Rabu, 14 September 2016

Motivasi Perbuatan Manusia - my version

Hari ini saya mendapat wahyu lagi, hasil baca-baca artikel. Lagi-lagi artikel dari Pak Theodore Rachmat (Teddy Rachmat) yang diceritakan melalui salah satu wawancara dengan putranya Arif Rachmat.

Teddy Rachmat mengatakan "Business First, Family Second".  Bisnis yang dimaksudnya adalah LEGACY, bukan uang.

Legacy adalah cara membuat perusahaan menjadi national champion, sehingga daya saing Indonesia naik dan taraf hidup masyarakat meningkat.

Menurut Pak Teddy, itu adalah cara terbaik untuk menghilangkan kemiskinan di Indonesia. Jadi, itu tujuan utamanya.
Lalu, kenapa Pak Teddy harus bilang keluarga nomor dua? Mengapa tidak setara?

Ternyata yang beliau alami dan observasi selama ini, banyak perusahan gagal berkembang karena pemegang sahamnya lebih mengutamakan mereka daripada perusahaan itu sendiri. Padahal, perusahaan memiliki kehidupan sendiri dan tujuan yang mulia.

Contohnya, ada uang yang diambil seenaknya oleh pemegang saham atau ada keluarga yang tidak kompeten tetapi memiliki jabatan di perusahaan. Pak Teddy mengajarkan kami bahwa perusahaan itu bukan hak, tetapi kewajiban atau amanah. Privilege untuk keluarga harus memastikan tujuan itu tercapai.

============

Kita semua tahu Teori Maslow, sebuah teori tingkatan Level Kebutuhan Manusia, mulai dari tingkat 1 yaitu Kebutuhan Dasar yaitu Pangan, Sandang, Papan. Sampai tingkat 5 yaitu Kebutuhan untuk Berkontribusi atau Aktualisasi Diri.

Based on pengalaman dan pengamatan pribadi, saya ingin mensederhanakan sebuah kategori Motivasi Hidup / Perbuatan Manusia:

Level 1: Self Fulfillment
Paling awal adalah, seseorang itu bermula dengan pencarian jati diri. Mencoba menemukan passionnya, where he/she belongs. Orang yang merasa belum menemukan 'tempat'nya maka akan berimbas pada personality nya yang cenderung:
- Insecure / Sensitif / Mudah Marah
- Tidak Percaya Diri / Malu / Gengsi
- Menutupi Kekurangannya (bisa dengan bentuk menyombongkan diri, meninggikan derajat dirinya oleh dirinya bukan oleh orang lain, dll)
- Egois : merasa sedang dalam misi penting padahal itu adalah kegiatan pembuktian dirinya, pencarian jati dirinya, dll. Merasa hal-hal lain tidak penting kecuali dirinya.

Pada umumnya ini terjadi pada remaja. Karena itu adalah masa seseorang beranjak dewasa. Tapi tidak menutup kemungkinan ini terjadi pada segala umur, bisa 20an, 30an, 40an, 50an, bahkan sampai akhir hayat.

Self Fulfillment ini adalah momok setiap orang. Dan harus bermula dengan:
1. Eksplorasi yang intens sejak dini. Perbanyak Wawasan sejak dini dan TIDAK PERNAH MERASA LEBIH daripada orang lain.
2. Berani Mengambil Resiko dan Bersedia Menerima Konsekuensi bila Melakukan Kesalahan. Karena yakin itulah Proses Belajar yang tiada Henti.
3. Berani Menerima Kelebihan dan Kekurangan Diri. Jujur. Menerima Pil Pahit. Lalu berusaha menekuni dengan Apa yang sudah menjadi Kelebihannya. Tidak Memaksakan Kehendak.

Sampai kapan Self Fulfillment akan berakhir dan siap move on?
Pada saat seseorang sudah menyadari bahwa hidupnya tidak hanya bertanggung jawab pada dirinya, tapi juga KELUARGAnya yang harus dia tanggung/ urus / perhatikan.

Selain itu; KESEDERHANAAN Diri juga diperlukan bahwa seseorang telah merasa lebih dari cukup atas rizki, kemampuan dll yang dimilikinya sekarang. Dan Prioritas Hidupnya sudah bergeser untuk Keluarganya, maka dia hijrah ke Level 2.

Level 2: SERVING THE FAMILY

Seseorang harus melewati tahap ini. Bila dia tidak pernah merasa Bertanggung Jawab atas Kebahagiaan, Keamanan, dan Kepastian Masa Depan Keluarga intinya, maka dia belum Move On dari being Egoistic.

Di Level 2 ini, dalam benak seseorang adalah bagaimana suami/istri dan anak2nya akan dapat hidup dengan layak, masa depan yang cerah, keamanan lahir bathin, terpenuhi perhatian dan kasih sayangnya.

Walaupun di Level 2 ini terlihat sudah sangat baik namun orang yang di level 2 ini masih 50:50 tingkat kebaikannya. Karena orang-orang di level 2 ini masih memikirkan golongan tertentu yaitu keluarganya. Walaupun they will do anything for the family, mereka masih berpotensi melakukan korupsi, menghalalkan segala cara, berkolusi nepotisme, dll hanya demi keluarganya.

Disini tantangannya adalah bagaimana seseorang bisa memutuskan, mendidik dan menularkan arti dari KESEDERHANAAN dan RASA SYUKUR kepada seluruh anggota keluarga.
Kemudian juga mengajarkan kepada keluarga tentang arti TANGGUNG JAWAB. Bahwa kehidupan kita selain kita memiliki tanggung jawab atas diri kita masing-masing , tapi juga memiliki tanggung jawab atas hidup orang lain.

Bila seseorang bisa mengajarkan Arti Kesederhanaan (This is Enough For Me dan Syukur / Thankful), dan Arti bahwa Sebaik2nya Manusia adalah Yang Berguna Bagi Orang Lain (Tidak Egois) kepada seluruh anggota keluarganya, maka mulailah dia berhijrah ke Level 3.

Level 3 : Making Impact to People / Legacy

Making Impact to People; jangan salah arti. Terkadang orang merasa bahwa dia ingin berbuat sesuatu untuk orang lain, tapi Ternyata itu adalah AMBISI PRIBADI.

Ambisi Pribadi bisa berbentuk;
- ingin Pembuktian Diri
- ingin Terlihat Doing Something Good

Ini bukan ciri orang yang di Level 3.

Orang di Level 3 adalah orang yang sudah tidak memikirkan dirinya lagi. Dia sudah merasa Cukup. Dia juga sudah merasa keluarganya sangat Lebih dari Cukup.
Orang ini ingin Berbuat dan Sibuk dalam Usahanya Meningkatkan Taraf Hidup Orang Lain.

Dia merasa harus ambil andil dalam permasalahan masyarakat yang menurutnya masih bisa dia lakukan dengan kemampuannya.

Kenapa?

Karena dia;
- Sudah Merasa Cukup dan merasa ini saatnya giliran untuk orang lain.
- dia percaya Tuhan dan dia merasakan transformasi perasaan jiwanya bila dia benar-benar Berbuat untuk Orang Lain.

Orang-orang di Level 3 ini sudah jauh dari:
- Keinginan Pembuktian Diri
- Keinginan Lebih Memperkaya Diri

Orang-orang di Level 3 ini cenderung telah memiliki Jiwa Spiritual yang tinggi.

Kesimpulan

Sebaik-baiknya manusia adalah berada di Level 3 ini. Jadi;
- Jangan terlalu lama mencari jati dirimu.
- Terimalah kelebihan dan kekuranganmu dengan lapang dada.
- Beranilah mengejar impianmu dengan resiko yang kamu tanggung sendiri
- Jangan Egois - luangkan waktumu untuk keluargamu dan orang lain yang membutuhkanmu.
- Amankan Keluargamu. Itu tanggung jawabmu.
- Didiklah Keluargamu
- Ajak semua orang untuk Berbuat Bermanfaat untuk Orang Lain.
- Sholatlah. Doalah. Hanya Dia Yang Maha Mengetahui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar