Rabu, 29 Oktober 2014

Potensi Kelautan Indonesia menurut Ibu Susi Pudjiastuti

Jakarta - Sebelum melakukan inspeksi mendadak di Gedung Mina Bahari II, kantor pusat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti rapat dengan Dirjen Perikanan Tangkap Gellwyn Yusuf bersama Sekjen KKP Syarief Widjaja. Diskusi juga diikuti puluhan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Ditjen Perikanan Tangkap KKP.

Emosi Susi sedikit meletup saat ia mengungkapkan spesies ikan mahal di Uni Eropa yang diklaim sebagai milik Malaysia. Padahal ikan tersebut hidup di perairan Indonesia.

"Ada ikan jenis black tiger yang saya beli di supermarket Eropa, ternyata disebut itu dari Malaysia. Di sana terpampang fifty seven zone (zona 57). Memangnya Malaysia punya zona pulau?" tegas Susidi kantornya, Jakarta, Rabu (29/10/2014).

Susi yang ahli navigasi koordinat kewilayahan ini mengungkapkan zona 57 adalah Samudera Hindia, artinya ada di wilayah Indonesia.

"Dia (Malaysia) itu declare dan di-packaging. Ikannya besar tetapi produk Malaysia. Wong gendeng, itu pulau jadi-jadian. Ini maling tetapi berani terang-terangan. Ini saya temukan di supermarket Eropa. Zone 57 itu Indian Ocean (Samudra Hindia)," papar Susi.

Lebih lanjut Susi menjelaskan, harga ikan tersebut cukup mahal dan Malaysia yang mendapatkan nilai tambah. Dia juga mengungkapkan kasus serupa terjadi antara Indonesia dengan Thailand.

"Laut kita luasnya 15 kali luas laut Thailand, tetapi hasil lautnya hanya 1/5 Thailand. Itu gila," kata Susi dengan nada marah.

Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjadi magnet di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) hari ini. Betapa tidak, ribuan pegawai negeri sipil, mantan menteri, hingga direksi bank nasional hadir saat serah terima jabatan (sertijab) dengan menteri yang lama yaitu Sharief C Sutardjo.

Datang mengenakan kebaya berwarna putih, lengkap dengan kain songket berwarna hijau bermotif cokelat, dengan sanggul, Susi betul-betul menjadi daya tarik ribuan peserta sertijab. Para peserta segera mengeluarkan kamera canggih dan beberapa di antaranya membawa tongsis dari rumah, untuk mendokumentasikan momen yang jarang terjadi.

Acara semakin ramai dan riuh, saat Susi berpidato di tengah-tengah lautan ribuan peserta sertijab. Mereka tidak segan-segan meneriaki 'hidup Bu Susi', atau tepuk tangan saat Susi mengungkapkan isi pidatonya.

Tanpa satupun helai teks pidato, Susi dengan lihat mengungkapkan kata demi kata dengan gaya tangan yang tidak bisa diam. Berikut ini isi pidato Susi yang menjadi daya tarik peserta sertijab di Gedung Mina Bahari III, kantor pusat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu (29/10/2014).

Yang saya hormati, Pak Cicip, Daniel Kaiser ayah dari anak saya. Saya habis kata-kata dan hari ini kalian kasih wejangan yang luar biasa bagi saya. Dari kemarin saya sudah berdiskusi dengan seluruh pejabat eselon I kementerian. Hampir semua pejabat eselon I di sini ilmuwan, tetapi ijazah saya hanya sebatas SMP. Tetapi saya sudah berdiksui dengan semua pejabat eselon I. Semua open mind dan open welcome kepada saya. Ujungnya kita punya common sense dan logika.

Kemudian saya akui pernah ke kantor kementerian ini 15 tahun yang lalu. Sudah lama saya tidak pernah ke kantor ini dan sudah banyak berubah. Namun sekarang kita harus masukan komersialisasi untuk mensejahterakan nelayan. Jadi jika itu ada, maka ada development-nya sustain. Saya mau terus bekerja keras di awal untuk membangun sistem itu agar ke depan terpikirkan komersialisasi akan menciptakan business sense, sehingga akan ada buying commercial untuk mendapatkan profit. Kalau sudah ada profit maka bisa berkelanjutan, dan bisa merambah ke hal yang lain.

Kemudian sejak kemarin, banyak media yang panggil saya Bu menteri, Bu menteri. Siapa Bu menteri? Nama saya bukan Bu menteri, Bu Susi saya baru kenal. Tetapi saya ingin kerja dan saya tidak mau diganggu lagi sama media. Saya ingin hari ini wawancara terakhir saya. Saya ini selebritis atau menteri KKP ya. Di sini ada Pak Menko, Pak Menko saya jadi nggak bisa kerja saya (diganggu media).

Pak Cicip yang saya hormati, saya mengambil pekerjaan ini tidak untuk kaya dan menjadi saya hebat, saya terima pekerjaan ini karena pengalaman 33 tahun saya di sektor perikanan dan 10 tahun di penerbangan bisa membantu Indonesia menjadi lebih baik. Menjadi tuan rumah di negeri sendiri, membangun ekonomi mandiri, membangun kebanggaan diri sendiri. Kangan sampai laut kita yang besarnya 70% atau 5 kali lebih besar laut kita dari Thailand, dan beribu-ribu kali lipat dengan Malaysia tetapi angka ekspor kita kalah jauh dibandingkan Malaysia dan Thailand. Ini jadi target kita semua.

Jadi kita siap bekerja siang malam? (Tanya Susi kepada PNS KKP). Insya allah saya ingin kita terus bekerja keras. Suasana Susi Air 2 tahun ini kerjanya bagus, saya yakin staf di KKP juga akan memberikan lingkungan yang sama kepada saya.

Copyright © 2014 detikcom, All Rights Reserved

http://m.detik.com/finance/read/2014/10/29/140918/2733134/4/ini-pidato-lengkap-susi-yang-bikin-ribuan-undangan-sertijab-tepuk-tangan-meriah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar