Sabtu, 07 Januari 2017

Oom Benny Sangat Baik Tapi Tegas

OBITUARI BENNY SUBIANTO

Saya Teruskan Perjuangan, Kata Boy Thohir

05 Januari 2017 - 09:39 WIB, Oleh : Lahyanto Nadie

Saya tak ingat pasti kapan pertama kali bertemu dengan Benny Subianto. Yang jelas, ketika dia duduk di jajaran kursi depan bersama Presiden Direktur PT Astra International  Theodore Permadi Rachmat, saat public expose menjelang perusahaan itu go public pada awal 1990-an, sosok itu terkesan tenang. Rini Suwandi, Direktur Keuangan Astra yang kini menjadi Menteri BUMN, duduk di samping Benny.

Begitu pun ketika ia diundang sebagai pembicara dalam diskusi terbatas redaksi Bisnis Indonesia di kantor Wisma Bisnis Indonesia Jl. S. Parman, ia dengan ikhlas berbagi pengetahuan dan pengalamannya.

PT Astra Internasional Tbk. yang populer dengan Astra Group ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak 4 April 1990. Ketika itulah nama Benny mulai dikenal publik seiring dengan melesatnya harga saham Astra International. Harga perdana saham itu sebesar Rp14.850 dan melonjak ketika listing di lantai bursa mencapai Rp33.000.

Karier Benny Subianto dimulai dari Astra International yang didirikan oleh William Soeryadjaja. Benny ditarik oleh T.P. Rachmat. Sejak muda, ia dipercaya oleh Om Willem dan Teddy untuk mengelola anak perusahaan Astra seperti PT United Tractors Tbks., PT Agro Industri Tbk., dan PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk.

Karier Benny Subianto tidak lepas dari keberhasilannya melalui masa sulit. Namun semua dapat dilaluinya dengan baik.

Sebagai pegusaha, bersama Edwin Soeryadjaja dan Garibaldi ‘Boy’ Thohir, ia mendirikan Adaro Energy yang akhirnya melejitkan nama Sandiaga S. Uno.

Dalam beberapa kali kesempatan, Benny berkata bahwa ia sangat percaya bahwa pengembangan karyawan sangat penting dalam kemajuan sebuah perusahaan. Kunci rahasia suksesnya adalah ia berani berkorban, disiplin, dan kerja keras. Nilai-nilai itulah yang ia pegang hingga akhir hayatnya.

Rabu (4/1), pukul 07.02 WIB di RS Medistra, Benny wafat. Ia meninggalkan istri dan ketiga anaknya Ninin, Lia, dan Dian. Jenazah disemayamkan di Taman Patra III No 9. Pemakaman dilakukan setelah salat Dzuhur di pemakaman San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat.

Bukan hanya keluarga, dan mitra bisnis, banyak yang merasa kehilangan. Garibaldi Thohir tidak bisa menyembunyikan rasa sedih atas wafatnya founder Adaro Group itu. "Iya Mas, Pak Benny adalah seorang pengusaha yang sangat bijaksana dan selalu menghargai partnership," kata bos Adaro Group itu kepada Bisnis (4/1).

"Hampir tidak pernah saya mendengar Pak Benny ribut atau tidak cocok dengan partner-nya. Partnership Pak Benny dengan Pak Teddy Rachmat menjadi panutan dan inspirasi kita yang muda."

Mereka, kata Boy, begitu biasa Garibaldi disapa, memberi contoh bagaimana Benny yang pengusaha muslim yang asli Indonesia dan Teddy yang beragama Kristen Katolik, keturunan Tionghoa, bisa bekerja sama  selama puluhan tahun tanpa pernah terdengar cekcok.

Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno membatalkan jadwal kampanyenya untuk melayat ke rumah duka almarhum.

"Almarhum adalah orang yang mempercayakan pengelolaan perusahaannya kepada saya pertama berkarier.  Terkenal sebagai the master connector dan spesialis dalam lowering risk and maximizing return dengan fokus memilih partner yang andal," kata Sandiaga.

Bagi Pongki Pamungkas, Direktur Astra Group, yang lama bekerja dengan almarhum, kesantunan eksekutif itu tak terlupakan. "Pak Benny orang yang sangat santun dan the smiling Astra Executive. Pandai melihat peluang bisnis dan memanfaatkannya."

Kesan mendalam juga dialami oleh Aminuddin Nurdin, Direktur Triputra Group, yang lama bergabung dengan Astra Group bersama almarhum.

"Pak Benny sangat baik, akan tetapi tegas. Kami betul-betul kehilagan seorang pemimpin yang sangat bijak, baik dan tegas serta jiwa sosialnya begitu tinggi. Ia suka membantu. Saya dulu di Astra sering mendampinginya jika ada kegiatan sosial dan dinas," kenangnya.

Boy menuturkan bahwa Benny percaya bahwa kejujuran dan meritocracry menjadi hal yang utama bukan suku, ras atau agama.

Almarhum juga sangat menjunjung jiwa profesionalisme yang tinggi. “Pak Benny dan ayah saya almarhum Mochamad Thohir adalah contoh profesional pengusaha (awalnya  profesional terus menjadi pengusaha] pribumi yang sukses). Hal ini bisa menjadi contoh untuk profesional dan pengusaha pribumi lainnya, sehingga kesenjangan yang masih agak lebar di negara tercinta kita ini dapat dipersempit."

"Selamat jalan Om Benny, saya akan terus melanjutkan perjuangan Om dan daddy untuk memberikan kontribusi yang terbaik sehingga negara Indonesia bisa menjadi negara yang maju dan sejahtera," kata Boy.

Sumber : Bisnis Indonesia (4/1/2017)
Tag : adaro, boy thohir
Editor : Gita Arwana Cakti

Copyright © 2017 by Bisnis Indonesia.
Proudly powered by Sibertama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar