiden Joko Widodo meminta jajarannya untuk memberikan ruang lebih bagi produk-produk dalam negeri dalam upaya pemulihan ekonomi nasional yang didukung dari sisi permintaan. Menurutnya, dengan meningkatkan konsumsi produk dalam negeri, akan tercipta efek domino yang besar bagi gerak roda ekonomi dalam negeri di masa pandemi ini.

"Saya juga selalu menyampaikan kepada kementerian/lembaga dan semua BUMN untuk memperbesar tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Ini harus terus, jangan sampai proyek-proyek-proyek pemerintah, proyeknya BUMN, masih memakai barang-barang impor
Kalau itu bisa dikunci, itu akan menaikkan sebuah permintaan produk dalam negeri yang tidak kecil," ujarnya saat memberikan sambutan pada pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVII Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Tahun 2021 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat, 5 Maret 2021.

Pemberian ruang yang lebih besar bagi produk-produk dalam negeri tersebut tentunya harus disertai dengan peningkatan kualitas produk itu sendiri beserta harga yang kompetitif sehingga dapat bersaing dengan produk-produk serupa dari mancanegara.

Pada kesempatan tersebut, Presiden menegaskan bahwa Indonesia menganut keterbukaan ekonomi. Indonesia juga bukan bangsa yang menyukai proteksionisme karena sejarah membuktikan bahwa proteksionisme itu justru merugikan. 

"Tetapi kita juga tidak boleh menjadi korban _unfair practices_ dari perdagangan dunia. Kita juga enggak mau itu," sambungnya.

Indonesia juga harus mampu memanfaatkan secara optimal pasar dalam negeri dan daya beli yang sangat besar untuk mendongkrak ekonomi nasional. Presiden menekankan bahwa Indonesia selalu mengundang investasi dan teknologi maju untuk dapat masuk ke Indonesia untuk membuka seluas-luasnya lapangan kerja dan alih teknologi. Namun, Presiden tidak ingin jika Indonesia hanya menjadi penonton di negeri sendiri.

"Jangan mereka dapat untung, kita hanya menjadi penonton. Enggak boleh seperti itu lagi. Oleh sebab itu, selalu tadi saya sampaikan, partnerkan dengan swasta kita, partnerkan dengan pengusaha daerah, partnerkan dengan BUMN," tegasnya.

Presiden menekankan, praktik-praktik perdagangan yang tidak sehat dan tidak adil, apalagi bila sampai membahayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam negeri, juga tidak boleh dibiarkan.

Bogor, 5 Maret 2021
Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden