Minggu, 10 Juni 2018

CT jadi Wapres? Masuk Akalkah?

*Siapa Calon Cawapres Jokowi*

Penulis Denny Siregar
Diterbitkan Rabu, Juni 06, 2018

"Siapa kira-kira Cawapres Jokowi ?"

Begitu pertanyaan Alifurahman, owner Seword, kepada saya. Dia mengajak saya utak atik gatuk dengan menghitung kemungkinan-kemungkinan yang ada.

Wah ini berarti tantangan bagaimana melihat ke depan, mencoba melihat kemungkinan dan ketidakmungkinan, menggabungkan beberapa fakta dan rekam jejak, juga melihat peluang-peluang yang ada.

Oke, kalau begitu. Kita coba lihat ya.. Kita singkirkan dulu hal yang tidak mungkin.

Yang tidak mungkin adalah non muslim, karena pemilih terbesar adalah muslim. Ini berlaku sejak lama, sejak Indonesia merdeka. Dan bukan masalah suku, agama dan ras, tetapi karena hampir 90 persen pemilih di Indonesia beragama muslim.

Samalah dengan dimana ketika negara dengan mayoritas agama Kristen, mereka akan memilih yang beragama Kristen. Begitu juga dengan negara yang mayoritas beragama Budha, mereka juga akan memilih yang beragama Budha. Ini keniscayaan..

Dengan melihat fakta itu kita akhirnya bisa singkirkan nama Ahok atau Basuki Cahaya Purnama dan Luhut Binsar Panjaitan dari daftar. Meskipun potensi dan kemampuan mereka sangat besar, tapi kita tidak ada di negara seperti Lebanon, dimana penganut agama Kristen Maronit, Islam Sunni dan Islam Syiah sama besarnya, sehingga jabatan pemerintah dibagi-bagi di ketiga aliran itu..

Lagian, ketika Jokowi memilih pendamping yang bukan beragama Islam, maka dia sama saja membuka celah untuk diserang oleh kelompok fanatik yang ditunggangi oleh politisi.

Peristiwa Pilgub DKI tahun 2017, adalah pelajaran yang sangat berharga bagaimana perbedaan agama dijadikan celah untuk menjatuhkan seorang pemimpin dengan manajerial yang bagus dan membuka potensi kerusuhan yang lebih luas.

Ini fakta yang ada. Entah berapa puluh tahun lagi negara ini bisa menerima perbedaan itu dan bisa memisahkan agama dan politik.

Amerika Serikat yang disebut mbahnya Demokrasi saja belum bisa menerima hal itu. Bahkan Barrack Obama, mantan Presiden AS, pernah diserang isu agama oleh Kristen konservatif bahwa dia itu muslim sehingga Obama perlu mengklarifikasi bahwa ia Kristen Protestan.

Ketidakmungkinan kedua adalah wanita.

Sama seperti agama, sebagian dari bangsa ini belum bisa menerima pemimpin sekelas Wakil Presiden berdasarkan gendernya.

Jika Jokowi memilih wakil Presiden dari kalangan perempuan, maka itu juga akan membuka celah dia untuk diserang dan merontokkan suara pemilihnya. Akan keluar ayat-ayat tidak bolehnya umat Islam - sebagai agama terbesar di Indonesia - memilih pemimpin wanita.

Dan ketidakdewasaan juga keawaman pemilih muslim di Indonesia akan mempercayai itu, karena masih banyaknya ustad-ustad politis yang akan memainkan isu itu sebagai isu krusial. Model Jokowi adalah dia tidak mau keributan - bahkan dalam Pemilihan Presiden sekalipun - sehingga dia akan condong menghindari masalah itu.

Dengan melihat fakta itu, kita bisa menyingkirkan Sri Mulyani dan Susi Pudjiastuti - meski mereka sangat berpotensi, apalagi Puan Maharani meski dia dari partai pendukung terbesar Jokowi. Selain dia wanita, Puan juga banyak tidak disukai pemilih karena ia tidak muncul sekelas Sri Mulyani dan Susi.

Memaksakan pendamping Jokowi dari kalangan wanita, berarti menggerus suaranya dalam pemilihan nanti.

Yang ketiga, meskipun bukan sesuatu yang penting, yang tidak mungkin lagi adalah berisik.

Jokowi tidak suka orang berisik dan terlalu menonjolkan diri. Dia pekerja dan suka dengan pekerja juga, yang diam tapi menghasilkan. Kalau melihat gaya kerja Jokowi bersama menteri-menterinya, terlihat ia lebih suka bersama menteri yang pendiam dan lebih banyak berkarya daripada sering tampil di media dan media sosial.

Sebagai contoh Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono. Basuki adalah menteri kesayangan Jokowi. Ia pendiam, seorang seniman sekaligus pekerja keras. Tidak pernah terlihat Basuki bertentangan dengan Jokowi. Ia menjalankan agenda-agenda yang sudah disepakati sesuai target yaitu pembangunan infrastruktur berupa jalan dan bendungan.

Hanya saja Basuki tidak akan menjadi pendamping Jokowi, karena ia bukan sosok yang dicintai partai yang ingin ada unsur politis-politisnya. Basuki terlalu murni dan tidak akan mengangkat nama Jokowi ke permukaan. Dan ini sebuah kerugian bagi partai pendukung Jokowi..

Dengan melihat fakta Jokowi tidak suka orang yang berisik, kita bisa singkirkan Cak Imin yang wajahnya ada dimana-mana dan Mahfud MD yang sibuk dengan twitnya. Mereka tidak akan memperkuat posisi Jokowi tapi justru akan memperlemah karakternya.

Dengan menyingkirkan ketidakmungkinan ini, kita sekarang bisa melihat kriteria siapa yang mungkin bisa jadi calon Jokowi.

Jokowi kedepan akan fokus pada ekonomi.

Infrastruktur yang dia bangun harus dikuatkan dengan pembangunan ekonomi mikro. Dan orang yang mendampingi Jokowi harus berbasis pengusaha besar, mengerti dan menguasai jaringan ekonomi kerakyatan. Dia juga harus dari melayu untuk menangkis isu aseng dan pribumi, sehingga menutup celah serangan kepada Jokowi.

Jokowi tidak akan memilih calon wakil yang berbasis militer, karena dia tidak concern di masalah keamanan sebab ini narasi yang dibangun oleh lawan politiknya. Jadi sulit melihat bahwa Moeldoko, Tito Karnavian maupun Agus Yudhoyono sebagai pendampingnya.

Dan satu hal yang tidak juga penting tapi menambah daya jual Jokowi adalah, dia harus non Jawa. Dulu terpilihnya Jusuf Kalla sebagai calon karena dia bisa menarik suara dari Sulawesi. Dengan tidak adanya Jusuf Kalla, ada kemungkinan warga Sulawesi akan ditarik untuk mengalihkan dukungan. Suku juga punya peranan penting dalam menarik dukungan tambahan di Pemilihan Presiden nanti..

Lalu darimana kalau bukan Sulawesi ?

Kemungkinan besar adalah Sumatera. Karena Sumatera adalah basis oposisi, jadi simpatinya harus direbut dengan mengangkat wakil dari mereka.

Berdasarkan data, secara total jumlah suara di pulau Sumatera, Jokowi kalah lebih dari 200 suara waktu melawan Prabowo di 2014. Ini karena adanya Hatta Radjasa, orang Palembang, sebagai wakil yang diambil Prabowo sedangkan Jokowi memilih wakil dari Sulawesi.

Dari data yang didapat, jumlah penduduk Sumatera sebesar 50 juta, jauh lebuh besar dari Sulawesi yang sebanyak 17 juta. Ini penting untuk merebut suara di kantung-kantung yang selama ini menjadi basis pendukung Prabowo.

"Kalau dia pengusaha besar, lelaki, muslim, tidak berisik, pekerja, melayu.. kira siapa2 ?" Kata Alifurahman sambil memutar-mutar tasbehnya mirip seperti pendeta di Kungfu Shaolin. Dia tidak ngopi karena buatnya "Ngopi mengurangi kegantengan saya".

Berbeda dengan saya yang ngopi karena akan menambah kegantengan sampai maksimal. Saya lalu menyeruput kopi sebentar dengan gaya yang dibuat mirip Chow Yun Fat dalam film God of Gambler.

"Chairul Tanjung.." Jawab saya.

Alifurahman melongo dan tidak mengira itu jawaban saya. Ia menatap dinding dimana semut merah berbaris dan menatapnya curiga.

Sementara ini Chairul Tanjung atau CT adalah pilihan yang tepat bagi Jokowi.

Chairul Tanjung adalah pengusaha pribumi yang menonjol. Ia juga pekerja dan tidak berisik. Ia juga tidak begitu berambisi untuk meraih jabatan sehingga tidak mengganggu kinerja Jokowi bahkan akan mengembangkannya.

Chairul Tanjung adalah pendukung ide pembangunan infrastruktur Jokowi sejak awal. "Betul bahwa infrastruktur kita itu lemah dibanding negara-negara lain di Asean, oleh karenanya saya mendukung penuh Presiden kita menggenjot pembangunan infrastruktur kita," katanya dalam sebuah simposium.

Jokowi dalam pembangunan infrastrukturnya sangat bercermin pada kemajuan China. Di China, Presiden Xi Jinping banyak bekerjasama dengan Jack Ma dalam pembangunan ekonomi di wilayah yang dibangun infrastrukturnya.

Jack Ma melalui grup perusahaan onlinenya, masuk dengan investasi untuk mengembangkan ekonomi di satu wilayah yang tidak produktif dan menjadikannya produktif, dimana Jack Ma kemudian membantu menjualkan hasil produksi mereka melalui perusahaan online mereka.

Sebagai contoh, sejak 2012, perusahaan e-commerce Tao Bao, yang berada dalam grup Alibaba, beriventasi di banyak desa di China untuk pengembangan produksi daerah mereka dan menjualnya di aplikasi Tao Bao. Tao Bao juga berinvestasi di infrastruktur daerah tersebut untuk pengembangan jarigan produksi dan transportasi mereka.

Jadi Jokowi kemungkinan besar akan memanfaatkan jaringan usaha mikro dari pengusaha sekelas Chairul Tanjung untuk meningkatkan ekonomi dari daerah-daerah tertinggal yang sudah ia bangun infrastrukturnya. Chairul Tanjung juga punya potensi untuk mendatangkan investasi dari jaringannya kalangan pengusaha luar negeri sehingga ekonomi di daerah menggeliat.

Kemungkinan besar yang menjadi fokus utama Jokowi dalam pengembangan ekonomi mikro adalah dalam usaha pangan, sehingga para petani dan nelayan bisa menjual hasilnya melalui peningkatan produksi dan menjualnya melalui online ke seluruh dunia.

Itu dari sisi ekonomi. Dari sisi fakta bahwa Chairul Tanjung adalah konglomerat minoritas yang berasal dari kalangan pribumi akan menaikkan nilai jual Jokowi. Chairul Tanjung juga orang batak mandailing yang akan menarik simpati masyarakat Sumatera.

Dan menariknya, Chairul Tanjung juga akan meredam isu bahwa Jokowi adalah musuh umat muslim, karena Chairul Tanjung adalah pengusaha muslim juga. Dia juga akan berpengaruh untuk merekatkan hubungan Jokowi dengan partai besar lainnya seperti Demokrat, karena Chairul Tanjung dikabarkan sangat dekat dengan petinggi Demokrat.

"Apa kelemahan Chairul Tanjung dari sekian banyak kelebihannya ?' kata Alifurahman sambil senam meregangkan tubuhnya. Entah kenapa dia pake senam segala. Mungkin cape mendengarkan penjelasanku yang panjang lebar tapi sangat berguna..

Isu hubungannya dengan PKS adalah salah satu isu yang akan memberatkan. Chairul Tanjung dulu dikenal sangat dekat dengan petinggi PKS, bahkan ia pernah diajukan sebagai sebagai salah satu calon Presiden PKS, sama seperti ketika ia diajukan sebagai calon Presiden dari Demokrat saat Konvensi.

Selama itu Chairul Tanjung tidak pernah mengiyakan, bahkan cenderung menarik diri dari politik daripada berambisi..

Bahkan ada kabar bahwa gedung PKS di TB Simatupang adalah sumbangan Chairul Tanjung, meski ini hanya berupa isu yang harus diklarifikasi lagi. Chairul Tanjung juga disebutkan bahwa dia punya peran besar dalam mendekatkan PKS dan Demokrat dan menempatkan PKS dalam jabatan di kabinet Susilo Bambang Yudhoyono waktu jadi Presiden dahulu.

Tapi dalam skala yang lebih luas, keterpilihan Chairul Tanjung akan membuat PKS dan Demokrat tidak berkutik, apalagi menyebarkan isu untuk memfitnah dia karena mereka berhutang sangat besar kepadanya. Jika Jokowi mau berdampingan dengan Chairul Tanjung, maka ia akan melenggang dengan santainya di Pemilihan Presiden 2019 ini.

Chairul Tanjung adalah pilihan yang netral dan tepat untuk meredam banyak hal. Ia punya uang, punya jaringan televisi dan yang pasti ia akan diterima banyak kalangan, baik dari politisi maupun pengusaha, karena hubungannya yang baik dengan mereka.

Bahkan dalam sebuah acara buka puasa bersama, Megawati mengirimkan bingkisan khusus kepada Chairul Tanjung yang diartikan oleh beberapa pengamat sebagai dukungan kepada dirinya supaya mau menjadi Calon Wakil Presiden mendampingi Joko Widodo.

Merebut Chairul Tanjung dari tangan PKS dan Demokrat, jauh lebih menguntungkan bagi Jokowi daripada ia berada di posisi sana. Tinggal bagaimana Jokowi bisa mengendalikannya sebagaimana ia mengendalikan Jusuf Kalla yang selama ini mendampinginya..

Alifurahman akhirnya menerima penjelasanku karena berdasar hitung-hitungan dan logika berfikir yang tepat tanpa ada unsur subjektifias dan emosional di dalamnya. Ia lalu mengangkat barbel yang ada di sampingnya..

"Ngapain ngangkat barbel ?" Tanyaku heran sambil menyeruput secangkir kopi.

"Biar tambah ganteng maksimal.." Katanya. Kami lalu tertawa bersama dan diakhir dengan senyum kecut Alif karena ia harus menerima bon pembayaran kopi.

Ya, aku kan pria traktiran. Kalau gak ditraktir, ogah ketemuan.. 😆😆

#IndonesiaMaju

#CawapresJokowi

Kamis, 07 Juni 2018

HIDUP LAMA dg SEHAT dan POSITIF ala Prof Dr. Hinohara

*HIDUP TAK PERLU PENSIUN*
oleh : Prof. Dr. Shigeaki Hinohara (105 tahun)

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Shigeaki_Hinohara

Dokter HINOHARA, adalah Professor medicine, pendiri paliatif pertama di Asia
Dr. Shigeaki Hinohara bukan dokter biasa. Beliau adalah aset nasional Jepang! Lahir thn 1911, ia berusia 106 thn, pd thn ini, 2017. Beliau mungkin mrp dokter dan pendidik tertua & terlama di dunia.

Dr. Hinohara telah menerbitkan lbh dr 150 buku, salah satunya adalah best seller "Living Long, Living Good" yg terjual lbh dr 1,2 juta copy.

Ini adalah protokol menyegarkan dr Dr. Hinohara mengenai hidup dgn umur panjang dan bahagia, yg berbeda dr panduan gaya hidup sehat pd umumnya.

1. “Energi Berasal Terutama dr Perasaan yg Baik"

Anak2 sering ber-senang2 sampai lupa makan atau tidur. *Kita harus meniru anak2,* mengurangi aturan spt wkt makan dan wkt tidur. Have more fun!

2. “Jangan Kelebihan Berat Badan”

Orang2 yg berumur panjang tdk overweight. Dr. Hinohara ber-hati2 dgn makanannya. Untuk sarapan, dia minum kopi & susu, jus jeruk + 1 sendok makan minyak zaitun. Ia percaya zaitun sangat bagus utk arteri & kesehatan kulit.

Untuk makan siang ia minum susu dgn bbrp kue atau tidak sama sekali kalau sangat sibuk.

Untuk makan malam, ia memilih sayuran, ikan & nasi. Dan 2x seminggu, dia ‘menghadiahkan’ dirinya dengan 100g daging.

3. “Selalu Membuat Rencana Kedepan”

Dr. Hinohara selalu membuat jadwal setahun, dgn ceramah, kerja di RS dan pertemuan2. Ia suka menghibur dirinya dan merencanakan menghadiri Olimpiade Tokyo thn 2020!

4. “Anda Tidak Harus Pensiun”

Jika anda ingin pensiun, lakukanlah pd usia yg lbh tua, bkn di umur 65.

5. “Berbagilah Apa yg Anda Ketahui”

Dr. Hinohara memberikan 150 kuliah setahun, bbrp bahkan utk anak2 SD dan komunitas bisnis. Ia memberikan kuliah sambil berdiri sampai 90 menit. Dia percaya berdiri membuatnya kuat.

6. “Jangan Percaya Semua yg Dikatakan/Dianjurkan Dokter Anda”

Dokter tdk dpt menyembuhkan semua org. Coba tanyakan apakah dokter anda akan menyarankan org yg dicintainya melalui prosedur yg disarankannya kpd anda. Mengapa hrs menyebabkan rasa sakit dan penderitaan yg tdk perlu bagi pasien?

7. “Agar Tetap Sehat, Pilihlah Tangga drpd Lift dan Bawa Sendiri Barang2 Anda

Ini adlh bentuk latihan kaki dan otot2 paha.

8. “Carilah Inspirasi”

Dr. Hinohara terinspirasi oleh puisi Robert Browning "Abt Vogler" yg menyarankan utk merencanakan sesuatu yg besar bahkan yg anda tdk bisa menyelesaikannya saat msh hidup.

9. “Rasa Sakit itu Misterius”

Cobalah mengatasi rasa sakit dgn melupakannya. Jika seorg anak kecil sakit gigi, dan anda mengajak dia bermain, ia akan segera melupakan sakitnya. Di rumah sakit Dr. Hinohara, ada terapi musik dan kelas seni.

10. “Jangan Mabuk dengan Materi”

Tidak ada yg tahu sampai kapan anda hidup, dan anda tdk dpt membawa apa2 ketika meninggal.

11. “Ilmu Saja Tidak Dapat Menyembuhkan Orang”

Ilmu memperlakukan sama semua org, padahal penyakit bersifat individual. Untuk dpt menyembuhkan seseorg, dokter perlu lebih liberal dan visual.

12. “Hidup Sukar Diduga dan Penuh dgn Insiden”

Ketika berusia 59 thn, Dr. Hinohara berada di pesawat yg dibajak. Ia diborgol 4 hari di tempat duduknya di bawah panas 40 derajat. Ia menganggap itu sbg eksperimen dan kagum bgm tubuhnya beradaptasi dgn situasi krisis.

13. “Carilah Model Peran”

Salah satu model peran Dr. Hinohara adlh ayahnya yg pergi ke Amerika thn 1900 utk belajar di Duke University. Kita hrs punya tujuan utk mencapai lbh dr yg ‘bisa’ dicapai.

14. “Hidup Lama Itu Sangat Menyenangkan”

Dalam usia lanjut, kita hrs berusaha melayani masyarakat. Sejak usia 65 thn, Dr. Hinohara telah bekerja sbg sukarelawan. Dia msh aktif 18 jam sehari, 7 hari seminggu, dan ia menikmati setiap menit dr hidupnya.

"Hidup adalah Anugerah. Mari jalani dgn Niat Baik dan Semangat Berkarya"

Selasa, 05 Juni 2018

ORANG BERMENTAL MISKIN ALA JACK MA

*Jack Ma berkata:*

"Orang bermental miskin adalah orang yang paling susah dilayani".
    
Diberi suatu peluang dengan gratis mereka pikir jebakan.
Ditawarkan investasi kecil mereka bilang hasilnya ga banyak.
Diajak investasi besar ga ada duit katanya.

Diajak melakukan hal2 baru merasa ga ada pengalaman.

Diajak jalanin bisnis tradisional katanya berat persaingannya.

Diajak menjalankan model bisnis baru katanya MLM.

Diajak buka toko ngeluh ga bebas.

Diajak bisnis apa aja bilang ga punya keahlian.

Mereka punya kesamaan:
Nanya google, dengerin teman yg sama2 hopeless.

Mereka berpikir lebih banyak dari pada professor, namun bertindak lebih sedikit dari pada orang buta.

Tanyakan apa yg dapat mereka lakukan untuk hidup mereka, niscaya mereka ga bisa menjawab.

Orang bermental miskin gagal karena satu kesamaan sikap : "SEPANJANG HIDUP MEREKA HANYA MENUNGGU"

Kawan...
Benarkah kalian mau mengubah kehidupan kalian?

Teman2 Jack Ma semua menolak saat diajak kerjasama.

Semua menunggu hasil Jack Ma.

Namun saat dia sukses dgn Alibaba, teman2 nya sdh tak sanggup utk ikut menikmati karena saham Alibaba sdh tak terbeli oleh mereka.

Sebagian lainnya hanya bergumam : "Ya dia memang beda".

Ya... Jack Ma beda.
Bukan beda dari makanannya krn dia pun org biasa.

Bukan beda dari kecerdasan karena dia pun hanya guru bahasa inggris.

Tapi yg membedakan adalah ACTIONnya.

Saat kawan2 nya menunggu perubahan datang, Jack Ma melakukan sesuatu utk berubah.

Sampai kapan kita hanya menunggu dan tertinggal?

Lebih baik gagal dalam melakukan sesuatu.
Daripada tdk melakukan apa2 dalam hidup.

Salam sukses luar biasa

😊👍🙏

Kamis, 31 Mei 2018

HARI KELAHIRAN PANCASILA

*PANCASILA: DARI PUNCAK KEJAYAAN MAJAPAHIT HINGGA PIDATO BUNG KARNO 1 JUNI 1945*
Oleh Dr Bambang Noorsena

Secara etimologis, kata "Pancasila" berasal dari bahasa Jawa kuno, yang sebelumnya diserap dari bahasa Sanskerta dan Pali, yang artinya "sendi dasar yang lima" atau "lima dasar yang kokoh". Mula-mula kata "sila" dipakai sebagai dasar kesusilaan atau landasan moral Buddhisme, yang memuat lima larangan.

Sebagaimana disebutkan dalam Tipitaka, kelima sila itu dalam bahasa Pali adalah sebagai berikut:

1. _Pānātipātā veramani sikkhapadamsamādiyāmi_ (Aku melatih diri untuk menghindari pembunuhan);
2. _Adinnādānā veramani sikhapadam samādiyāmi_ (Aku bertekad melatih diri untuk tidak mengambil barang yang tidak diberikan);
3. _Kāmesu micchācāra veramani sikkhapadam samādiyāmi_ (Aku bertekad melatih diri untuk tidak melakukan perbuatan asusila);
4. _Musāvāda veramani sikhapadam samādiyāmi_ (Aku bertekad untuk melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar, berdusta, atau memfitnah).
5. _Surāmeraya majjapamādatthān veramani sikkhapadam samādiyāmi_ (Aku bertekad untuk melatih diri menghindari segala minuman dan makanan yang dapat menyebabkan lemahnya kewaspadaan).

Dalam makna "lima dasar moral" yang harus dijatuhi tersebut, maka istilah Pancasila di negara kita sudah kita kenal sejak zaman Majapahit. Istilah ini dijumpai baik dalam karya Mpu Tantular dalam bukunya *"Kekawin Sutasoma"* (ditulis tahun 1384 M), maupun karya Mpu Prapanca yang ditulis sebelumnya dalam sastra pujanya yang berjudul *"Kekawin Negara Krtagama"* (ditulis tahun 1367 M).
Jadi, kedua pujangga itu hidup pada masa puncak kejayaan Majapahit, yang dikenal sebagai negara nasional ( _Nasionale Staat_ ) yang kedua, yaitu setelah kedatuan Sriwijaya dan sebelum Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam *Kekawin Sutasoma*, istilah Pancasila disebutkan 2 kali, yaitu dalam _seloka-seloka_ suci yang dalam bahasa Jawa kuno bunyinya:

*Bwat Bajrayana Pancasila ya gegen den teki hawya lupa!*
Artinya: "Bagi yang mengikuti vajrayana, Pancasila harus dipegang teguh, jangan sampai dilupakan" (Sutasoma 145:2).

Dalam _pupuh_ lain dari _Kekawin_ yang sama, Mpu Tantular mencatat pula:

*Astam sang catursrameka tarinen ring Pancasila Krama!*
Artinya: "Wajibkanlah kepada semua anggota catur asrama supaya Pancasila dijalankan secara teratur" *(Sutasoma 4:4).*

Selanjutnya, dalam *Kekawin Negara Krtagama*, kata Pancasila dijumpai dalam _seloka_ yang berbunyi:

*"Yatnagegwani Pancasila krtasangskara bhisekakrama".*
Artinya: "Sang Raja selalu waspada dan teguh memegang Pancasila, berlaku mulia, dan menjalankan upacara agama" *(Negara Krtagama 43:2).*

*PANCASILA DIGAUNGKAN KEMBALI DALAM PIDATO BUNG KARNO, 1 JUNI 1945.*

Dalam pidatonya tanpa teks di depan sidang _Dokuritsu Zunbi Tyusakai_ (Badan Usaha Persiapan Kemerdekaan), Bung Karno menggaungkan kembali Pancasila sebagai nama dasar negara kita, untuk memenuhi pertanyaan Dr. KRT. Radjiman Wedyodiningrat, yaitu apa dasarnya Indonesia merdeka yang akan didirikan.

Menurut Bung Karno, yang diminta dr. Radjiman tidak lain adalah *_Welthanchauung_* atau *_Philosofische Gronslag_* (Dasar Filsafat) yang di atasnya Negara Indonesia merdeka akan didirikan. Dalam pidato yang akhirnya dikenal sebagai "Lahirnya Pantja-Sila" itu, Bung Karno mengusulkan dasar-dasar sebagai berikut:

1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa.

Istilah Pancasila diusulkan oleh Bung Karno dalam pidatonya yang bersejarah itu, pada tanggal 1 Juni 1945.

"Sekarang", kata Bung Karno, "banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa, namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi", yang disambut dengan tepuk tangan riuh.

Setelah melalui proses perumusan ulang, pidato Lahirnya Pancasila, 1 Juni 1945 tersebut, kemudian dituangkan dalam Pembukaan UUD 1945, Alinea 4, yang lengkapnya berbunyi:

1. Ketuhanan yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

*MENGAPA MAJAPAHIT MENJADI SUMBER INSPIRASI, BUKAN BUGIS, BANTEN ATAU MATARAM?*

Dalam pidato "Lahirnja Pantja-Sila", Bung Karno menekankan bahwa kita adanya dua kali mengalami _Nationale Staat_, yaitu di zaman Sriwijaya dan Majapahit. Selain kedua negara itu, kita tidak mengalami negara nasional. Bung Karno memberi contoh, Mataram, Pejajaran, Banten, dan Bugis adalah negara-negara berdaulat, negara-negara merdeka, tetapi bukan negara nasional.
Itulah sebabnya para pendiri bangsa, banyak terinspirasi oleh Majapahit. Dari Majapahit kita mengambilalih istilah Pancasila sebagai nama Dasar Negara, salam nasional kita "Merdeka", dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai "sesanti" dalam lambang negara kita.

Demak, Mataram, Bugis, Banten tidak pernah berhasil mempersatukan Nusantara, karena landasan dalam bina negara bukan sebuah "welthansauung" dari semua, oleh semua dan buat semua, melainkan berasas primordialitas agama tertentu. Terbukti bahwa sistem teokrasi atau negara agama, tidak pernah bisa mempersatukan Nusantara yang sangat majemuk.

Selanjutnya, sama-sama negara nasional yang wilayahnya bahkan lebih besar dari NKRI sekarang, mengapa para pendiri bangsa lebih terinspirasi oleh Majapahit, bukan Sriwijaya? Dasar negara kita, misalnya, namanya tidak diambil dari Sriwijaya? Saya pernah menyampaikan hal ini kepada Pak Taufiek Kiemas (almarhum), ketika empat pilar MPR pertama digagas, dan pada waktu itu saya sebagai salah satu narasumber. Faktanya, dokumentasi tertulis Sriwijaya tidak selengkap Majapahit, yang telah mengabadikan prinsip-prinsip kehidupan bina negara dalam sejumlah prasasti, lontar-lontar perundang-undangan, dan sejumlah besar karya sastra yang sampai sekarang masih dibaca dan terus dilestarikan di pulau Bali.

"Mungkin karena itu Ibu Mega sangat mencintai Bali, Pak", kata saya dalam obrolan singkat, sebelum saya mempresentasikan makalah "Bhinneka Tunggal Ika: Sejarah, Filosofi dan Relevansinya". Semua peninggalan sejarah itu tidak ada lagi di Jawa, tetapi justru diwariskan utuh-utuh kepada kita dari Pulau Dewata. Orang Jawa tidak lagi berbicara dalam bahasa Jawa kuno, tetapi di Bali bahasanya Mpu Tantular dan Mpu Prapanca ini masih dilestarikan dalam bentuk sastra kekawin.

Ada yang mengatakan bahwa "teman ahli bahasa" yang dimaksud Bung Karno dalam pidatonya itu Pak Yamin. Tetapi yang lain bilang Ida Bagus Sugriwa, salah seorang putra Bali yang turut dalam sidang-sidang menjelang kemerdekaan RI. Baik Profesor Yamin maupun Ida Bagus Sugriwa adalah dua orang yang agaknya berdiskusi dengan Bung Karno, yang disebut ya "seorang teman ahli bahasa".

Meskipun Yamin adalah seorang putra Minang, namun sebagai ahli kebudayaan dan bahasa, dikenal sudah lama bersentuhan dengan segala hal yang berkenaan dengan kebesaran Majapahit. Konon, di sela-sela Sidang BPUPKI antara Mei-Juni 1945, Yamin yang mula-mula menyebut ungkapan "Bhinneka Tunggal Ika", I Gusti Bagus Sugriwa yang duduk di sampingnya spontan melengkapi sambungan ungkapan itu “Tan hana dharma mangrwa" (Tidak ada kebenaran yang mendua).
Keakraban keduanya seperti tampak dalam penggalan catatan sejarah di atas, membuktikan bahwa kedua sahabat Bung Karno ini memang sangat mendalami karya-karya Jawa kuno. Lebih-lebih Ida Bagus Sugriwa, sebagai putra Bali dari Buleleng, menjadi saksi hidup bahwa di Bali istilah-istilah seperti Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Mahardhika, dan sebagainya, adalah ungkapan-ungkapan yang masih hidup, dihayati, dan dilestarikan selama berabad-abad melalui sastra Kekawin. Bali adalah museum hidup Majapahit yang masih tegak berdiri sampai hari ini.

Selain naskah Leiden, sumber rujukan lontar Sutasoma yang banyak menginspirasi para bapa bangsa di awal kemerdekaan, yang mungkin dibaca saat itu. Jadi, sangat mungkin sebelum mengucapkan pidatonya, Bung Karno mendiskusikannya dengan Yasin dan Ida Bagus Sugriwa.

Majapahit menjadi inspirasi para bapa bangsa, bukan hal yang kebetulan. Negara nasional Kedua ini tidak hanya memberikan kebanggaan sebagai inspirasi untuk menghadirkan keagungan sejarah yang pernah ada, tetapi juga telah memberikan model dalam mengelola warisan pluralisme bangsa. Jadi, bukan hanya istilahnya yang kita warisi, tetapi pemikiran filsafat kenegaraan yang dibangun di atas jiwa merdeka yang terbuka, toleran, bahkan secara aktif berbagi dalam kebersamaan untuk merenda masa depan bangsa dan umat manusia.

Selamat memperingati Hari Lahirnya Pancasila! *

MERDEKAAAA !!
🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩

Kamis, 10 Mei 2018

MAHATHIR MOHAMAD'S VICTORY in 93 years Old

TUN MAHATHIR MOHAMAD,

Let's talk about lessons we can learn from him.

Lesson No 1. Age
Age is just a number. Successful people do not worry about their age. It doesn't define who they are, their ability to think and act. When you are passionate about something you can find all the energy and brain to pursue your purpose untill your last breath.

Lesson No 2. Master of Your Own Destiny
Almost every other day, there is someone talking about Tun Mahathir's age, his ability to think and decide, and the mistakes he made in the past. But nothing hinders him or slows him down. He knows exactly what he wants and ignores all the perception that won't help him in achieving his goals. He teaches us, "be the master of your own destiny", dont let others decide your destiny

Lesson No 3. Warrior Minded
Warrior is someone who is ready to die in order to win.  So, going not only the extra miles, but whatever distance it takes. You don't stop. You don't give excuses. You don't run away from challenges. You take the bull by its' horn. Indeed, we see in our own eyes how Tun M faces people, his arch critics and his preparedness to face anyone anytime. A true leader is a true warrior in every aspect.

Lesson No 4. Leader is Reader.
A reader is not necessarily a leader but a leader is certainly an ardent reader. Why even at age 93, he speaks so eloquently and impactfully? It's because he reads a lot to keep himself abreast with all the necessary knowledge and information. Knowledge is power.

Lesson No 5. Power to Persuade
As leader your ability to persuade is extremely important. Just look at Tun M as how successfully he has brought people together who  once not only critisized  him but also abhorred  him. They all have accepted him as their leader. The fact is a leader knows how to rise above the rest despite the differences because he has mastered the art of persuasion.

Lesson No 6. One Vision One Goal
Strong decision followed by uncompromised action.. Tun M wants to bring down the current Prime Minister. It is evident, Tun M has made his team so focused and has managed to gain public  attention to what he says and does. His message is precise, clear and people centric, making his goal as the goal of the nation.

Lesson No 7. Managing Emotions
This is arguably the most important quality a leader needs. "It is not the event that decides the outcome; it is how you respond to the event that decides the outcome" is the quote that I find becomes alive every time Tun M is put to test. We have witnessed him being in the centre of many challenging situations, some of which are very critical of him in nature. Despite all odds, he has shown his amazing skills and ability, managing his own emotions thereby controlling every situations so well. Not only that, he walks out as winner in such situations.

At 93 years old this man  has so much yet to offer the country!

======

Mahathir PM Lagi
Oleh: Dahlan Iskan

11 Mei 2018

Begitu efisien Pemilu di Malaysia. Pukul 08:00 mulai pemungutan suara. Pukul 17:00 ditutup. Pukul 22.30 malam Mahathir sudah mengklaim kemenangan oposisi. Pukul 03.00 Mahathir sudah resmi mengumumkan kemenangannya. Pukul 05.00 KPU umumkan hasil Pemilu: Oposisi dapat 122 kursi, Barisan Nasional 79 kursi, Partai Islam PAS dapat 18 kursi dan independen 8 kursi. Beres: 222 kursi DPR terisi.

Siang harinya pemerintahan baru terbentuk. Malam harinya PM baru dilantik oleh Yang Dipertuan Agung. Di Istana Raja. Pemerintah sudah berganti hanya satu hari setelah Pemilu. Inilah Pemilu model Inggris. Tidak ruwet dan panjang. Tidak seperti model Amerika.

Mahathir yang pernah menyelamatkan Malaysia dari krismon tahun 1998 kini menyelamatkan Malaysia lagi. Dari rusaknya sistem hukum dan demokrasi.

Bayangkan: Mahathir Mohamad. Umur 92 tahun. Dapat tugas yang begitu sulit.

Sembilan tahun lalu saya bertemu Mahathir. Di Kuala Lumpur. Sudah sangat lemah. Sakit-sakitan. Selalu dipapah. Kini memenangi Pemilu. Jadi perdana menteri lagi.

Waktu umur 78 tahun Mahathir sudah merasa tua. Ia memutuskan tidak ikut Pemilu lagi. Berhenti sebagai perdana menteri. Yang sudah ia jabat selama 22 tahun. Padahal, kalau mau, ia bisa melakukan segala cara. Untuk terus berkuasa. Ia orang yang amat kuat. Digelari Soekarno kecil. Membangkitkan nasionalisme. Tapi juga melakukan modernisasi. Sangat sukses. Meninggalkan jauh Indonesia.

Pun nafsunya bersaing dengan Singapura luar biasa. Ia malu kalau Malaysia kalah. Ia bangun twin tower yang iconic itu. Ia bangun jaringan jalan tol. Ia genjot sawitisasi. Semua programnya top. Tidak ada yang pepesan kosong.

Tapi, juga, ia lakukan ini: ia pecat Anwar Ibrahim. Wakilnya. Yang masih sangat muda. Yang sangat pintar. Yang jadi idola. Sampai Indonesia. Sudah banyak yang memastikan ia adalah the next PM. Tapi Mahathir melihat lain. Seperti kelihatan ‘kesusu’ menggatikannya. Ia masukkan Anwar ke penjara.

Anwar Ibrahim, ahli keuangan itu, tentu kecewa pada mentornya. Lantas membangun partai oposisi. Tapi tidak pernah menang. Anwar keluar masuk penjara. Akhirnya partai itu dipimpin Wan Azizah, istri Anwar. Dan putrinya: Nurul Azizah.

Anwar tidak pernah bisa menggoyahkan dominasi Barisan Nasional. Sampailah Mahathir memutuskan tidak mau lagi berkuasa.

Ternyata Mahathir sangat tidak puas dengan perdana menteri yang menggantikannya: Abdullah Badawi. Terlalu kalem. Dan lemah. Dan kurus. Begitu pula kesan saya. Saat bertemu Abdullah Badawi di Kuala Lumpur. Di kantor perdana menteri waktu itu.

Pemilu berikutnya Mahathir bergerak di balik layar. Badawi tidak akan bisa membuat Malaysia maju. Mahathir memang masih menjadi orang kuat. Ia dukung Najib Razak untuk menggantikan Abdullah Badawi. Sukses. Jadilah Najib perdana menteri. Atas dukungan Mahathir.

Tapi Mahathir melihat Najib terlalu mementingkan dirinya sendiri. Dan tidak bisa mengontrol isterinya. Yang konon juga jadi dalang atas kematian gadis cantik –cantiiiiiiik sekaliiiii– Mongolia. Yang hangus bersama mobilnya. Di Kuala Lumpur. Tanpa diusut tuntas penyebabnya. Sampai sekarang.

Tahun 2016 Mahathir sangat malu. Atas terbongkarnya mega korupsi di 1MDB. Perusahaan negara yang didirikan Najib. Ia keluar dari partai UMNO yang dibesarkannya. Berarti keluar juga dari koalisi Barisan Nasional.

Mahathir berhasil ‘wawuh’ dengan Anwar Ibrahim. Yang pernah ia pecat dulu. Yang ia penjarakan dulu. Untuk bersama-sama melawan Najib Razak, bekas kadernya. Melalui koalisi Pakatan Harapan. Sukses. Menciptakan tsunami politik di Malaysia: 9 Mei 2018.

Waktu mengumumkan kemenangan itu Mahathir minta istri Anwar yang tampil. Memberi muka. Dan niat baik. Mahathir juga langsung bikin statemen: akan segera mengampuni Anwar. Begitu ia jadi perdana menteri. Agar Anwar bisa segera keluar penjara.

Bahkan Mahathir juga mengatakan ini: dengan pengampunan itu Anwar bisa menjadi perdana menteri.
Tapi Anwar harus menjadi anggota DPR atau DPD dulu. Di Malaysia, ikut Inggris, untuk menjadi perdana menteri harus anggota DPR/DPD.

Untuk sementara istri Anwar-lah yang akan tampil di pusat pemerintahan. Sebagai Wakil Perdana Menteri. Jabatan suaminya dulu. Berarti pasangan ini akan menjadi sama-sama pernah menjabat wakilnya Perdana Menteri Mahathir Mohamad.

Bagaimana nasib Najib Razak selanjutnya?

Semula ada rumor ia akan mendekritkan keadaan darurat. Spekulasi ini muncul pada pukul 22.00 malam itu. Kok perhitungan suara mulai seret. Bahkan berhenti. Tapi suara rakyat terlalu besar ke oposisi. Tidak bisa lagi ditukangi.

Lalu ada rumor lagi: ia akan mencari jet. Bersama dia, she, isterinya itu. Terbang entah ke mana.

