Industri Periklanan Memerlukan Para Marketer Muda
MALANG: Industri periklanan ke depan akan membutuhkan banyak tenaga marketing muda menyusul berkembangan usaha bersangktuan.
CEO Exigo Brand Activation Agency yang juga founder PT. Marketing Komunikasi Indonesia, Ardantya Syahreza, mengatakan tenaga marketing muda mempunyai peluang besar untuk tampil di bidang industri periklanan. Apalagi belanja perusahaan untuk iklan dari tahun ke tahun terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.
Dari data yang ada, menurut Ardantya, pada 2009 belanja iklan baik untuk TV, media cetak, radio, dan media lainnya mencapai Rp48,585 triliun. Angka tersebut naik menjadi Rp59,827 triliun pada 2010, dan pada 2011 diperkirakan lebih dari Rp60 triliun. Kondisi ini membuka peluang besar bagi tenaga marketing muda usia.
“Young marketer itu mempunyai sejumlah keunggulan yakni peka terhadap tren yang sedang berkembang, lebih kompetitif, cerdas, dan mempunyai kemampuan yang lebih kapabel,” kata Ardantya di Marketing Training `Indonesia and Global Trend Need You Young Marketer` yang digelar AESEC Universitas Brawijaya (UB) Malang, Sabtu (26/11).
Dengan begitu, karir di bidang marketing, ujar dia, sangat menjanjikan dan mempunyai tingkat kompetisi yang besar. Saat ini jumlah penduduk Indonesia mencapai 237 juta jiwa dan diprediksi mengalami pertumbuhan sebesar 6% setiap lima tahun. Selain itu Indonesia menunjukkan sebagai negara nomor dua terbesar di dunia pengguna Twitter maupun Facebook.
Facebook misalnya Indonesia pengguna ke dua yakni sebesar 35,17 juta di bawah Amerika yang mencapai 152,18 juta pengguna. Hal ini menunjukkan perkembangan tren dunia berada di tangan orang-orang muda. (dw)
The world needs every single ideas from every single individuals. No matter how small it is, it matters.
Selasa, 20 Maret 2012
Kamis, 01 Maret 2012
MENYUARAKAN MEREK
Majalah BESTLIFE
Edisi Maret 2012
"MENYUARAKAN MEREK"
my style : Ardantya Syahreza
Pria asli Malang ini kembali membangun bisnis komunikasi pemasarannya dengan lebih hati-hati setelah 'habis-habisan' dan lepas kendali.
Pria berkacamata itu tersenyum ketika menjelaskan bagaimana kabar perusahaan komunikasi pemasaran miliknya saat ini. "Sejak berdiri bulan September 2005, kami sempat naik turun, kemudian melaju setelah mendapat suntikan dana tambahan dan akhirnya jatuh di pertengahan tahun 2008. Kami sempat habis karena saya terlalu banyak eksplorasi dan tidak fokus. Istri saya sampai terlibat membantu kantor saya waktu itu", ujar Ardantya Syahreza, CEO PT Marketing Komunikasi Indonesia (MKI).
"Sekarang kondisinya bagus. Kami sedang menangani beberapa perusahaan consumer goods yang menjadi klien setia kami", ujarnya dengan bersemangat.
Tetapi meskipun MKI sudah mulai bangkit dan berlari, Ardantya tidak ingin membawa perusahaannya untuk lebih besar. "Saya tidak ingin perusahaan ini terlalu besar karena industrinya cukup kompetitif. Jadi saya sengaja membuatnya kecil, ramping, efisien dan prudent. Yang penting stay healthy," ujar pebisnis yang juga menggenggam 3 outlet waralaba kuliner yang sedang naik daun, Bakso Kota Cak Man; cabang Plaza Semanggi (lantai 3A), cabang Cibubur Junction (lantai LG), dan cabang Margo City (lantai 2 Food Court).
"Semua bisnis yang menonjolkan kreatifitas dan brand communication, sangat menarik bagi saya. Dalam bisnis komunikasi pemasaran seperti saat ini contohnya, kita dituntut untuk selalu kreatif kalau tidak mau dilibas oleh kompetitor."
Edisi Maret 2012
"MENYUARAKAN MEREK"
my style : Ardantya Syahreza
Pria asli Malang ini kembali membangun bisnis komunikasi pemasarannya dengan lebih hati-hati setelah 'habis-habisan' dan lepas kendali.
Pria berkacamata itu tersenyum ketika menjelaskan bagaimana kabar perusahaan komunikasi pemasaran miliknya saat ini. "Sejak berdiri bulan September 2005, kami sempat naik turun, kemudian melaju setelah mendapat suntikan dana tambahan dan akhirnya jatuh di pertengahan tahun 2008. Kami sempat habis karena saya terlalu banyak eksplorasi dan tidak fokus. Istri saya sampai terlibat membantu kantor saya waktu itu", ujar Ardantya Syahreza, CEO PT Marketing Komunikasi Indonesia (MKI).
"Sekarang kondisinya bagus. Kami sedang menangani beberapa perusahaan consumer goods yang menjadi klien setia kami", ujarnya dengan bersemangat.
Tetapi meskipun MKI sudah mulai bangkit dan berlari, Ardantya tidak ingin membawa perusahaannya untuk lebih besar. "Saya tidak ingin perusahaan ini terlalu besar karena industrinya cukup kompetitif. Jadi saya sengaja membuatnya kecil, ramping, efisien dan prudent. Yang penting stay healthy," ujar pebisnis yang juga menggenggam 3 outlet waralaba kuliner yang sedang naik daun, Bakso Kota Cak Man; cabang Plaza Semanggi (lantai 3A), cabang Cibubur Junction (lantai LG), dan cabang Margo City (lantai 2 Food Court).
"Semua bisnis yang menonjolkan kreatifitas dan brand communication, sangat menarik bagi saya. Dalam bisnis komunikasi pemasaran seperti saat ini contohnya, kita dituntut untuk selalu kreatif kalau tidak mau dilibas oleh kompetitor."
Langganan:
Postingan (Atom)