Tampilkan postingan dengan label Pengusaha. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengusaha. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 09 Agustus 2014

Kredit UMKM Masih Terkendala Dalam Pembuatan Laporan Keuangan

Bisnis.com, JAKARTA -- Laporan keuangan yang belum kredibel masih menjadi kendala utama bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mendapatkan modal dari lembaga jasa keuangan.

Wakil Ketua Komite Tetap Bidang Strategi dan Reposisi UKM Kadin Indonesia Ardantya Syahreza mengatakan masih banyak pelaku UMKM yang tidak faham dengan istilah keuangan dan rasio finansial.

“Masih ada yang tidak mengerti aset tetap itu apa, aset lancar itu apa. Keterbatasan membuat laporan keuangan yang kredibel menyebabkan keterbatasan kemampuan dalam mengakses sumber dana,” ujarnya, Kamis (7/8/2014).

Belum lagi jika lembaga jasa keuangan ternyata tidak hanya membutuhkan laporan keuangan yang kredibel, tapi juga historical report dan proyeksi pengembangan usaha ke depan.

Selain itu, Ardantya menambahkan pelaku UMKM juga memiliki keterbatasan kemampuan dalam mengelola proporsi pengalokasian aset.

“Akhirnya apa yang terjadi? Mereka menggadaikan motor atau rumah, itu cara yang paling gampang untuk mendapatkan modal,” ujarnya.



http://m.bisnis.com/industri/read/20140807/87/248401/kredit-umkm-laporan-keuangan-masih-jadi-kendala

Tips Pengusaha UKM Mendapatkan Modal

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong tumbuhnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Namun, perkembangan usaha itu harus diakui tidak terlepas dari besarnya modal yang dimiliki pengusahanya. Bagaimana cara yang tepat untuk mendapatkan modal bagi pengusaha UMKM yang ingin mengembangkan usaha?

Wakil Ketua Komis Tetap Strategi dan Reposisi UKM KADIN Indonesia, Ardantya Syahreza mengungkapkan, modal untuk UMKM bisa diperoleh dari berbagai pihak. Seperti perusahaan pembiayaan atau bank. Namun, yang perlu diperhatikan adalah jenis modal yang diinginkan sesuai dengan bidang usaha yang dijalani.

"Harus lihat kebutuhannya dulu, misalkan dia jual barang yang perlu DP atau tidak. Kalau modalnya masih bisa dicover dengan uang yang ada, tandanya tidak perlu pinjam, tapi kalau butuh uang cepat bisa ke perusahaan pembiayaan dengan kredit atau apapun. Meski ini bunganya tinggi tapi kan pinjamannya bukan untuk jangka panjang, paling 3 bulan sudah bisa lunas," ujarnya di Jakarta, Kamis 7 Agustus 2014.

Ardantya mengakui melakukan pinjaman ke bank untuk UMKM tidaklah mudah. Pasalnya, banyak pengusaha UMKM yang belum bisa memenuhi laporan keuangan yang diinginkan pihak bank. Alhasil, proposal permintaan bantuan modal itu pun ditolak.

"Masih ada yang tidak mengerti aset tetap itu apa, aset lancar itu apa. Keterbatasan membuat laporan keuangan yang kredibel menyebabkan keterbatasan kemampuan dalam mengakses sumber dana. Perlu juga historical report dan proyeksi pengembangan usaha, ini yang sulit dipenuhi pengusaha UMKM," ungkapnya.

"Akhirnya apa yang terjadi? Mereka menggadaikan motor atau rumah, itu cara yang paling gampang untuk mendapatkan modal."

Ardantya menyatakan yang mendapatkan modal dari bank kebanyakan dari usaha menengah yang telah memiliki laporan keuangan yang rapi serta memiliki jaminan.

"Kalau perusahaan kecil kan biasanya tidak terencana. Kalau usaha menengah, mereka baru butuh investasi dan sudah ada jaminan ke bank. Untuk dapat KUR pun tidak cepat dan banyak syaratnya," keluh Ardantya.

Namun, jika perusahaan UMKM ini sudah memiliki laporan keuangan yang baik dengan pertumbuhan usaha yang tinggi maka tidak sulit menambah modal, tidak hanya dari bank tetapi juga bisa dari penjualan saham di lantai bursa. Jika sudah berada di posisi ini maka UMKM tersebut bisa melakukan ekspansi besar-besaran guna meningkatkan usahanya.

"Tapi kondisinya sekarang, UMKM di Indonesia ini masih jauh kalau mau masuk pasar modal. Kalau usaha menengah mungkin laporan keuangannya sudah rapi tapi rata-rata omzetnya masih sekitar Rp 10 miliaran. Kalau yang sudah masuk pasar modal itu sepertinya sudah di kalangan usaha besar dengan omzet ratusan miliar," pungkasnya. (Ism)


http://m.dream.co.id/dinar/jadi-pengusaha-umkm-ini-cara-tambah-modal-yang-tepat-140808f.html

Senin, 24 Oktober 2011

Dari Marketing Researcher Sampai Berjaya sebagai Company Owner (ARDANTYA SYAHREZA)


DARI MARKETING RESEARCHER SAMPAI BERJAYA SEBAGAI
COMPANY OWNER
---------------------------------------------------------------------------
Ardantya Syahreza
(market+ magazine , Oktober 2011, page 21)

Sosok suami dan bapak dua anak ini tak lain merupakan pengusaha muda yang berjaya di bidang pelayanan komunikasi pemasaran dan bisnis restoran. Lahir di Jakarta, 20 Desember 1976, kini Ardantya Syahreza menjabat sebagai CEO PT Marketing Komunikasi Indonesia (MKI), agensi komunikasi pemasaran yang didirikannya pada tahun 2005 silam. Tak hanya itu, pria jebolan Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya ini juga sukses menempati posisi Chairman AIESEC Indonesia Alumni Organization. Lalu, di bidang kuliner, ia merupakan sosok penting di balik kesuksesan K-Food Indonesia dengan Bakso Kota Cak Man-nya dengan cabang ada di Plaza Semanggi lantai 3A, Cibubur Junction LG dan akan dibuka di bulan Desember 2011, di Margo City Depok.

Ardantya Syahreza mengawali karirnya sebagai Marketing Researcher di ACNielsen Indonesia. Dengan memfokuskan diri pada riset-riset kualitatif untuk pemahaman dan pendalaman konsumen, ia melanjutkan karir risetnya di Exquisindo Global Research. Tak puas mengangani Indosat, Telkom Indonesia, HM Sampoerna, Honda, Daihatsu, ABC President dan klien-klien lainnya, Ardantya Syahreza mulai menggeluti bidang lain; yaitu sebagai Business Development Manager di DDB Indonesia, sebuah perusahaan periklanan multinasional global ternama. Ia pun mulai menjamah pekerjaan pengembangan strategi komunikasi pemasaran berbasis consumer insights.

Tak sampai disitu, pada tahun 2005, Ardantya Syahreza mengibarkan dua bendera sekaligus; PT Marketing Komunikasi Indonesia dan K-Food Indonesia.

Pengusaha muda yang tergabung dalam HIPMI sejak 2007 lalu ini mengoperasikan PT MKI dalam dua divisi; EXIGO (http://www.createbrandexperience.com/ atau www.mki-group.com/exigo) , agensi yang berfokus pada brand activation, dan Cauldron Research (www.mki-group.com/cauldron_research) yang mendedikasikan diri di bidang riset pemasaran.

Kini PT MKI di bawah naungannya telah menangani Bank Central Asia (BCA), Hutchison Telecom Indonesia, Kalbe Farma, Nestle Indonesia, Danone Dairy Indonesia, Kraft Foods Indonesia, Sari Husada, Abbott, Mercedes-Benz, BMW Indonesia, LG Electronics, Ranch Market, Produgen, Garudafood, Kidzania Jakarta, Exelcom Indonesia dan klien-klien ternama lainnya.

Ardantya Syahreza telah memutuskan untuk terus berkontribusi dan menginspirasi lewat karirnya di bidang business of brand marketing communication, marketing research, events & sales promotion dan food culinary.


Contact Person:
ARDANTYA SYAHREZA
Twitter : @ardansyahreza