Senin, 09 November 2015

Rizal Ramli: Rewrite the Indonesian Natural Resources Management

Rizal Ramli Benar, Kini Saatnya!

Memang tidak mudah mengurus negara dengan 250 juta kepala ini. Masing-masing merasa benar sendiri. Namun sebenarnya apapun perbedaannya tidak apa-apa selama kerangka berfikir dan dasar tindakannya untuk kepentingan rakyat banyak. Dan yang terpenting adalah apapun keputusannya harus berlandaskan pasal 33 UUD 45.

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli menegaskan jika para pejabat dan pembuat kebijakan di Indonesia melaksanakan pasal 33 UUD 45 maka Indonesia akan makmur. Demikian ditegaskan Rizal saat menjadi keynote speaker dalam acara Roundtable Discussion Lembaga Ketahanan Nasional ( Lemhanas), Jakarta Pusat pada hari Selasa kemarin (3/11/2015).

Rizal Ramli lebih lanjut mengatakan, "Kita miskin karena kita kaya. Kalau kita miskin beneran... ya pantas miskin. Tapi ini karena kita kaya.".

Apa yang dikatakan Rizal memang benar, sejarah sudah mencatat sebuah cerita sedih tentang kemiskinan sebuah negara kaya akan sumberdaya alamnya, tapi sayang dibawa kabur keluar negeri tercinta ini tanpa kita dapat sesuatu apa yang berarti. Buktinya dari dulu kita begini terus. Rakyat kebanyakan terus mengalami kesulitan hidup, yah .... hanya cukup hidup pas-pasan saja. Kalau ada, itupun hanya gula-gula permen penghibur saja. Walaupun ada segelintir kecil orang mengalami hidup yang lebih dari cukup bahkan berlimpah. Kita lihat saja crude oil dibawa keluar, disuling di luar negeri kemudian dibawa kembali ke negara penghasil minyak yang namanya Indonesia. Berapa biaya atau cost yang terbuang dari perjalanan hilir mudik crude oil atau minyak mentah tersebut? Delivery cost itu bisa mencapai USD 30/barrel. Sesuatu yang sebenarnya sia-sia.

Dibidang tambang, sama juga. Berapa banyak hasil tambang kita dibawa berbongkah-bongkah tanpa kita sempat tahu dengan pasti barang tambang apa saja yang dibawa keluar negeri itu karena tidak adanya smelter disini. Padahal hasil tambang kita mengandung REE Rare Earth Element atau unsur tanah jarang yang baru ditemukan dan memiliki harga jual tinggi, misalnya bahan baku untuk baterai masa kini yang dipergunakan oleh smartphone.

Menurut Rizal, sekarang inilah waktu yang tepat untuk menulis ulang sejarah bangsa. Rizal membeberkan sudah banyak kesempatan emas yang diberikan oleh Tuhan untuk Indonesia namun disia-siakan karena ulah pejabatnya yang tunduk pada asing dan gampang disogok oleh pemilik modal.

Rizal Ramli yang sudah menjadi aktifis sejak masa kuliahnya di ITB dulu ditahun 1970an dan bahkan pernah ditangkap ketika menjadi aktifis mahasiswa tahun 1977-1978 karena melawan rejim Soeharto ketika itu, merasa sangat prihatin terhadap kondisi negara dan bangsa ini. Rizal sudah membuktikan dirinya untuk tidak mau berkomplot dengan comfort zone members, dengan para pemburu rente. Dia terbukti konsisten sejak dulu. Kini ketika dia berada di tampuk pemerintahan, dia tidak berputus asa bahkan dia ingin membantu pemerintah agar semuanya lebih fair. Rizal sama sekali tidak anti asing. Dia cuma ingin semuanya berada dalam tataran fairness, win-win game.... not win-lose game.

Kenapa selama ini terjadi  unfairness? Karena ulah pejabatnya sendiri yang mau diatur dan menyerahkan segalanya kepada pihak asing, maunya enak dan terima bersih (termasuk rente) dan tidak mau berkeringat. Dalam pikiran pejabat kita hanya mau tebang pohon di hutan dan langsung dijual kayunya secara gelondongan tanpa mau pikir untuk downstream nya sehingga bernilai tambah (added value).  Sungguh menyedihkan memang. Oleh karena itu kita harus tatap masa depan dengan penuh harapan dan semangat. Kita harus keluar dari lubang kegelapan tersebut. Sudahlah, kita buka lembaran baru.

Ya..., nasib bangsa ini sekarang terletak ditangan kita sendiri. Maukah kita berubah? Kalau ya... mulailah dari sekarang.

*) Gambar foto koleksi pribadi diambil seorang kawan: Rizal Ramli didepan Lemhanas Selasa 3/11/2015. Disebelahnya Gubernur Lemhanas Budi Susilo Soepandji.
http://www.kompasiana.com/muhammad_e_irmansyah/rizal-ramli-benar-kini-saatnya_56396701527a61b410b276f5

Sabtu, 07 November 2015

Menteri Perekonomian Darmin Nasution di HIPMI SDP1 : "Kita butuh BUSINESS AGGREGATOR untuk UKM UKM INDONESIA"

http://m.antaranews.com/berita/527993/peningkatan-perekonomian-butuh-kebijakan-transformasi

Sabtu, 7 November 2015 19:31 WIB - 2.452 Views

Pewarta: Fiqih Arfani

Menko Perekonomian Darmin Nasution (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

Surabaya (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyampaikan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia dibutuhkan kebijakan besar untuk mentransformasi perekonomian yang programnya memerlukan waktu panjang karena menyangkut sektor ekonomi, perdagangan, pertanian dan industri.

"Jadi, meningkatkan pertumbuhan perekonomian bukan hanya deregulasi saja yang dibutuhkan," ujarnya di sela pembukaan Sidang Dewan Pleno I dan Musyawarah Nasional Khusus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Surabaya, Sabtu.

Menurut dia, jika ingin ekonomi bisa berkembang dengan baik maka sektor industri harus dijadikan motor penggerak perekonomian.

"Selain itu, keberadaan BUSINESS AGGREGATOR juga diperlukan sehingga bisa tercipta standar yang hampir sama," ucapnya.

"Kita membutuhkan para pelaku usaha yang bisa menjadi HUB dan Facilitator bagi para UKM untuk:
- membenahi desain packaging
- memasarkan dan membuka pasar global.
Saya rasa para pemuda dengan intelektual dan skill lebih baik, bisa bawa UKM products ini ke level lebih tinggi."

Di tempat sama, Gubernur Jawa Timur Soekarwo menilai bahwa pengusaha muda mempunyai peran strategis dalam membangun bangsa, terutama sebagai penggerak perekonomian.

Untuk mewujudkannya, kata dia, dibutuhkan sinergitas dan soliditas dengan pemerintah agar tercipta akselerasi dalam pertumbuhan ekonomi.

"Jika para pengusaha muda ini terus melakukan sinergi dan kerja sama kuat maka dalam MEA nanti saya yakin bisa menang. Apalagi ditunjang dengan kebijakan-kebijakan yang telah digulirkan Pemerintah Pusat maupun Daerah," katanya.

"Semisal, saya di sini mengkonsep Jatimnomics, yang mencoba memposisikan Jatim sebagai provinsi industri berbasis UMKM dengan penguatan aspek ekonomi berupa peningkatan produksi, sistem pembiayaaan yang kompetitif, dan pemasaran yang inovatif," katanya.

Dukungan para pengusaha muda, lanjut dia, juga tepat diberikan karena daya saing Jatim menduduki peringkat kedua se-Tanah Air.

Sementara itu, Ketua Umum HIPMI Bahlil Lahadiala mengatakan, SDP I dan Munassus ini menjadi ajang konsolidasi para pengusaha muda untuk merapatkan barisan menghadapi tantangan perlambatan ekonomi dan implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

Ia mengaku optimistis, anggota HIPMI yang jumlahnya mencapai lebih 42 ribu orang se-Indonesia akan berkontribusi dalam dunia ekonomi dan mampu menyerap tenaga kerja yang tak bisa diremehkan.

"Anggota HIPMI tentu mempunyai bisnis dan mereka pasti punya karyawan. Kami ingin mendorong agar teman-teman pengusaha muda tidak patah arang menghadapi kondisi ekonomi sekarang," katanya. 

Editor: Tasrief Tarmizi

COPYRIGHT © ANTARA 2015

Copyright © 2015 www.antaranews.com
All Rights Reserved

Kamis, 29 Oktober 2015

Kerja Efektif : Pulang Sore atau Pulang Malam?

Kerja Efektif : Pulang Sore atau Pulang Malam?

Dalam sebuah seminar di Bank milik BUMN saya ditanya oleh salah seorang eksekutifnya. ‘Pak Paulus, apa Bapak pernah diajak ‘meeting’ Pak Prijono (Presdir Astra) setelah jam 7 malam?’ tanyanya dengan mimik serius. ‘Hah, di atas jam 7 malam?’ saya terkejut mendengar pertanyaan itu. ‘Lho kok kaget, pernah atau sering Pak,’ tanya si eksekutif lagi. ‘Selama tiga tahun di bawah Pak Pri, saya belum pernah sekali pun diajak ‘meeting’ mulai jam 7 sore apalagi jam 7 dan di atasnya,’ kali ini saya menjawab juga dengan mimik serius.

‘Bapak biasanya pulang jam berapa dari kantor?’ tanya eksekutif yang lain. ‘Kalau dari Sunter -kantor pusat Astra- saya umumnya pulang jam 5.30 pm. Jam segitu sudah sepi di lantai 6-lantai khusus direksi. Kalau dari Kuningan -kantor Astratel- saya pulang jam 6-6.30 pm. Sekitar jam 7-7.30 pm biasanya sudah sampai rumah. Tentu kecuali ada ‘dinner’ atau acara lain bersama mitra lain,’ saya menjawab dengan santai.

Kali ini, kedua eksekutif tadi berpandangan mata. ‘Pulang jam 5.30 pm tapi profit Astra 19,4 Trilliun ya. Kita pulang tengah malam kadang subuh tapi profit masih jauh dibandingkan Astra. Apa yang salah dengan kita,’ keduanya terbahak. ‘Kali kalau Presdir dan eksekutif Astra pulangnya kayak eksekutif kita, profitnya jadi 25 T kali ya,’ yang satu kembali berceloteh.

Kali ini saya sambar: ‘Kalau cara kerja petinggi Astra meeting mulai jam 9 malam dan kadang jam 11 malam kayak boss Anda, saya yakin profit Astra tinggal 10 T. Karena semakin malam semakin tidak produktif dan isinya cuman marah-marah melulu karena tensi sudah tinggi dan tidak bisa memikirkan hal strategis di tengah otak yang sudah lelah dan badan yang sudah payah. Makanya lebih baik berangkat kantor pagi pulang sore dibanding berangkat siang pulang malam hari,’ tanpa sadar saya mulai berkotbah.

Ternyata pertanyaan guyonan di tengah rehat kopi di seminar tersebut adalah pertanyaan serius yang dialami oleh banyak eksekutif dan staf muda yang sudah menyadari pentingnya ‘Balance of Life.’ Mereka sudah mulai menggerutu dan tidak ‘menyenangi’ kerja rodi, di kantor sampai malam karena menunggu giliran bertemu atau rapat dengan boss. Mereka ingin ‘fun’ dan sosialisasi dengan mitra di tempat santai atau bahkan sudah banyak yang ingin makan malam dengan keluarga, sudah jengah dan bosan terus-menerus bergulat dengan pekerjaan kantor.

Sialnya, mungkin kata ini terkalu kasar, banyak petinggi yang sukses selalu mengkaitkan kesuksesannya dengan kerja keras dalam arti kerja ‘long hour’ dan lembur dengan ukuran ‘simple’nya pulang malam. Pulang di bawah jam 9 malam menunjukkan kurang dedikasi dan kerja keras.

Bahkan ada yang bangga, apalagi ini ‘founder’ atau pemilik perusahaan, dengan gaya kerja kalong ini. Pertemuan jam 11 malam bahkan jam 1 pagi sering diceritakan ke sahabat dan pekerja untuk menunjukkan bagaimana ia meraih sukses dengan kerja keras seperti itu. Plus, sabtu minggu pun ia masih sering mengajak stafnya ‘meeting’ atau rapat penting. Kalau semua berkumpul dengan tepat, ia membanggakannya dengan berceloteh ‘Ini adalah simbol kerja keras kalian, saya sangat menghargai kalian yang mau mengorbankan waktu libur untuk perusahaan,’ ujar sang pemilik dengan senyum.

‘Kalau menurut Pak Paulus, bagaimana sebaiknya? Apakah kerja seperti itu perlu dilestarikan?’ Kali ini yang bertanya adalah cucu konglomerat yang sudah mulai berani ‘mbalelo’ terhadap ayahnya dengan tidak mendukung pulang pagi dan rapat di hari Sabtu Minggu.

Bagi saya sederhana saja. Karyawan normal, artinya yang kerja di siang hari tanpa kerja shift atau pekerjaan khusus yang menuntut kerja malam pulang pagi, seharusnya bekerja mengikuti jam alam yang normal. Kerja jam 8-6 sore sudah lebih dari cukup. Yang penting bukan lamanya, tapi intensitasnya. Banyak yang berlama-lama karena sekedar pulang malam agar dianggap kerja keras padahal kerjanya cuman ngobrol dan main ‘facebook’an.

Semakin efektif menggunakan waktu dan resources yang ada, eksekutif harusnya semakin senggang. Semakin ia membutuhkan waktu lebih dari 12 jam sehari mengerjakan pekerjaan kantor, saya mempertanyakan efektivitasnya dalam menggunakan sumber daya yang ada. Ia memiliki staf, pembantu dan advisor yang seharusnya bisa membantu meringankan pekerjaannya. Kalau sampai lebih dari 14 jam sehari, saya memastikan ada yang salah dalam desain pekerjaan yang harus dilakukannya. Artinya mungkin, ia harus menyerahkan bukan hanya mendelegasikan ke orang lain agar ia bisa berfokus pada ‘main job’ nya.

Lebih tragis lagi, kalau eksekutif yang sudah ‘burn out’ seperti ini mengajak anak buahnya ikut menemami ‘burn out’ nya. Diminta pulang malam, dan Sabtu Minggu waktu keluargapun masih sering dirampok. Saya kira, kalau ada yang model begini, ia harus belajar lagi soal ‘time management’ dan terutama belajar ‘menghargai’ bawahan yang punya keinginan dan kepentingan privasi untuk hidup bersama keluarga dan koleganya. Kalau boss sudah tidak menghargai orang lain yang tidak memiliki konsep kerja seperti dia dan memaksakan kehendaknya agar semua mengikutinya, ia adalah model pimpinan yang menganggap bawahan adalah ‘resources’ bukan ‘human’. Ia perlu membaca lagi buku  ‘Lead to Bless Leader’ agar mengerti kebutuhan dasar manusia sebagai ‘human’.

‘Pertanyaannya Pak, kalau kondisi di kantor saya seperti itu. Saya berangkat pagi dan pulang minimal jam 11 malam setiap hari bahkan setidaknya dua kali sebulan Sabtu Minggu pun diajak rapat sama boss, apa yang mesti saya lakukan,’ tanya rekan saya yang lain.

‘Kalau mau sehat jasmani rohani, sehat hubungan dengan keluarga dan komunitas dan bahagia, saya sarankan kirimkan CV ke tempat lain,’ saya menjawab dengan tegas. Kali ini ia yang menyeringai karena gajinya terlalu besar walaupun dengan kerja rodi seperti itu.

‘Nah, itu soal pilihan hidup,’ kali ini saya mulai berfilsafat. ‘Anda mau menyesal di kemudian hari karena hubungan dengan istri, anak dan keluarga menjadi dingin. Atau sebaiknya Anda korbankan gaji yang tinggi dengan mendapat pekerjaan yang lebih wajar dan boss yang memperlakukanmu sebagai manusia bukan sumber daya. ‘The choice is yours. Control your destiny or your boss will,’ saya menutup perbincangan malam ini sambil pamit undur diri karena waktu sudah jam 6.30pm. Itu berarti jam pulang.

Pertanyaan buat pembaca, Anda pilih yang mana? Pergi pagi pulang sore atau pergi siang pulang tengah malam atau pergi pagi pulang pagi lagi? Yang sudah salah kaprah, jujurlah pada diri sendiri apakah kehangatan rumah tangga bersama istri dan anak masih sama atau sudah mulai mendingin? Kalau sudah mulai berubah negatif, ‘it is the time to choose my friend.

(Paulus Bambang WS)

Selasa, 27 Oktober 2015

Deal Kerjasama Bisnis Indonesia Amerika Serikat 26 Oktober 2015

http://setkab.go.id/inilah-kesepakatan-bisnis-indonesia-as-senilai-20-miliar-dollar-as/

Seusai bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, di White House, Washington DC, Senin (26/10) siang waktu setempat atau Selasa (27/10) dinihari WIB, Presiden Joko Widodo (Jokowi) hadir di Kantor US Chamber of Commerce (Kamar Dagang AS) untuk menyaksikan kesepakatan bisnis para pengusaha Indonesia dan Amerika Serikat.

Kehadiran Presiden Jokowi disambut langsung oleh Presiden Kamar Dagang Tom Donohue, Presiden Dewan Bisnis AS (US ASEAN Business Council) Alex Feldman, dan Presiden UNISINDO Ambassador David Merril. Selain itu juga hadir 250 pengusaha dan pengambil kebijakan dari Indonesia dan Amerika Serikat (AS).

Sebagaimana disampaikan sebelumnya oleh Kepala Badan Kerjasama Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, dalam kunjungan Presiden Jokowi ke AS ini dicapai kesepatan kerjasama atau deal businesssenilai 20,075 miliar dollar AS.

Rincian dari deal business itu adalah:

A. Kesepakatan bisnis sebesar 15.705 miliar dollar AS yakni:

1. Perjanjian jual beli gas alam cair (LNG) antara Pertamina dan Corpus Christie Liquefaction senilai 13 miliar dollar AS, untuk pengiriman LNG ke FSRU Lampung bagi kebutuhan gas di wilayah barat Indonesia dan LNG Terminal untuk Indonesia Timur.

2. Ekspansi Phillip Morris sebesar 1,9 miliar dollar AS (500 juta dolar AS untuk belanja modal dan 1,4 miliar dollar AS berupa penerbitan saham baru Sampoerna. Belanja modal tersebut untuk perluasan pabrik dan perkantoran serta investasi yang akan dilakukan dalam kurun waktu tahun 2016-2020.

3. Coca Cola juga akan investasi 500 juta dollar AS untuk perluasan dan penambahan produksi, pergudangan, distribusi, dan infrastruktur minuman ringan selama 2015-2018.

4. Rencana pengembangan lahan “shale gas” Eagle Ford, Fasken milik Swift Energy yang akan dilakukan oleh Saka Energi dengan Swift Energy di Webb County, Texas dengan nilai sebesar 175 juta dollar AS.

5. Kesepakatan bisnis antara PT PLN (Persero) dengan General Electric, yaitu antara PLN Gorontalo dengan General Electric dengan nilai sebesar 100 juta dollar AS untuk pembangunan 100 MW gas turbin dan cydepower di Gorontalo.

6. Kerja sama Universitas Udayana dengan Skychaser Energy untuk konservasi air dan reduce power consumption dengan nilai sebesar 30 juta dollar AS

7. Kerja sama antara BNI syariah dengan Master card untuk peluncuran kartu debit haji dan umroh yang diselenggarakan oleh BNI Syariah dengan Master Card.

B. Kesepakatan bisnis bernilai 4.547 dolar AS terbagi dalam tiga group, yakni:

Group 1
1. Antara PT PLN (Persero) dengan UPC Renewables senilai sebesar 850 juta dollar AS untuk pembangunan 350 MW Pembangkit Listrik Tenaga Bayu dalam waktu tiga tahun (2015-2018).

2. Antara Cikarang Listrindo dengan General Electric nilai investasi sebesar 600 juta dollar AS untuk perluasan pembangunan pembangkit listrik (IPP).

3. Antara PT Indonesia Power dengan General Electric untuk pembangunan pembangkit di Jawa Tengah sebesar 700 MW senilai 400 juta dollar AS.

4. Antara PT PLN Batam (Persero) dengan General Electric senilai sebesar 525 juta dollar AS untuk pembangunan pembangkit bergerak (mobile) 500 MW di Mataram, Bangka, Tanjung Jabung, Pontianak, Lampung dan Sei Rotan.

Group 2

1. Antara PT Kereta Api Indonesia dengan General Electric, senilai sebesar 60 juta dollar AS untuk perawatan 50 lokomotif selama 8 tahun.

2. Antara PT PLN (Persero) dengan Caterpillar senilai sebesar 500 juta dollar AS untuk proyek 2 GW pembangkit tenaga hibrid dan Proyek Solar PV+ energy storage untuk microgrid di daerah-daerah terpencil (500 pulau) dengan solusi pembiayaan initial capital investment melalui power purchase agreementdengan PLN.

3. Rencana perluasan investasi Cargill pada tahun 2015-2019 dengan nilai sebesar 750 juta dollar AS, dimana sebesar 84 juta dollar AS sudah direalisasikan sehingga investasi baru yang akan dilakukan sebesar 666 juta dollar AS

4. Pembangunan Remanufacturing Facility untuk Cylinder Head di Cileungsi, Bogor oleh Caterpillar senilai sebesar 12 juta dollar AS yang merupakan self signing.

Group 3

1.  Kerja sama antara Perum Peruri dengan Crane Currency untuk pembangunan pabrik pengaman uang kertas yang akan dibangun di Karawang dengan nilai sebesar 10 juta dolar AS dan antara Perum PERURI dengan Jarden Zinc untuk pembangunan pabrik di Karawang dengan nilai sebesar 30 juta dollar AS.

2. Kerja sama PT Pertamina dengan Bechtel corporation dalam kurun waktu 5 tahun untuk pembangunan dan pengembangan kilang dengan nilai transaksi 800 juta dollar AS.

3. Antara Kilat Wahana Jenggala dengan Hubbell Power Systems yaitu ekspansi pada existing plantyang memproduksi/assembly insulator transmisi polymer untuk distribusi listrik, menambah lokalisasi transmisi sebesar 5-10 juta dollar AS. (SI/UN/ES)

Kesederhanaan Presiden Joko Widodo pada Kunjungan Luar Negeri ke Amerika Serikat 25-27 Oktober 2015

http://m.detik.com/finance/read/2015/10/27/180232/3054898/1034/catatan-menteri-esdm-soal-kunjungan-jokowi-ke-as

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat (AS), salah satunya bertemu Presiden AS Barack Obama di Gedung Putih, Washington. Dalam kunjungan tersebut, Jokowi mengajak beberapa menteri, salah satunya Menteri ESDM Sudirman Said.

Selama di AS, Sudirman Said aktif mendampingi Jokowi dalam setiap pertemuan. Ia mengisahkan setiap pertemuan Jokowi dalam sebuah catatan kecil. Berikut catatan Sudirman Said yang dikutip, detikFinance, Selasa (27/10/2015).

Jika orang berharap pada upacara kebesaran, mereka akan kecewa. Kalau yang ditunggu adalah diplomasi basa basi tingkat tinggi, mereka akan kecewa juga. 

Kalau penghormatan diterjemahkan dengan besarnya bendera, lebarnya karpet merah, dan tingginya pangkat pejabat yang menjemput, mereka akan terus bertanya "Kok Presiden saya kurang dihormati?"

Semua upacara penjemputan berlangsung sederhana, cepat, efisien, dan fungsional. Dan Presiden Jokowi adalah presiden yang sederhana, cepat, efisien, dan fungsional. 

Pada suatu kesempatan di Abu Dhabi, Presiden Jokowi dijemput oleh Pemimpinnya disetiri sendiri, bicara hanya berdua, dan diajak ke tempat jamuan makan kenegaraan, di restoran Jepang, bukan private room pula, dan Presiden kita happy saja.

Di kesempatan lain, saya ikut rangkaian kegiatan kunjungan kerja menyusuri Jawa bagian barat sampai Sumatera. Para Menteri tidak dibawa seluruhnya dari satu lokasi ke lokasi lainnya, melainkan diminta bergiliran mendampingi tergantung urusannya. 

Menteri yang sudah selesai urusannya, diminta kembali ke Jakarta. Dan Menteri yang hanya berurusan di satu titik diminta menyusul tanpa harus 'repot' mengikuti seluruh rangkaian acara. 

Perjalanan Presiden selalu dengan rombongan 'ramping', efisien, dan seperlunya.

Kembali ke kunjungan ke AS, bila yang diharapkan adalah diskusi mendalam pimpinan kedua negara, kunjungan ini sukses besar. Semua aspek strategis dibicarakan dengan hangat dan terbuka, mulai dari investasi, ekonomi, energi bersih, perubahan iklim, terorisme, dan demokrasi hingga urusan kesehatan rakyat. 

Jika penghormatan diterjemahkan dengan saling respek, maka kehadiran Presiden Jokowi menuai respek amat besar. Hal-hal yang sensitif dan pemerintah Indonesia meminta tidak disentuh, pemerintah AS mengikutinya.

Sebagai contoh Freeport dan Kasus Bioremediasi Chevron, tidak ada pembicaraan itu sama sekali di semua sesi pertemuan, baik dengan pemerintah maupun bisnis. 

Respek juga terlihat ketika selesai pembicaraan resmi kedua pemimpin negara, Presiden Obama mengajak Presiden Jokowi keliling Gedung Putih, bahkan diajak singgah ke area housing tempat tinggal keluarganya.

Sesuatu yang amat-amat jarang dilakukan dengan tamu negaranya. Bahkan yang semula protokol menata acara pelepasan di ruang oval, Obama secara spontan mengubah rencana, mengantarkan Presiden Jokowi dan seluruh delegasi ke beranda White House melewati koridor pribadinya yang biasanya tidak dilewati tamu. Koridor pribadi adalah jalan penghubung antara rumah tinggal dengan kantornya di White House.

Yang terpenting, bila orang berharap pada hasil nyata kunjungan ini, mereka seharusnya menghargai angka-angka ini. 14 Business Deal ditandatangani, termasuk 11 bidang energi. Investasi US$ 3,5 miliar disepakati. US$ 17 miliar transaksi bisnis ditandatangani. 

250 lebih pemimpin bisnis Amerika, terutama investor yang sudah sangat lama berada di Indonesia hadir dalam gala dinner yang hangat. 150 pemimpin bisnis hadir dalam business summit. Tak kurang dari 15 pertemuan "padat berisi" dilakukan oleh Presiden dan delegasinya.

Di San Fransisco, meski presiden memutuskan akan kembali lebih cepat, dikirim empat Menteri untuk melanjutkan kunjungan kerjanya. Sejumlah business deal di bidang digital ekonomi dikomandani Pak Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) terus akan dijalankan, dan akan membawa Republik Indonesia to the next step dalam bidang digital ekonomi.

Presiden Jokowi adalah presiden sederhana, cepat, efisien, dan fungsional. Hasil-hasil nyata yang memberi manfaat bagi rakyat lebih bermakna dari pada upacara kebesaran yang memabukkan, tapi kosong esensi. 

Dalam salah satu pidato singkat di Gala Diner semalam, dengan manis Presiden mengapresiasi karya-karya Steve Jobs yang amat user friendly dan penuh pesan simplicity. Di ujung pidato Presiden menutup dengan kata "Kesederhanaan adalah refleksi dari kecerdasan. Hanya orang cerdas seperti Steve Jobs yang mampu membuat hal rumit menjadi sederhana"

Washington DC, 27 Oktober 2015

Sudirman Said

Sabtu, 24 Oktober 2015

Forum Dialog HIPMI: "Menteri Perdagangan Thomas Lembong: Di Masa Lesu justru Akan Muncul Pengusaha Baru"


http://www.kemendag.go.id/m/id/videos/2015/10/08/mendag-menjadi-narasumber-dalam-forum-dialog-hipmi



Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin dan Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas T. Lembong kumpul bersama para pengusaha muda untuk membahas ekonomi diantaranya Bahlil Lahadalia (Ketua Umum BPP HIPMI), Hendy Setiono (Kebab Turki Baba Rafi), Frans Budi Pranata (Direktur Zalora) dan Jesayas Ferdinandus (Head of Go Food by Go-Jek) Ian Dafy Fachry (Direktur PT Sarana Penida), dan dimoderatori oleh Ardantya Syahreza (CEO MKI Group)

Pada dialog yang diadakan di Menara Bidakara, Mendag Lembong sempat mengungkapkan biasanya saat ekonomi lesu, muncul para pengusaha-pengusaha baru dan dia berjanji akan memangkas birokrasi yang ada sekarang.

"Tidak perlu ada birokrasi yang berbelit, sehingga mempersulit dunia usaha. Kami akan mempercepat, kami siap memangkas," paparnya di depan 150 peserta dialog, Kamis (8/10).

Lembong mengakui, alur birokrasi kerap berbelit-belit sehingga memperlambat penyelesaian persoalan yang dihadapi pengusaha. Dirinya menyatakan pemerintah bersama Kementerian Perdagangan sudah membahas masalah ini.

"Kita ingin membuat peraturan baru. Sebetulnya ini bukan hal yang rahasia semua orang sudah banyak yang tahu perizinan usaha di Indonesia sangat sulit," katanya.

Di tempat yang sama, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan paket kebijakan III yang baru dikeluarkan dapat mendorong daya saing karena dapat menurunkan biaya produksi.

"Memang selama ini dunia industri menginginkan industri kita bisa punya daya saing yang kuat dan salah satunya biaya produksinya bisa bersaing dengan negara tetangga. Maka kita menurunkan biaya produksi dan kita berharap agar ini bisa turun," ujar Saleh Husin.

Paket kebijakan III, ujar Menperin, diarahkan untuk meningkatkan produksi dan menurunkan ongkos produksi, yakni dengan menurunkan harga solar dan listrik untuk industri. Ketua Bidang Perdagangan, Perindustrian dan BUMN Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Ian Dafy Fachry menambahkan paket kebijakan III, khususnya insentif listrik, membantu pelaku industri.

"Penurunan harga BBM solar Rp200 memang membantu dalam dunia industri, kita tidak pungkiri, terutama untuk transportasi. Kalau solar turun, dampaknya tidak langsung, kalau TDL langsung," ujar Direktur PT. Sarana Penida.

Pemerintah mengeluarkan sejumlah kebijakan di bidang listrik untuk industri yang dikemas dalam paket ekonomi III, yakni penurunan tarif listrik secara adjustment dengan dihitungkan dari ICP, kurs, dan inflasi, diskon 30 persen bagi penggunaan listrik di beban yang bergerak dari pukul 23.00-08.00 serta kebijakan pembayaran tunggakan listrik F0 persen di tahun yang 
sama sementara 40 persen dibayarkan pada bulan ke-13 dengan dicicil.

- See more at: http://www.beritaasatu.com/2015/10/09/ekonomi-lesu-muncul-pengusaha-baru-lembong-janjikan-pangkas-birokrasi-yang-berbelit/#.dpuf

Acara ini terbuka untuk umum dan gratis, dalam Paparannya Bpk. Thomas Lembong mengatakan bahwa dalam dekade ini perlu kreatifitas, imajinasi Pengusaha Muda dan di perlukan Jiwa pengusaha (Enterpreneship). Perlu bibit-bibit pengusaha muda agar menjadi pengusaha yang sukses. 

Kebijakan regulasi yang berbelit-belit dan lama, ini yang masih di temukan di kementeria Perdagangan. Sektor yang disiapkan Pemerintah ke depan, mempermudah persyarataan untuk berwiswasta.

Banyak aturan aturan / Birokrasi yang di buat penyebab ketidakpercayaan pemerintah kepada Pengusaha (Agar pengusaha jangan mencari keuntungan dengan berbuat curang). Mengenai adanya industri asing, ada Standard Kompentensi Tenaga Kerja (SKTM). 

Tahun ini di harapkan 3000 orang dan di bidang Kimia (al; Petrokmia) sebanyak 400 orang. Yang dimulai dari tahun 2013 hingga 2016. Pengolahan ikan dan buah-buahan sudah cukup baik. Pemerintah juga sedang mempersiapkan Paket CP otk Pusat Logistik Berikat Bea Masuk Import di bebaskan dan prosedur administrasi di permudah. Juga di berikan fasilitas pinjaman yang mudah dan bunga yang ringan. (Janri G)

- See more at: http://koranburuh.com/index.php/ekonomi/item/1077-hipmi-optimis-meski-perlambatan-ekonomi#sthash.tx7b65h3.dpuf

JAKARTA- Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian meminta para pengusaha muda harus kreatif mencari peluang usaha di tengah pelemahan ekonomi saat ini.

"Untuk itu Kementerian Perindustrian akan terus mendorong para pengusaha (HIPMI) untuk berkontribusi terhadap peningkatan daya saing,"kata Menteri Perindustrian, Saleh Husin, dalam Forum Dialog Hipmi ke-31 dengan tema Ditengah Lesunya Perekonomian Indonesia, Masih Adakah Peluang Usaha dan Solusinya di Kantor Hipmi, Jakarta, Kamis (08/10).

Pemerintah menelorkan banyak program pemberdayaan masyarakat yang dapat dilakukan bersama, pelatihan dan pendampingan masyarakat, penemuan wirausaha baru yang berdaya saing, dan program pembangunan lainnya dalam mensejahterakan masyarakat.

Saleh mengemukakan, pemerintah setiap hari selalu mengeluarkan kebijakan agar pengusaha lebih bergairah.

Seperti program pemberdayaan masyarakat yang dapat dilakukan bersama, pelatihan dan pendampingan masyarakat, penemuan wirausaha baru yang berdaya saing, dan program pembangunan lainnya dalam mensejahterakan masyarakat.

Dia berharap melalui paket kebijakan tersebut industri dalam negeri dapat menjadi pemimpin di Asean, yang pada akhirnya diharapkan pertumbuhan industri dapat di atas 6 persen.

Pada kesempatan yang sama Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong atau lebih dikenal Tom Lembong merasa senang dan antusias bahwa dirinya dapat berkumpul kembali dengan para pengusaha muda Indonesia. 

"Sampai tujuh minggu lalu saya masih pengusaha muda. Jadi, mungkin sambutan yang paling cocok buat saya welcome home. Saya senang sekali merasa pulang kampung," ujar Tom berseloroh.

Dia menilai lesunya ekonomi saat ini justru akan menjadi kesempatan tumbuhnya pengusaha dan pelaku bisnis baru yang kemudian akan menanam hasilnya saat ekonomi membaik.

"Bibit-bibit sukses seringkali di tanam saat sedang berada dalam situasi rendah-rendahnya kondisi ekonomi. Itu keberanian luar biasa pada saat moment sedang gelap-gelapnya," jelas Tom.
 
Sementara itu Ketua Umum HIPMI Bahlil Lahadalia menyatakan keyakinannya bahwa kondisi ekonomi nasional akan pulih walau saat ini sedang lesu. 

"Namun, Hipmi yakin dengan optimisme dan kerja keras akan menjadi kunci untuk mewujudkan kebangkitan pengusaha bersama," pungkas Bahlil. 

Selain kedua menteri tersebut, hadir pula Pada acara ini, hadir pula sebagai pembicara lainnya; Hendi Setiono pendiri Baba Rafi, Budi Frans Budi Pranata sebagai CFO ZALORA, Jesayas Fernaditus selaku Head of Go-Food by Go-Jek, serta Ian Dafy fachry sebagai Direktur PT.Sarana Penida & Ketua BPP HIPMI, dengan Moderator Ardantya Syahreza (CEO MKI Group).(rp/net) - 

See more at: http://www.satunews.com/read/ekonomi/22367/2015/10/09/ekonomi-lesu--pemerintah-minta-pengusaha-harus-kreatif-html#sthash.YccsU2w3.dpuf


Minggu, 16 Agustus 2015

Kisah Bung Karno dan Bung Hatta di 70 Tahun Kemerdekaan


Kisah nyata : 
SAAT-SAAT TERAKHIR BUNG KARNO SETELAH TERUSIR DARI ISTANA NEGARA. 

"Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” (Soekarno, 1967)

Tak lama setelah mosi tidak percaya parlemen bentukan Nasution di tahun 1967 dam MPRS menunjuk Suharto sebagai Presiden RI, Bung Karno menerima surat untuk segera meninggalkan Istana dalam waktu 2 X 24 Jam.

Bung Karno tidak diberi waktu untuk menginventarisir barang-barang pribadinya. Wajah-wajah tentara yang mengusir Bung Karno tidak bersahabat lagi. "Bapak harus cepat meninggalkan Istana ini dalam waktu dua hari dari sekarang!".

Bung Karno pergi ke ruang makan dan melihat Guruh sedang membaca sesuatu di ruang itu. "Mana kakak-kakakmu" kata Bung Karno. Guruh menoleh ke arah Bapaknya dan berkata "Mereka pergi ke rumah Ibu".

Rumah Ibu yang dimaksud adalah rumah Fatmawati di Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru. Bung Karno berkata lagi "Mas Guruh, Bapak tidak boleh lagi tinggal di Istana ini lagi, kamu persiapkan barang-barangmu, jangan kamu ambil lukisan atau hal lain, itu punya negara". Kata Bung Karno,

Bung Karno lalu melangkah ke arah ruang tamu Istana, disana ia mengumpulkan semua ajudan-ajudannya yang setia. Beberapa ajudannya sudah tidak kelihatan karena para ajudan bung karno sudah ditangkapi karena diduga terlibat Gestapu. "Aku sudah tidak boleh tinggal di Istana ini lagi, kalian jangan mengambil apapun, Lukisan-lukisan itu, Souvenir dan macam-macam barang. Itu milik negara.

Semua ajudan menangis saat tau Bung Karno mau pergi "Kenapa bapak tidak melawan, kenapa dari dulu bapak tidak melawan..." Salah satu ajudan separuh berteriak memprotes tindakan diam Bung Karno.

"Kalian tau apa, kalau saya melawan nanti perang saudara, perang saudara itu sulit jikalau perang dengan Belanda jelas hidungnya beda dengan hidung kita. Perang dengan bangsa sendiri tidak, wajahnya sama dengan wajahmu...keluarganya sama dengan keluargamu, lebih baik saya yang robek dan hancur daripada bangsa saya harus perang saudara". tegas bung karno kepada ajudannya.

Tiba-tiba beberapa orang dari dapur berlarian saat mendengar Bung Karno mau meninggalkan Istana. "Pak kami memang tidak ada anggaran untuk masak, tapi kami tidak enak bila bapak pergi, belum makan. Biarlah kami patungan dari uang kami untuk masak agak enak dari biasanya".

Bung Karno tertawa "Ah, sudahlah sayur lodeh basi tiga itu malah enak, kalian masak sayur lodeh saja. Aku ini perlunya apa..."

Di hari kedua saat Bung Karno sedang membenahi baju-bajunya datang perwira suruhan Orde Baru. "Pak, Bapak harus segera meninggalkan tempat ini". Beberapa tentara sudah memasuki ruangan tamu dan menyebar sampai ke ruang makan.

Mereka juga berdiri di depan Bung Karno dengan senapan terhunus. Bung Karno segera mencari koran bekas di pojok kamar, dalam pikiran Bung Karno yang ia takutkan adalah bendera pusaka akan diambil oleh tentara.

Lalu dengan cepat Bung Karno membungkus bendera pusaka dengan koran bekas, ia masukkan ke dalam kaos oblong, Bung Karno berdiri sebentar menatap tentara-tentara itu, namun beberapa perwira mendorong tubuh Bung Karno untuk keluar kamar.

Sesaat ia melihat wajah Ajudannya Maulwi Saelan ( pengawal terakhir bung karno ) dan Bung Karno menoleh ke arah Saelan.

"Aku pergi dulu" kata Bung Karno dengan terburu-buru. "Bapak tidak berpakaian rapih dulu, Pak" Saelan separuh berteriak.

Bung Karno hanya mengibaskan tangannya. Bung Karno langsung naik VW Kodok, satu-satunya mobil pribadi yang ia punya dan meminta sopir diantarkan ke Jalan Sriwijaya, rumah Ibu Fatmawati.

Di rumah Fatmawati, Bung Karno hanya duduk seharian saja di pojokan halaman, matanya kosong. Ia meminta bendera pusaka dirawat hati-hati. Bung Karno kerjanya hanya mengguntingi daun-daun di halaman.

Kadang-kadang ia memegang dadanya yang sakit, ia sakit ginjal parah namun obat yang biasanya diberikan sudah tidak boleh diberikan. Sisa obat di Istana dibuangi.

Suatu saat Bung Karno mengajak ajudannya yang bernama Nitri gadis Bali untuk jalan-jalan. Saat melihat duku, Bung Karno kepengen duku tapi dia tidak punya uang. "Aku pengen duku, ...Tru, Sing Ngelah Pis, aku tidak punya uang" Nitri yang uangnya pas-pasan juga melihat ke dompetnya, ia merasa cukuplah buat beli duku sekilo.

Lalu Nitri mendatangi tukang duku dan berkata "Pak Bawa dukunya ke orang yang ada di dalam mobil". Tukang duku itu berjalan dan mendekat ke arah Bung Karno. "Mau pilih mana, Pak manis-manis nih " sahut tukang duku dengan logat betawi kental.

Bung Karno dengan tersenyum senang berkata "coba kamu cari yang enak". Tukang Duku itu mengernyitkan dahinya, ia merasa kenal dengan suara ini. Lantas tukang duku itu berteriak "Bapak...Bapak....Bapak...Itu Bapak...Bapaak" Tukang duku malah berlarian ke arah teman-temannya di pinggir jalan" Ada Pak Karno, Ada Pak Karno...." mereka berlarian ke arah mobil VW Kodok warna putih itu dan dengan serta merta para tukang buah memberikan buah-buah pada Bung Karno.

Awalnya Bung Karno tertawa senang, ia terbiasa menikmati dengan rakyatnya. Tapi keadaan berubah kontan dalam pikiran Bung Karno, ia takut rakyat yang tidak tau apa-apa ini lantas digelandang tentara gara-gara dekat dengan dirinya. "Tri, berangkat ....cepat" perintah Bung Karno ia melambaikan ke tangan rakyatnya yang terus menerus memanggil namanya bahkan ada yang sampai menitikkan air mata. Mereka tau pemimpinnya dalam keadaan susah.

Mengetahui bahwa Bung Karno sering keluar dari Jalan Sriwijaya, membuat beberapa perwira pro Suharto tidak suka. Tiba-tiba satu malam ada satu truk ke rumah Fatmawati dan mereka memindahkan Bung Karno ke Bogor. Di Bogor ia dirawat oleh Dokter Hewan!...

Tak lama setelah Bung Karno dipindahkan ke Bogor, datanglah Rachmawati, ia melihat ayahnya dan menangis keras-keras saat tau wajah ayahnya bengkak-bengkak dan sulit berdiri.

Saat melihat Rachmawati, Bung Karno berdiri lalu terhuyung dan jatuh. Ia merangkak dan memegang kursi. Rachmawati langsung teriak menangis.

Malamnya Rachmawati memohon pada Bapaknya agar pergi ke Jakarta saja dan dirawat keluarga. "Coba aku tulis surat permohonan kepada Presiden" kata Bung Karno dengan suara terbata. Dengan tangan gemetar Bung Karno menulis surat agar dirinya bisa dipindahkan ke Jakarta dan dekat dengan anak-anaknya.

Rachmawati adalah puteri Bung Karno yang paling nekat. Pagi-pagi setelah mengambil surat dari bapaknya, Rachma langsung ke Cendana rumah Suharto. Di Cendana ia ditemui Bu Tien yang kaget saat melihat Rachma ada di teras rumahnya.

"Lhol, Mbak Rachma ada apa?" tanya Bu Tien dengan nada kaget. Bu Tien memeluk Rachma, setelah itu Rachma bercerita tentang nasib bapaknya. Hati Bu Tien rada tersentuh dan menggenggam tangan Rachma lalu dengan menggenggam tangan Rachma bu Tien mengantarkan ke ruang kerja Pak Harto.

"Lho, Mbak Rachma..ada apa?" kata Pak Harto dengan nada santun. Rachma-pun menceritakan kondisi Bapaknya yang sangat tidak terawat di Bogor. Pak Harto berpikir sejenak dan kemudian menuliskan memo yang memerintahkan anak buahnya agar Bung Karno dibawa ke Djakarta. Diputuskan Bung Karno akan dirawar di Wisma Yaso.

Bung Karno lalu dibawa ke Wisma Yaso, tapi kali ini perlakuan tentara lebih keras. Bung Karno sama sekali tidak diperbolehkan keluar dari kamar. Seringkali ia dibentak bila akan melakukan sesuatu, suatu saat Bung Karno tanpa sengaja menemukan lembaran koran bekas bungkus sesuatu, koran itu langsung direbut dan ia dimarahi.

Kamar Bung Karno berantakan sekali, jorok dan bau. Memang ada yang merapikan tapi tidak serius. Dokter yang diperintahkan merawat Bung Karno, dokter Mahar Mardjono nyaris menangis karena sama sekali tidak ada obat-obatan yang bisa digunakan Bung Karno.

Ia tahu obat-obatan yang ada di laci Istana sudah dibuangi atas perintah seorang Perwira Tinggi. Mahar mardjono hanya bisa memberikan Vitamin dan Royal Jelly yang sesungguhnya hanya madu biasa. Jika sulit tidur Bung Karno diberi Valium, Sukarno sama sekali tidak diberikan obat untuk meredakan sakit akibat ginjalnya tidak berfungsi.

Banyak rumor beredar di masyarakat bahwa Bung Karno hidup sengsara di Wisma Yaso, beberapa orang diketahui diceritakan nekat membebaskan Bung Karno.

Bahkan ada satu pasukan khusus KKO dikabarkan sempat menembus penjagaan Bung Karno dan berhasil masuk ke dalam kamar Bung Karno, tapi Bung Karno menolak untuk ikut karena itu berarti akan memancing perang saudara.

Pada awal tahun 1970 Bung Karno datang ke rumah Fatmawati untuk menghadiri pernikahan Rachmawati. Bung Karno yang jalan saja susah datang ke rumah isterinya itu. Wajah Bung Karno bengkak-bengkak.

Ketika tau Bung Karno datang ke rumah Fatmawati, banyak orang langsung berbondong-bondong ke sana dan sesampainya di depan rumah mereka berteriak "Hidup Bung Karno....hidup Bung Karno....Hidup Bung Karno...!!!!!"

Sukarno yang reflek karena ia mengenal benar gegap gempita seperti ini, ia tertawa dan melambaikan tangan, tapi dengan kasar tentara menurunkan tangan Sukarno dan menggiringnya ke dalam. Bung Karno paham dia adalah tahanan politik.

Masuk ke bulan Februari penyakit Bung Karno parah sekali ia tidak kuat berdiri, tidur saja. Tidak boleh ada orang yang bisa masuk. Ia sering berteriak kesakitan. Biasanya penderita penyakit ginjal memang akan diikuti kondisi psikis yang kacau.

Ia berteriak " Sakit....Sakit ya Allah...Sakit..." tapi tentara pengawal diam saja karena diperintahkan begitu oleh komandan. Sampai-sampai ada satu tentara yang menangis mendengar teriakan Bung Karno di depan pintu kamar. Kepentingan politik tak bisa memendung rasa kemanusiaan, dan air mata adalah bahasa paling jelas dari rasa kemanusiaan itu.

Hatta yang dilapori kondisi Bung Karno menulis surat pada Suharto dan mengecam cara merawat Sukarno. Di rumahnya Hatta duduk di beranda sambil menangis sesenggukan, ia teringat sahabatnya itu. Lalu dia bicara pada isterinya Rachmi untuk bertemu dengan Bung Karno.

"Kakak tidak mungkin kesana, Bung Karno sudah jadi tahanan politik" ujar istri bung hatta.

Hatta menoleh pada isterinya dan berkata "Sukarno adalah orang terpenting dalam pikiranku, dia sahabatku, kami pernah dibesarkan dalam suasana yang sama agar negeri ini merdeka. Bila memang ada perbedaan diantara kami itu lumrah tapi aku tak tahan mendengar berita Sukarno disakiti seperti ini".

Hatta menulis surat dengan nada tegas kepada Suharto untuk bertemu Sukarno, ajaibnya surat Hatta langsung disetujui, ia diperbolehkan menjenguk Bung Karno.

Hatta datang sendirian ke kamar Bung Karno yang sudah hampir tidak sadar, tubuhnya tidak kuat menahan sakit ginjal. Bung Karno membuka matanya. Hatta terdiam dan berkata pelan "Bagaimana kabarmu, No" kata Hatta ia tercekat mata Hatta sudah basah.

Bung Karno berkata pelan dan tangannya berusaha meraih lengan Hatta "Hoe gaat het met Jou?" kata Bung Karno dalam bahasa Belanda - Bagaimana pula kabarmu, Hatta - Hatta memegang lembut tangan Bung Karno dan mendekatkan wajahnya, air mata Hatta mengenai wajah Bung Karno dan Bung Karno menangis seperti anak kecil.

Dua proklamator bangsa ini menangis, di sebuah kamar yang bau dan jorok, kamar yang menjadi saksi ada dua orang yang memerdekakan bangsa ini di akhir hidupnya merasa tidak bahagia, suatu hubungan yang menyesakkan dada.

Tak lama setelah Hatta pulang, Bung Karno meninggal. Sama saat Proklamasi 1945 Bung Karno menunggui Hatta di kamar untuk segera membacai Proklamasi, saat kematiannya-punBung Karno juga seolah menunggu Hatta dulu, baru ia berangkat menemui Tuhan...

----------------

Merdeka.com - Ali Sadikin terhenyak mendengar kabar itu. Mantan Wakil Presiden Mohammad Hatta tak mampu membayar iuran air PAM. Saking kecilnya uang pensiun, Hatta juga kesulitan membayar listrik dan uang pajak dan bangunan.

Gubernur legendaris Jakarta itu terharu melihat kondisi Hatta. Seorang pemimpin yang jujur hingga hidup susah di hari tua.

"Begitu sederhananya hidup pemimpin kita pada waktu itu," kata Bang Ali terharu. Hal itu dikisahkan Bang Ali dalam biografinya Bang Ali, Demi Jakarta 1966-1977 yang ditulis Ramadhan KH.

Bang Ali tak cuma terharu, dia langsung bergerak. Sang Letnan Jenderal Marinir itu melobi DPRD DKI untuk menjadikan Bung Hatta sebagai warga kota utama. Dengan begitu Bung Hatta terbebas dari iuran air dan PBB.

DPRD setuju. Pemerintah Pusat juga memberikan sejumlah bantuan, di antaranya bebas bayar listrik.

Ironi, seorang proklamator, mantan wakil presiden, mantan perdana menteri dan seorang Bapak Bangsa Indonesia tak punya uang untuk membayar listrik dan air. Tapi itulah kejujuran seorang Mohammad Hatta. Padahal jika mau main proyek, Hatta tentu bisa kaya tujuh turunan macam pejabat bermental bandit.

Banyak kisah kesederhanaan Hatta yang bisa membuat air mata meleleh. Saat Hatta tak bisa membelikan mesin jahit untuk istrinya karena kekurangan uang. Atau sepatu Bally yang tak terbeli hingga akhir hayatnya. Guntingan iklan sepatu itu masih tersimpan rapi di perpustakaannya. Namun sepatunya tak terbeli oleh sang proklamator.

Hatta tak meninggalkan banyak uang. Dia mewariskan keteladanan untuk Bangsa ini. Keteladanan yang kini makin jauh dengan perilaku korup para pejabat negara.