Selasa, 09 Mei 2017

SEMANGAT INDONESIA!

Segudang prestasi yang tak pernah ada di DKI Jakarta telah diberikan oleh Mr. Basuki Tjahaja Purnama alias #Ahok. Berani melawan para pencuri anggaran dan preman di provinsi DKI. Dia lawan seperti dia lawan preman di jalanan.

Dia perbaiki sistem kinerja Provinsi DKI Jakarta. Pejabat korup dipecat. Pegawai berprestasi diapresiasi. Masyarakat kecil diberdayakan. Gaji disesuaikan, kesejahteraan diperbaiki. Yang biasa mencuri benci Ahok. Yang jujur cinta Ahok.

Satu kekurangan pak Ahok, in public dia tidak bisa mengkontrol cara penyampaian tutur kata. Dan itu "Bang-On" dipakai para musuh-musuhnya dan sukses. Beliau slip di Kepulauan Seribu. Bagi kita yang waras, tidak merasa beliau melakukan penghinaan apapun karena pada saat itu beliau hanya menceritakan pengalaman beliau di Belitung. "Bapak-Ibu jangan khawatir untuk memilih saya. Jangan mau dibohongi (oleh oknum-oknum) pakai Surat Al-Maidah ayat 51".

Audience di Kepulauan Seribu tidak ada satupun yang merasa beliau melakukan penistaan. Sampai Buni Yani memposting di YouTube video ini. "JACKPOT" !. Musuh-musuh Ahok punya bahan untuk menyusun Senjata Terdahsyat menghancurkan bibit harapan bagi masyarakat modern yang ingin perubahan di Indonesia. Selebihnya semuanya sukses digiring skenarionya melalui Provokasi terhadap masyarakat Muslim, "AHOK ITU PENISTA AGAMA. LAWAN!" . Sukses Besar Provokasinya. Bahkan seorang tokoh pendidik seperti Pak Anies Baswedan lompat riding the wave untuk bersedia dijadikan Calon Gubernur penantang. Tiba-tiba Pak Anies berubah tampilan di publik dengan peci dan baju koko keliling masjid-masjid berkampanye. Yang dulunya tampil dengan baju seperti kita, casual, kemeja dilipat dan duduk di bawah diskusi masa depan generasi muda di Indonesia, tiba-tiba lompat pindah haluan.

Sukses besar!
Masyarakat yang berhasil dibuat percaya bahwa "AHOK MENISTA AGAMA ISLAM SAYA" riding on aksi 411, 212, dst. Chaos bertubrukan gesekan di masyarakat. Gaduh!
Pemerintah pusat juga menjaga diri untuk tidak intervensi.

Masyarakat yang percaya Ahok menista agama, padahal dia nggak ada di Kepulauan Seribu, sekarang senang. Padahal sedang ragu, emang bener nggak ya Ahok bersalah waktu itu. "Saya kan nggak denger sendiri".

Para Penyokong Yang Tak Terlihat dan Sang Grand Master , happy! Satu icon significant jatuh. Tapi mereka lupa, masyarakat Indonesia sudah makin pintar dan punya value. Tidak semua orang pintar itu ignorant dan cuma cuap2 di Socmed. Banyak Orang Kaya yang juga bisa Melawan Mereka dengan Dana dan Koneksi International mereka, kalau mereka mau. Dan banyak Anak Muda Indonesia yang tidak mau menerima masa depannya dihancur-hancurkan oleh Oknum, mereka mau stand up!

Melalui pesan ini sekali lagi saya sampaikan; JANGAN MENYERAH! Saya tahu kalian semua mampu untuk give up dan pindah warga negara. Tapi perlu kalian tahu bahwa kemarin itu cuma 1 AHOK dimana kita bersandar. Kita harap Indonesia akan berubah dengan 1 Ahok? Nggak mungkin. 1 Ahok aja sudah bisa bikin panik para maling di DKI dan bahkan jadi ancaman nasional buat para maling besar. Tapi nggak cukup. Kalian semua juga harus menjelma jadi AHOK juga. Percuma mendukung pak Ahok, tapi begitu Jenderalnya tumbang, lalu semua bubar!

Jadilah Pengusaha Yang Sukses dengan Penuh Integritas. Seperti kutipan bacaan buku almarhum Paman saya ; "The More You Have, The More You Can Do". Makin kamu punya banyak, makin powerful kamu untuk bisa Berkontribusi. Maka jadilah orang kaya yang baik! Bukan orang kaya yang maling.

Jadilah anak muda yang Inovatif jadi punya daya saing yang bisa dijual ke dunia International. Jangan jadi anak muda yang jual diri ke negara lain. Loe berkarya di Indonesia dong. Jual karyamu ke dunia, tapi loe based di Indonesia. Cari ilmu dan pengalaman ke seluruh dunia, tapi loe balik ke tanah air belain negaramu.

Nggak usah antipati jadi pejabat. Kalian nggak lihat Pak Presiden Joko widodo sudah berkorban seperti apa untuk kalian? What does he get? Nothing! He's happy with his family. He has enough tapi beliau memilih berbuat.

Bu Sri Mulyani mau balik lagi ke Indonesia setelah jadi DIREKTUR WORLD BANK hanya karena Cinta Indonesia. Jangan abaikan tauladan beliau.

Bu Susi, orang kayak dia gak butuh jadi pejabat. Dia udah sukses. Mendingan dia keliling dunia enjoy life. Tapi dia mau jadi Menteri gak ambil gaji. Buat apa?? Karena dia believe!

Ahok juga baru kalah 1 set ini. Dia menang berkali-kali bikin terobosan di Jakarta untuk kita. Jadi nggak usah loyo! You need to stand up dalam merespon kejadian ini.

Pengadilan di Indonesia memang masih penuh intervensi dan KKN. Terus gimana? Mau ditinggal atau mau diperbaiki? Kamu dong yang jadi Hakim dan Jaksa berikutnya. Atau anak kamu? Terserah deh. Ikutan membibit masa depan dong.

This is your home. Hormati Presiden Joko Widodo, Pak Ahok, Pak Djarot, Bu Susi, Bu Sri Mulyani dan semua pejabat-pejabat yang tidak haus kekuasaan tapi haus pengabdian.

I Am Indonesian,
Ardantya Syahreza

Tidak ada komentar:

Posting Komentar