Malam itu semua wartawan ngumpul di markas besar BN. Ingin tahu sikap Najib. Tapi yang ditunggu tidak kunjung muncul. Wartawan pindah memenuhi lingkungan rumah Najib. Juga tidak menampakkan diri.

Tapi Najib tidak ke mana-mana. Siang kemarin ia bikin pernyataan. Masih belum mau mengakui kekalahannya. Tapi ia berkata menghormati keinginan rakyat.

Maksudnya: rakyat sebagian besar ternyata masih memilih BN. Tidak ada satu partai pun yang suaranya lebih besar dari BN. Pakatan Harapan itu, katanya, bukan koalisi resmi. Secara hukum tidak legal.

Maka Najib menyerahkan putusan kepada Yang Dipertuan Agung: siapa yang hendak dilantik jadi PM. Begitulah hukum di Malaysia. Kalau tidak ada partai pemenang mayoritas, putusan diserahkan pada raja. Biasanya raja melantik ketua partai yang memperoleh suara terbesar. Itu…hahaha…berarti Najib.

Raja terpengaruh. Atau ingin hati-hati. Sore itu mestinya raja sudah melantik Mahathir. Apalagi Mahathir sudah ke istana. Disertai istri Anwar Ibrahim. Sebagai Ketua Partai Keadilan. Tampak juga Tan Kok Wai beserta Lim Guan Eng. Ketua dan Sekjen Partai Aksi Demokrasi. Ada Mahyuddin Yassin. Ketua Partai Pribumi Bersatu. Empat partai dalam koalisi Pakatan Rakyat sudah di istana.

Ternyata mereka bukan menghadiri pelantikan. Medsos mulai gegap-gempita. Menuduh raja terpengaruh Najib.

Para pimpinan partai itu lantas menyerahkan pernyataan: mendukung Mahathir jadi perdana menteri. Seorang pengacara terkemuka angkat suara. Pelantikan Mahathir tidak ada hubungannya dengan perolehan suara partai. Begitu mayoritas anggota parlemen menyetujuinya bereslah itu barang. Begitulah konstitusi Malaysia.

Pukul 19:00, istana mengeluarkan pernyataan. Pelantikan Mahathir dilakukan pukul 21.30. Raja tidak ingin menundanya. Hanya ingin prosedurnya benar.

Saya begitu kagum dengan Mahathir: bagaimana bisa umur 92 tahun begitu energetik. Lihat betapa lelahnya minggu-minggu terakhir. Terutama dua hari belakangan. Dan lihatlah waktu pukul 03:00 dini hari masih harus mengadakan konferensi pers: betapa sehatnya ia. Betapa runtut tutur katanya. Betapa jernih pikirannya.

Dan betapa cerdiknya: langsung ia liburkan hari Kamis dan Jumat. Berarti sampai Minggu. Bank tidak bisa bergerak. Lalu-lintas uang terhenti. Yang mau eksodus kecele. Yang mau ramai-ramai transfer ke luar negeri gigit jari. Mahathir punya waktu empat hari untuk ambil langkah strategis.

Betapa lelahnya. Untuk manusia berumur 92 tahun. Saya mau. Berumur 92 tahun dalam keadaan kesehatan seperti itu.

Siapa mau ikut? (Dahlan Iskan Jawa Pos)

Sabtu, 05 Mei 2018

Objective Thought from Mohamad Nazar - a friend of mine in HIPMI

<b> #2019SIAPAPUNPRESIDENNYA
<b> #2019GANTIOTAK

pak Pak Prabowo dan pak Jokowi... siapapun dari anda yang jadi presiden 2019 nanti.. tolong masalah pendidikan diperhatikan... reaksi masyarakat dari kedua kubu pada saat Pilkada DKI 2017 dan menjelang Pemilu 2019 ini sangat mencemaskan...  kualitas pendidikan bangsa Indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. membela pemimpin atau faksi politiknya dengan membabi buta secara emosional tidak ada kritik yang fair terhadap kinerja sebelum ataupun sesudah memimpin.  "yang penting menang"

2. tidak dibiasakan berfikir logis dan kritis terhadap suatu persoalan. sangat emosional dan suka menyalahkan tanpa pemahaman yang jelas terhadap masalah dan tanpa menawarkan alternatif solusi.

3. berbicara tanpa data,  sangat mudah membagikan informasi melalui social media tanpa klarifikasi dan sumber yang jelas.

4. suka berdebat dan ribut tentang masalah masalah yang tidak essensial.  (Tambahan editor: seperti masalah gelang, masalah kalajengking, masalah kuda, masalah tisak punya istri) ibarat orang baca buku mereka lebih suka memperdebatkan gambar sampul buku dan jenis kertasnya bukan apa yang mau disampaikan oleh buku itu

5. suka mengangkat isu-isu SARA dalam perdebatan politik,  ini menandakan tidak adanya pengetahuan mengenai sejarah Indonesia dan dunia serta kurangnya pemahaman mengenai pancasila dan UUD.
1945.  membahayakan negara kesatuan Republik Indonesia.

6. mau segala sesuatu yang mudah saja dan instan. tidak mau susah dan berusaha.

7. suka menyalahkan orang lain atas segala persoalan yang tidak bisa diselesaikannya selalu mencari kambing hitam,   oo ini salah Presiden,  ini salah Gubernur Anies, salah pak Prabowo,  salah bos saya,  salah perusahaan saya,  bla bla bla..

8. lebih mementingkan gelar dan penampilan daripada pemahaman terhadap keilmuan.. banyak orang lebih suka beli gelar Sarjana dari pada mendapatkan dan memperjuangkannya.  senang dipanggil profesor,  pendeta,  ustad,  padahal kadar keilmuan belum mencukupi.

9. kalau dikritik atau diberitahu hal yang benar untuk meluruskan kesalahan malah tidak terima, banyak berdalih, kalau sudah tidak bisa berdalih,  mengalihkan pembicaraan ke isu lain, tidak mau intropeksi diri.

10. selalu berburuk sangka terhadap pihak lain,  apapun yang dilakukan pihak lain selalu dianggap ancaman terhadap dirinya yang harus dilawan.

11. takut berkompetisi dengan orang lain, maunya diberi segala kemudahan dan gampangnya saja. mental pecundang.

12. masyarakat indonesia bergerak menuju masyarakat beragama tapi tidak bertuhan,  agama hanya dipahami dalam tatanan ibadah fisik dan ritual bukan pemahaman esensi dalam agama sendiri.  akibatnya masih banyak kita temui,  orang rajin sholat tapi korupsi jalan terus,  mabuk jalan terus,  bohong jalan terus,  pendeta membohongi umatnya,  ustad menghamili santriwati,  pastur melakukan pelecehan seksual, merusak dan membunuh atas nama agama,  orang tidak takut melanggar perintah tuhan, dll.

13. berkubang dalam kemunafikan,  tidak apa adanya.  berperilaku tidak sesuai dengan perkataan dianggap biasa dan masyarakat sangat pemaaf.  tidakkah konsisten dalam pembelaan terhadap suatu isu atau ideologi..  kalau menguntungkan dibela kalau tidak diam saja..  oportunis.

14. silau terhadap gelar atau jabatan,  asal yang bicara pejabat publik seperti Menteri,  Jendral,  Gubernur,  Bupati atau dengan embel embel agama seperti Ustad,  Kyai,  Pendeta, biksu dll,  maka setiap perkataannya dianggap benar tanpa tabayun dan klarifikasi.  padahal mereka juga manusia yang punya kelemahan dan tidak lepas dari kesalahan.

15. ketinggalan dalam bersaing di bidang ilmu pengetahuan,  budaya riset dan akademis sangat lemah..  tertinggal dalam perlombaan teknologi dengan bangsa lain.

menurut saya bapak bapak Capres Yth,  ini karena :

1. sistim pendidikan kita yang selalu berorientasi hasil, bukan berorientasi proses, segala sesuatu bukan dilihat dari proses pembelajaran dan pemahaman tetapi dari nilai,  maka menyontek dan praktek jual beli nilai sudah biasa dan dianggap kewajaran yang penting nilai bagus.

2. pendidikan moral pancasila sudah mulai berkurang untuk membentuk pola pikir masyarakat pancasilais sesuai nilai nilai luhur bangsa Indonesia.  masyarakat sudah tidak toleran lagi terhadap perbedaan,  berpolitik identitas,  mudah dipengaruhi oleh ideologi asing, kesantunan dan adab sudah mulai berkurang dalam masyarakat.

3. masyarakat hanya dibangun otak dan pengetahuannya,  jiwanya tidak dibangun. hanya dijejalkan ilmu pengetahuan tapi  tidak diajari bagaimana cara memecahkan masalah,  tidak diajari bertanggung jawab atas dirinya sendiri,  tidak diajari sifat pantang menyerah,  tidak diajari menjadi pejuang kehidupan, tidak diajari budaya kerja keras dan kerja cerdas,  tidak dibiasakan menjalani proses, akibatnya banyak yang menjadi pemalas dan bermental tempe.

4. kurang pemahaman terhadap ilmu agama, pendidikan ilmu agama perlu ditingkatkan,  pesantren pesantren,  sekolah minggu,  vihara, Pura perlu disokong untuk menghadirkan pendidikan agama yang holistik, inklusif,  dan toleran bukan hanya kulit luarnya saja.

dengan kualitas manusia indonesia seperti tersebut diatas..  Indonesia akan selalu menjadi negara terbelakang,  negara bawahan,  yang akan diatur oleh para asing dan aseng itu. tidak mampu bersaing dalam kancah internasional.

pak Prabowo dan pak Jokowi Tolong dicari solusinya dan diperhatikan masalah ini..  kalau tidak bisa bisa Indonesia sudah bubar sebelum tahun 2030 atau jadi negara vasal bangsa lain.

kecuali kalau anda-anda lebih suka rakyat yang  bodoh saja supaya gampang dikontrol,  gampang dikuasai,  gampang diatur,  gampang dimanfaatkan demi kepentingan pribadi dan golongan anda..

Hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia

#rakyatcerdasnegaracerdas
#stoppembodohan
#Indonesiamaju

Kamis, 03 Mei 2018

LUHUT PANJAITAN PERSPEKTIF

PERNYATAAN MENKO MARITIM LUHUT BINSAR PANJAITAN

Saya senang membaca banyak komentar di group ini, baik yang positif maupun kadang negatif terhadap pemerintahan sekarang. Tentu semua komentar merupakan masukan yang baik untuk mendukung pemerintahan dan kemajuan NKRI yang kita cintai bersama.

Pada kesempatan ini ijinkan saya berbagi kepada Anda sekalian tentang apa yang sedang terjadi di pemerintahan. Saya berharap penjelasan ini paling tidak dapat memberikan sedikit gambaran terhadap apa yang kami lakukan.

Banyak nada-nada negatif tentang pemerintahan ini misalnya mengenai tenaga kerja asing (Tiongkok) ideologi komunisme, penguasaan sumber daya alam Indonesia, investasi Tiongkok yang berlebihan di Indonesia, serbuan orang Tiongkok yang masuk illegal di Indonesia, dsb.

Semua permasalahan tersebut kami amati dengan cermat. Saya dapat meyakinkan teman-teman sekalian karena saya telah menggunakan wewenang yang diamanahkan kepada saya, untuk memeriksa langsbbung kebenarannya di lapangan.

Sebagai Menko, saya memiliki dan menggunakan berbagai instrumen untuk melakukan pengecekan terhadap setiap analisa-analisa atau pendapat-pendapat yang beredar di masyarakat. Saya sudah mengirimkan tim khusus untuk terjun langsung ke tempat masalah. Saya juga berkomunikasi dengan beberapa Kapolda terkait, selain juga melakukan pengecekan kepada BIN. Dalam hal tertentu, bahkan saya sendiri yang melakukan pengecekan ke lapangan.

Dari semua rangkaian pemeriksaan tersebut, kami tidak menemukan bukti-bukti yang membenarkan isu-isu negatif yang saya sebutkan di bagian awal penjelasan ini. Sehingga dapat kami simpulkan bahwa sebagian besar isu-isu negatif tersebut, sangatlah tidak benar.

Saya menyadari bahwa pemerintah tentu tidak juga 100% benar dalam segala hal. Dalam memimpin dan melaksanakan proses pembangunan ini tentulah masih ada kekurangan di sana-sini. Maka dari itu, masukan dari teman-teman sekalian tetaplah kami butuhkan. Tapi tentu semua masukan dapat kita sampaikan dengan arif dan bijaksana, karena kita tumbuh dewasa dengan didikan untuk melaksanakan tugas dengan tetap menjaga kehormatan korps.

Saya sendiri bersedia menerima dan mem-fasilitasinya. Bila teman-teman sekalian menemukan hal-hal yang dirasa aneh yang terjadi diluar, maka silakan langsung menghubungi saya.

Saya juga ingin membagikan kepada teman-teman tentang Presiden Jokowi yang saya kenal sejak lebih dari 10 tahun yang lalu. Saya sendiri menyaksikan bahwa Beliau tidak berubah, masih tetap dengan hidupnya yang sederhana.

🔴 Saya bisa memastikan, baik anak dan istri beliau tidak terlibat bisnis dan kedudukan apapun di pemerintahan. Beliau berani membuat keputusan dan berani bertanggung jawab. Beliau bekerja keras, mulai dari tataran makro sampai detail, dengan tetap melakukan pengecekan. Itulah yang mendorong saya untuk bekerja secara keras membantu Beliau, karena saya percaya akan membawa kebaikan untuk NKRI yang kita sama-sama impikan.

Saya mungkin salah satu perwira yang beruntung memiliki cukup banyak pengalaman di pemerintahan. Pengalaman ini membuat saya dapat membanding-bandingkan beberapa model kepemimpinan, dengan tidak maksud menjelekkan siapapun. Tetapi saya lihat pemerintahan saat ini memiliki peluang yang sangat besar membawa Indonesia menjadi negara yang maju.

Saya percaya dan senang bahwa teman-teman sampai saat ini masih memberikan perhatian yang begitu besar untuk kemajuan NKRI, yang sudah kita bela dan jaga dengan segenap jiwa dan nyawa, sejak kita dulu sebagai perwira mengucapkan sumpah kita untuk tetap setia terhadap NKRI.

Sekarang pada usia yang beranjak senja ini, saya mengajak kita semua untuk sekali-sekali menengok ke masa lalu, dimana kita beberapa puluh tahun lalu berada di lembah Tidar, mengucapkan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit dengan penuh semangat, kesadaran bahwa itu yang terbaik utk menjaga NKRI. Saya percaya, jiwa itu masih hidup di relung hati kita yang paling dalam. Karena *old soldiers never die, they just fade away!*

Sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo mulai berjalan tampaknya negara ini sudah sangat maju dalam berdemokrasi, berbagai pihak kembali saling berjabat tangan seakan-akan menandakan rivalitas di negara ini sudah berakhir, jabat tangan antara pemerintahan baru dan pemerintahan lama merupakan penyerahan estafet pemberian tugas dari pemerintahan SBY selama 10 tahun kepada pemerintahan baru Presiden Joko Widodo.

Banyak masyarakat tidak menyadari bahwa sejak awal pemerintahan Presiden Joko Widodo bergulir ada pihak-pihak yang selalu mengganggu pemerintahan ini membangun negara ini, hal ini dibuktikan dengan adanya pihak-pihak yang menjaga panasnya "bara" dihati pendukung pihak yang sakit hati.

Berbagai gangguan-gangguan itu selalu diluncurkan agar menutup mata masyarakat akan prestasi-prestasi pemerintah dalam membawa negara ini untuk lebih baik.

*Upaya-upaya pengganggu ini nyata dan bergerak senyap,* para pengganggu tampaknya sudah tidak sabar lagi untuk muncul ke permukaan dan menggulingkan pemerintahan Joko Widodo, menunggu sampai waktu 5 tahun adalah waktu yang sangat lama bagi mereka.

Nasib baik sedang berpihak pada mereka, ada jalan masuk untuk mereka untuk beraksi di dunia nyata, kasus Ahok adalah jalan mulus yang akan membawa mereka untuk merealisasikan niat-niat jahat makar, Ahok bukanlah tujuan utama mereka karena target besar mereka adalah melengserkan Joko Widodo, hal ini bisa kita lihat dengan kasat mata.

Gagal Kudeta 4 November dilanjutkan 25 November.

