Senin, 23 Maret 2015

Rest In Peace Lee Kuan Yew

Ini cara Lee Kuan Yew bawa ekonomi Singapura jauh tinggalkan RI

Merdeka.com - Perdana Menteri Singapura Pertama, Lee Kuan Yew, tutup usia hari ini (23/3) pukul 03.18 dini hari waktu setempat, akibat serangan pneumonia sejak pekan lalu. Politikus pendiri Singapura ini sukses membawa negaranya walau tanpa sumber daya alam, menjadi salah satu yang paling makmur di dunia.

Ketika Lee dan Partai Aksi Rakyat (PAP) berhasil memperjuangkan kemerdekaan Singapura dari Inggris pada 1959, rencana awalnya negara kota itu harus bergabung dengan Federasi Malaya. Tanpa adanya dukungan Malaysia, Lee khawatir Singapura akan kehabisan sumber daya, khususnya minyak dan air bersih.

Sayangnya, sepanjang awal 1960, etnis Melayu banyak menyerang penduduk Tionghoa. Warga Singapura merasa terdiskriminasi, sehingga akhirnya Lee memberanikan diri berpisah dari Federasi Malaya pada 9 Agustus 1965.

Tugas itu nyaris mustahil, karena 65 persen warga masuk kategori miskin. Banyak infrastruktur hancur karena tentara Jepang merusak kota pelabuhan jajahan Inggris itu pada Perang Dunia ke-2.

"Saat kami merdeka, Singapura merupakan kota yang cukup bobrok. Banyak kerusakan sehabis perang, namun kami mulai membangun kembali," cerita Lee Kuan Yew mengenang terbentuknya Singapura, seperti dilansir dari Channel News Asia, Senin (23/3).

"Pada saat itu, yang menjadi fokus kami adalah bagaimana mencari nafkah utnuk menghidupi para warga Singapura. Lalu kami mulai melakukan investasi di berbagai bidang," lanjut Lee.

Perdana menteri berhaluan sosialis itu lalu fokus menggenjot produktivitas warga. Caranya, mereka harus mendapat subsidi rumah, agar tidak dibebani urusan selain kerja. Kini, 90 persen dari 3 juta warga Singapura memiliki rumah berkat skema subsidi negara.

Singapura juga memaksimalkan potensinya sebagai kota pelabuhan. Insentif pajak diberikan bagi perusahaan multinasional yang tertarik membangun basis produksi di negara kota itu. Lapangan kerja pun terbentuk, tanpa mengandalkan sumber daya alam.

Keseimbangan ekonomi liberal dengan intervensi pemerintah untuk melindungi kebutuhan dasar warga, menjadi faktor utama kemajuan Negeri Singa, jauh meninggalkan Malaysia atau Indonesia. Sepanjang 1965-2011, pendapatan per kapita Singapura melonjak 100 kali lipat, mencapai USD 55 ribu per orang per tahun. Di Asia, cuma Jepang yang bisa sejajar Singapura.

Setiap warga juga didorong memiliki saham melalui Lembaga Saham Pusat yang didirikan pemerintah. Dalam bidang ekonomi, Lee Kuan Yew membuat tabungan wajib bagi warganya (diberi nama CPF), alhasil Singapura negara dengan jumlah dana pihak ketiga tertinggi di dunia.

Sistem kesehatan dan pendidikan yang disubsidi dari pemerintah juga dilakukan dengan baik dan menjadi yang terbaik di ASEAN. Puncaknya, Lee juga berhasil membersihkan birokrasi dari pegawai korup. Seluruh ekspatriat atau perusahaan asing di Negeri Singa mengakui layanan pemerintah sangat bagus dan bebas pungli.

Dalam wawancara empat tahun lalu, Lee mengenang segala terobosannya demi memajukan ekonomi Singapura. Dia menyatakan, untuk negara berkembang, tidak ada pembangunan sukses meniru cara negara maju.

"Saya selalu berpikir, ini Singapura. Apa cara yang paling tepat untuk mengatasi masalah di sini? Dan saya bersyukur, saya berhasil meningkatkan harkat dua juta penduduk Singapura," tandasnya.

(mdk/ard)

TAG BERITA# PM PERTAMA SINGAPURA MANGKAT

© 2012 - 2015 Merdeka.com
KLN Kapanlagi Network - All Rights Reserved




http://m.merdeka.com/dunia/ini-cara-lee-kuan-yew-bawa-ekonomi-singapura-jauh-tinggalkan-ri.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar