Sabtu, 05 Mei 2018

Objective Thought from Mohamad Nazar - a friend of mine in HIPMI

<b> #2019SIAPAPUNPRESIDENNYA
<b> #2019GANTIOTAK

pak Pak Prabowo dan pak Jokowi... siapapun dari anda yang jadi presiden 2019 nanti.. tolong masalah pendidikan diperhatikan... reaksi masyarakat dari kedua kubu pada saat Pilkada DKI 2017 dan menjelang Pemilu 2019 ini sangat mencemaskan...  kualitas pendidikan bangsa Indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. membela pemimpin atau faksi politiknya dengan membabi buta secara emosional tidak ada kritik yang fair terhadap kinerja sebelum ataupun sesudah memimpin.  "yang penting menang"

2. tidak dibiasakan berfikir logis dan kritis terhadap suatu persoalan. sangat emosional dan suka menyalahkan tanpa pemahaman yang jelas terhadap masalah dan tanpa menawarkan alternatif solusi.

3. berbicara tanpa data,  sangat mudah membagikan informasi melalui social media tanpa klarifikasi dan sumber yang jelas.

4. suka berdebat dan ribut tentang masalah masalah yang tidak essensial.  (Tambahan editor: seperti masalah gelang, masalah kalajengking, masalah kuda, masalah tisak punya istri) ibarat orang baca buku mereka lebih suka memperdebatkan gambar sampul buku dan jenis kertasnya bukan apa yang mau disampaikan oleh buku itu

5. suka mengangkat isu-isu SARA dalam perdebatan politik,  ini menandakan tidak adanya pengetahuan mengenai sejarah Indonesia dan dunia serta kurangnya pemahaman mengenai pancasila dan UUD.
1945.  membahayakan negara kesatuan Republik Indonesia.

6. mau segala sesuatu yang mudah saja dan instan. tidak mau susah dan berusaha.

7. suka menyalahkan orang lain atas segala persoalan yang tidak bisa diselesaikannya selalu mencari kambing hitam,   oo ini salah Presiden,  ini salah Gubernur Anies, salah pak Prabowo,  salah bos saya,  salah perusahaan saya,  bla bla bla..

8. lebih mementingkan gelar dan penampilan daripada pemahaman terhadap keilmuan.. banyak orang lebih suka beli gelar Sarjana dari pada mendapatkan dan memperjuangkannya.  senang dipanggil profesor,  pendeta,  ustad,  padahal kadar keilmuan belum mencukupi.

9. kalau dikritik atau diberitahu hal yang benar untuk meluruskan kesalahan malah tidak terima, banyak berdalih, kalau sudah tidak bisa berdalih,  mengalihkan pembicaraan ke isu lain, tidak mau intropeksi diri.

10. selalu berburuk sangka terhadap pihak lain,  apapun yang dilakukan pihak lain selalu dianggap ancaman terhadap dirinya yang harus dilawan.

11. takut berkompetisi dengan orang lain, maunya diberi segala kemudahan dan gampangnya saja. mental pecundang.

12. masyarakat indonesia bergerak menuju masyarakat beragama tapi tidak bertuhan,  agama hanya dipahami dalam tatanan ibadah fisik dan ritual bukan pemahaman esensi dalam agama sendiri.  akibatnya masih banyak kita temui,  orang rajin sholat tapi korupsi jalan terus,  mabuk jalan terus,  bohong jalan terus,  pendeta membohongi umatnya,  ustad menghamili santriwati,  pastur melakukan pelecehan seksual, merusak dan membunuh atas nama agama,  orang tidak takut melanggar perintah tuhan, dll.

13. berkubang dalam kemunafikan,  tidak apa adanya.  berperilaku tidak sesuai dengan perkataan dianggap biasa dan masyarakat sangat pemaaf.  tidakkah konsisten dalam pembelaan terhadap suatu isu atau ideologi..  kalau menguntungkan dibela kalau tidak diam saja..  oportunis.

14. silau terhadap gelar atau jabatan,  asal yang bicara pejabat publik seperti Menteri,  Jendral,  Gubernur,  Bupati atau dengan embel embel agama seperti Ustad,  Kyai,  Pendeta, biksu dll,  maka setiap perkataannya dianggap benar tanpa tabayun dan klarifikasi.  padahal mereka juga manusia yang punya kelemahan dan tidak lepas dari kesalahan.

15. ketinggalan dalam bersaing di bidang ilmu pengetahuan,  budaya riset dan akademis sangat lemah..  tertinggal dalam perlombaan teknologi dengan bangsa lain.

menurut saya bapak bapak Capres Yth,  ini karena :

1. sistim pendidikan kita yang selalu berorientasi hasil, bukan berorientasi proses, segala sesuatu bukan dilihat dari proses pembelajaran dan pemahaman tetapi dari nilai,  maka menyontek dan praktek jual beli nilai sudah biasa dan dianggap kewajaran yang penting nilai bagus.

2. pendidikan moral pancasila sudah mulai berkurang untuk membentuk pola pikir masyarakat pancasilais sesuai nilai nilai luhur bangsa Indonesia.  masyarakat sudah tidak toleran lagi terhadap perbedaan,  berpolitik identitas,  mudah dipengaruhi oleh ideologi asing, kesantunan dan adab sudah mulai berkurang dalam masyarakat.

3. masyarakat hanya dibangun otak dan pengetahuannya,  jiwanya tidak dibangun. hanya dijejalkan ilmu pengetahuan tapi  tidak diajari bagaimana cara memecahkan masalah,  tidak diajari bertanggung jawab atas dirinya sendiri,  tidak diajari sifat pantang menyerah,  tidak diajari menjadi pejuang kehidupan, tidak diajari budaya kerja keras dan kerja cerdas,  tidak dibiasakan menjalani proses, akibatnya banyak yang menjadi pemalas dan bermental tempe.

4. kurang pemahaman terhadap ilmu agama, pendidikan ilmu agama perlu ditingkatkan,  pesantren pesantren,  sekolah minggu,  vihara, Pura perlu disokong untuk menghadirkan pendidikan agama yang holistik, inklusif,  dan toleran bukan hanya kulit luarnya saja.

dengan kualitas manusia indonesia seperti tersebut diatas..  Indonesia akan selalu menjadi negara terbelakang,  negara bawahan,  yang akan diatur oleh para asing dan aseng itu. tidak mampu bersaing dalam kancah internasional.

pak Prabowo dan pak Jokowi Tolong dicari solusinya dan diperhatikan masalah ini..  kalau tidak bisa bisa Indonesia sudah bubar sebelum tahun 2030 atau jadi negara vasal bangsa lain.

kecuali kalau anda-anda lebih suka rakyat yang  bodoh saja supaya gampang dikontrol,  gampang dikuasai,  gampang diatur,  gampang dimanfaatkan demi kepentingan pribadi dan golongan anda..

Hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia

#rakyatcerdasnegaracerdas
#stoppembodohan
#Indonesiamaju

Tidak ada komentar:

Posting Komentar