*Malang, selain sebagai kota Pendidikan dan Wisata, Berpotensi Menjadi The Healing City*
Dalam dua pekan terakhir, Jakarta telah beberapa kali menduduki peringkat pertama sebagai kota dengan polusi udara terburuk di dunia berdasarkan data IQAir. Pegiat lingkungan dan warga khawatir kondisi udara di Jakarta akan secara perlahan semakin parah.
Kehidupan di Jakarta memang identik dengan menjanjikan penghidupan yang lebih layak secara ekonomi karena pusat roda ekonomi nasional dominan berada di ibukota. Kegiatan warga ibukota sangat dekat dengan macet dan pulang kerja lebih dari jam 20.00 wib, serta berangkat kerja sejak jam 05.30 wib. Kualitas hidup sangat rentan stress, lelah, putus asa dan yang jelas minim waktu dengan keluarga. Mereka merasa bahwa hidup adalah bekerja dan bekerja.
Kehidupan orang tua lansia di Ibukota juga tidak kalah peliknya. Mereka tidak berani berharap untuk dapat diantar keluarganya atau anaknya pergi ke rumah sakit untuk sekedar rutin kontrol dokter. Jalanan macet. Antrian di RS juga sangat ribet.
Namun pandemi mengubah semua persepsi tersebut yang memaksa seluruh masyarakat harus tinggal di dalam rumah. Masyarakat dipaksa bekerja secara online atau work-from-home. Masyarakat mulai menyadari adanya ketidak seimbangan gaya hidup selama ini. Mereka mulai menyadari pentingnya Work-Life-Balance.
*Apa hubungan cerita di atas dengan Kota Malang?*
Kalau kita lihat kembali, begitu banyak Arema yang perantauan ke Jakarta mengadu nasib dan tidak sedikit yang sangat sukses di Ibukota.
Tapi lagi-lagi Pandemi juga yang mengubah sesuatu yaitu bagi para Arema perantauan yang lama di Jakarta, ingat orang tua nya yang berdomisili di kota Malang, sendiri dalam tekanan suasana pandemi kala itu. Termasuk saya, saya pulang.
Kota Malang merupakan salah satu kota yang terkenal di Indonesia. Kota ini terletak di Provinsi Jawa Timur.
Kota ini merupakan kota terbesar ke dua di Jawa Timur setelah Surabaya, dan terbesar ke dua belas di Indonesia.
Kota Malang telah sangat dikenal sebagai kota Dingin. Sudah bukan rahasia lagi kalau Malang mempunyai suhu yang cukup dingin. Hal ini wajar karena secara geografis Kota Malang dikelilingi wilayah pegunungan.
Lokasi kota ini berada di dataran tinggi. Hal inilah yang membuat suhu di Kota Malang lebih dingin terutama pada malam hari.
Malang juga semakin dikenal sebagai Kota Wisata karena Kota Malang terkenal dengan berbagai pilihan wisata baik wisata alam, seperti Gunung Bromo, Air Terjun Coban Rondo (di Batu), pantai Tiga Warna di Kab Malang, wisata Kulinernya yang terkenal dengan macam Bakso, Cwie Mie, Gado Gado, Soto, Nasi Pecel dll yang tidak jarang menjadi daya tarik utama kota maupun wisata buatan, yang makin terkenal dengan pengembangan pengembangan oleh pihak swasta seperti Jatim Park Group dan group group lain di bidah perhotelan maupun cafe. Belum lagi kota Malang punya banyak sudut design bangunan yang masih mempertahankan gedung ala kolonialnya yang banyak dipugar utk menarik wisatawan.
Kota Malang juga paling terkenal sebagai Kota Pendidikan. Ada lebih dari empat puluh perguruan tinggi di kota ini yang menampung mahasiswa dari penujuru negeri. Ribuan mahasiswa berbondong menuntut ilmu di kota Malang dari berbagai penjuru Indonesia, membuat kota Malang hidup sekali ekonomi kuliner, pendidikan, akomodasi dan akhir akhir ini sebagai pusat startup.
Tapi, menurut saya, dari semua cerita di atas, Malang juga memiliki potensi untuk menjadi The Healing City.
Karena kombinasi RS Syaiful Anwar dengan Kampus Universitas Brawijaya dan kampus Universitas Muhammadiyah Malang, dalam memproduksi dokter dan dokter spesialis konsultan, jumlah Profesor dan Doktor serta dokter-dokter ahli subspesialis semakin banyak bertebaran di kota Malang ini. Terlebih pasca pandemi, awareness masyarakat akan kesehatan semakin meningkat. Masyarakat semakin ingin melakukan pencegahan- pencegahan penyakit alias ingin sehat terus.
Kembali pada cerita masyarakat di Jakarta dan kota metropolitan yang lain, bahwa Gaya Hidup rutin berlari, bersepeda bahkan triathlon semakin menjamur. Masyarakat urban sekarang makin getol berolahraga. Dan mereka selalu mencari lokasi lokasi menantang dan berudara segar di manapun untuk berolahraga. Tidak hanya itu, kegiatan Spa, Yoga, atau sekedar bersantai menikmati keindahan alam juga menjadi hal-hal yang menjadi agenda penting dalam gaya hidup modern, agak Tidak Stress!
Kota Malang dengan semua stempelnya sebagai kota pendidikan, kota wisata, kota kuliner dan kota kolonial, berikutnya juga bisa menjadi;
1. *Kota Kesehatan alias The Healing City*, dimana sudah tersedia institusi fasilitas kesehatan di Malang yang sudah terlengkapi dengan alat alat canggih dan para dokter sub spesialis ahli yang kompeten. Terlebih, Malang telah dicanangkan menjadi Destinasi Wisata Kesehatan keempat di Indonesia oleh Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif RI , pada 16 April 2023 lalu. Pemerintah melihat bauran potensi kota Malang yang dingin, kaya destinasi wisata alam, buatan, dan kuliner, dan memiliki para penyedia layanan kesehatan yang kompeten, maka layak untuk menjadi produk nasional sebagai Destinasi Wisata Kesehatan dengan brand Malang Health Tourism.
Bahkan kota Malang, berpotensi menjadi kota ramah lansia alias dapat dirancang sebagai kota pensiun dengan perumahan-perumahan asri, dan memiliki akses mudah ke layanan kesehatan, homecare maupun monitoring by hospital.
2. Startup alias pusat inovasi karena begitu banyak universitas, harusnya dapat digenjot juga buat Malang untuk menjadi pusat inovasi teknologi layanan kesehatan. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya baru baru ini teridentifikasi sebagai penyumbang proposal inovasi terbanyak dan berkualitas oleh Direktorat Inovasi dan Inkubasi Bisnis Universitas Brawijaya.
Wisata Kesehatan bukanlah barang kaleng-kaleng. Dampak ekonominya dapat memberikan sumbangan positif signifikan pada bisnis perhotelan, rumah sakit, transportasi, pekerja pariwisata, kuliner, oleh-oleh dan bahkan bisa jadi pada Real Estate yang bisa menawarkan areal areal baru yang ramah pensiunan dan lansia.
Apa yang kita butuhkan sekarang? Kesamaan visi dan komitmen untuk mendesign dan membangun kekuatan serta potensi kota Malang ini dalam sebuah orkestrasi.
Bagaimana menurut Bapak/Ibu? Bisakah kita membawa Malang menjadi the next Healing City?
*Ardantya Syahreza*
Chairman Malang Health Tourism Board
Tidak ada komentar:
Posting Komentar