Sakit hati karena upaya penggulingan pada 4 November lalu membuat pihak-pihak yang sudah merencanakan makar semakin sakit hati, tak tanggung-tanggung pihak ini rela merogoh kantong lebih dalam untuk suplai dana lebih besar agar Aksi pura-pura damai bisa sukses menggulingkan pemerintahan saat ini.

🔴 Lalu Siapa Pihak Yang Berniat Melengserkan Jokowi?

*🔴 ADA 3b KELOMPOK* *yang sangat ingin menggulingkan b Joko Widodo, adapun pihak-pihak tersebut adalah:*

*🔼1. Pihak-Pihak Yang Takut Terjerat Hukum*

Seperti kita ketahui, pemerintah Jokowi melakukan bersih-bersih sembari menggencarkan pembangunan di Negara ini, dalam upaya bersih-bersih tersebut banyak orang-orang yang merasa terancam akan terjerat hukum karena mereka sudah berbuat jahat di masa lalu, mereka yang dengan rakus menghisap dana negara dengan berbagai trik untuk menumpuk kekayaan.

Manuver Jokowi membuat pihak-pihak berdosa tersebut ketar-ketir, mereka membangun koalisi jahat dan rela memberikan suplai dana besar-besaran untuk berdemo  menggulingkan pemerintahan Jokowi, hanya dengan menggulingkan Jokowi-lah yang dapat menyelamatkan mereka dari jerat-jerat hukum rapat yang dibangun Joko Widodo.

Menggulingkan Jokowi adalah pertaruhan besar oleh kelompok ini, hanya ada dua pilihan Jokowi tumbang atau mereka yang tumbang.

*🔼2. Pihak-Pihak Yang "Kekeringan" tidak bisa Korupsi*

Korupsi adalah budaya elit yang mendapatkan kedudukan bukan rahasia lagi, bukti korupsi membudaya di berbagai lini di negara ini dibuktikan dengan banyaknya para koruptor yang ditangkap oleh KPK mulai dari kelas teri sampai kelas kakap.

Para koruptor yang rela beinvestasi besar-besaran untuk mendapatkan kursi jabatan di negeri ini, investasi besar-besaran mereka terancam gagal balik modal karena pemerintahan Joko Widodo sangat ketat dalam penggunaan dan pegawasan anggaran.

Paceklik berjamaah dialami oleh kelompok ini karena aksi-aksi Jokowi menutup yang bocor, bocor dan bocor sangat efektif untuk membuat para tikus kelaparan.

Tak mau mati kelaparan, para tikus-tikus busuk ini mulai menggigit perlahan-lahan untuk merobohkan Pemerintah saat ini.

*🔼3. Orang-Orang Yang Ingin Membangun NKRI Berdasarkan Agama*

Radikalisme dan separatisme dengan alasan agama bukanlah hal baru di negeri ini, bahkan pentolan kelompok ini berani lantang tidak mengakui Pancasila yag merupakan dasar dari Negara ini.

Kelompok radikal ini sudah menunjukkan upaya-upaya mereka untuk menguasai negara ini dan membuat negara ini sesuai dengan paham mereka anut, kelompok ingin sukses menguasai negara ini seperti apa yang dilakukan oleh kelompok sejenis kelompok ini yang sukses menggulingkan pemerintahan seperti Mesir dan Turki.

Lalu Modus Apa Yang Mereka Pakai?

Kelompok-kelompok diatas memiliki satu tujuan utama dan mendesak yaitu menggulingkan presiden Joko Widodo, kesamaan misi ini membuat *ketiga kelompok tersebut bahu membahu agar target mereka tercapai*.

Berikut modus yang dipakai adalah sebagai berikut:

Membangun Konflik SARA ala Kerusuhan 98 dengan Sasaran Etnis Cina

Isu ini dianggap paling berpeluang membuat negeri ini rusuh, menciptakan kerusuhan besar-besaran adalah upaya memecah konsentrasi Polri dan TNI dalam menjaga keamanan negara ini.

Kelompok-kelompok ini berupaya mengadu domba antara masyarakat pribumi dan masyarakat keturunan dari etnis tertentu.

Berikut bukti bahwa ada kelompok yang membangun opini negatif dan menancapkan kebencian terhadap Etnis Cina, di dunia maya banyak website yang mungkin jumlahnya menyampai angka ratusan untuk menghembus propaganda adu domba menyasar Etnis Cina.

Upaya yang sangat masif ini bergulir menjadi bola salju, kebencian yang sudah tertanam tadi akan diledakkan dengan aksi penyerangan suatu kelompok kepada etnis Cina, kelompok pemicu inilah yang akan menyulut kerusuhan dalam skala besar di berbagai daerah di Indonesia, upaya tersebut sangat jelas saat kerusuhan di Penjaringan 4 November lalu, beruntung polisi dan TNI di bantu masyarakat yang pro keBhinekaan sukses memadamkan pemicu ini.

Gambar serta video di bawah ini adalah bukti kecil yang membuktikan ada gerakan dan upaya yang sangat masif dan dikerjakan dengan sangat terstruktur, berita-berita hoax yang membawa etnis-etnis Cina adalah faka nyata yang terjadi, upaya-upaya busuk tersebut terkonfirmasi dengan adanya propaganda anti Cina yang diluncurkan dengan coretan-coretan di berbagai tempat menjelang Aksi demo 4 November lalu.

_Berupaya Memancing Kudeta Militer_

Setelah operasi 4 November gagal total, kelompok-kelompok ini berusaha untuk mengadu domba antara TNI dengan Presiden, berbagai propaganda disebar mulai dari pujian setinggi langit kepada Panglima TNI Gatot Nurmantyo cocok menggantikan Joko Widodo sebagai presiden hingga menghembusan isu Panglima TNI yang akan di copot oleh Presiden karena membela umat Islam.

Pergerakan menyebarkan propaganda ini disebarkan di berbagai sosial media, bahkan banyak anggota TNI aktif sempat termakan isu penggantian Panglima ini, kekecewaan terhadap presiden terbentuk di internal TNI, kekecewaan terhadap presiden sempat diungkapkan oleh beberapa anggota TNI pada akun sosial media Facebook.

*Aksi-aksi adu domba ini sudah tercium oleh Panglima TNI,* sang Panglima sadar banyak bawahannya sudah termakan propaganda-propaganda ini, pada 8 November Panglima TNI memerintahkan melalui surat edaran kepada seluruh jajaran TNI yang dipimpinnya untuk menyaksikan acara Indonesia Lawyer Club.

Melalui acara tersebut panglima dengan cerdas mematahkan upaya adu domba berbagai pihak yang mencoba memecah belah TNI, pihak-pihak yang mengadu domba TNI dengan panglima tertinggi dalam hal ini Presiden Jokowi dan upaya-upaya mengadu domba antara TNI dengan Polri.

Dengan lantang Panglima TNI Jenderal Gatot menutup acara tersebut dengan pernyataan tegas :

_"LEBIH BAIK SAYA MENJADI TUMBAL DEMI KEBHINEKAAN DARIPADA SAYA BERNIAT MENJADI PRESIDEN"_

Pernyataan tegas inilah yang memusnahkan upaya-upaya adu domba membenturkan TNI dengan berbagai pihak, Pernyataan inilah yang membuat TNI kembali merapatkan barisan untuk mnghadapi pihak-pihak yang berniat memecah Kebhinekaan untuk kepentingan kelompok mereka.

Demikian ulasan ini kami buat, alasan utama kami membuat ulasan ini adalah untuk membuka mata kita bahwa *negara ini sedang di pecah belah oleh orang-orang dan kelompok-kelompok yang ingin mencapai keinginan mereka*.

Ayo kita bersama kita teriakkan dengan lantang! :

*Kami Masyarakat Indonesia yang di ikat dengan Bhineka Tunggal Ika TIDAK TAKUT pada kalian yang ingin merusak KeBhinekaan kami, semakin kalian berupaya merusak Kebhinekaan kami maka semakin kuat juga kami bersatu dalam KeBhinekaan ini*

Silahkan Sharing tulisan ini pada akun Sosial Media Anda, tunjukkan pada si pemecah belah bangsa ini bahwa kita ada dan tidak akan kalah dengan propaganda-

🇲🇨🇲🇨🙏😇