*Prospek Industri Kuliner di Indonesia Makin Moncer*
Industri berbasis kuliner di Indonesia diproyeksi semakin bagus tahun ini, ditopang oleh konsumsi masyarakat kelas menengah dan atas yang kian menguat.
Presiden Direktur Boga Group Kusnadi Rahardja mengatakan, perusahaannya menargetkan 15 pembukaan gerai pada 2018. Target tersebut sudah direalisasi dan ditetapkan target baru, yakni pembukaan 11 gerai tambahan. Pada awal 2018 Boga Group telah memiliki 154 unit gerai dan 13 merek. Beberapa di antaranya a.l. Bakerzin, Onokabe, Pepper Lunch, dan Kimakatsu.
Industri berbasis kuliner mendapat tekanan signifikan dari depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang mencapai lebih dari 7% sepanjang tahun berjalan. Pasalnya, hampir 25% bahan baku yang digunakan oleh industri berasal dari luar negeri, seperti daging sapi dan ikan salmon.
Pemain lain, Cita Rasa Prima (CRP) Group juga telah mencapai target pembukaan 200 gerai baru tahun ini. Sebagai informasi, CRP memiliki 9 merek bisnis kuliner, beberapa di antaranya Nasi Goreng Rempah, Warung Up Normal, dan Bakso Boedjangan.
Berdasarkan data Badan Ekonomi Kreatif, kontribusi ekonomi kreatif terhadap produk domestik bruto (PDB) selalu meningkat, yakni Rp 708,27 triliun pada 2013, Rp 784,87 triliun pada 2014, Rp 852,56 triliun pada 2016, dan Rp 922,59 triliun pada 2017.
Peningkatan tersebut didorong dari bisnis kuliner yang memberikan kontribusi sebesar 41,40% dengan penyerapan tenaga kerja 34% dari total penyerapan 16,91 juta pada tahun lalu.
Sumber: http://industri.bisnis.com/read/20180828/12/832411/prospek-industri-kuliner-di-indonesia-makin-moncer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar